CHAPTER XIII - I'M SORRY

110 9 0
                                    

.

Mulai sekarang, maukah kau jadi tulangku.

**

Yuna kembali dari kamar dengan membawa beberapa hotpad, tinggal beberapa langkah lagi menuju api unggun seseorang menariknya dan memegang kedua pipinya.

"Mingyu-ya, kenapa?" ucap Yuna

"Lihat aku"

Yuna yang tak mengerti sama sekali hanya mengikuti apa yang dikatakan oleh Mingyu. Mingyu melihat sesuatu yang seharusnya tidak dilihat oleh Yuna. Ia melihat Hoshi dan Jiyeon berciuman. Ia takut Yuna akan sedih jika melihatnya. Mingyu tetap melihat mata Yuna tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun. Tatapan Mingyu pada Yuna menjadi semakin dalam.

"Ya... Kalian berdua sedang apa" sontak Mingyu dan Yuna terkejut, mereka berdua menghadapan ke asal suara, dengan kedua tangan Mingyu masih di pipi Yuna

"Ya.. Jangan bilang kalian" ucap Soonyoung

"Apa, apa, apa" jawab Mingyu sambil mendorong Soonyoung menjauh dari sana

"Tadi itu apa?" sahut Jiyeon

"Apanya yang apa"

"Eii. Aku sudah melihat semuanya. Pasti ada sesuatu, kalau tidak kenapa mingyu memegang kepalamu. Apa dia tidak mengatakan apapun padamu?"

"Tidak ada, hanya saja..." perkataan Yuna terhenti saat ia sadar ada yang aneh dengan Mingyu

"Seperti memang ada yang aneh dengan temanmu?" sambung yuna

Jiyeon hanya bisa tertawa mendengar ucapan temannya itu. Karena hari semakin malam dan dingin Jiyeon mengajak Yuna untuk menuju kamar dan beristirahat karena meraka masih akan melaksanakan serangkaian permainan.

Sebelum tidur Jiyeon menyempatkan diri untuk mengirim pesan singkat pada Mingyu.

To: Mingyu-ya

'Mingyu ya... Jika kau memang menyukai Yuna ungkapkanlah, dan pastikan kau mengatakannya dengan keren, aku akan mendukung mu, fighting'

Mingyu membaca pesan itu dengan raut muka masih tak percaya. Semudah itukah hatinya, dia bisa menerima kembali orang yang bahkan sangat melukainya dan tidak melihat orang yang ada bersamanya selama ini ada di sampingnya.

To: Lee Jiyeon

'Aku rasa kau perlu mengatakan sesuatu padaku'
'Dan jika kau memang ingin aku melakukannya, baiklah, tunggu saja waktunya'

**

Untuk hari ini, permainan yang diadakan lebih menantang dan seru dari hari sebelumnya. Disaat jam istirahat, Jiyeon menghampiri Mingyu yang tengah duduk sendirian.

"Kenapa kau kemari... Aku tak ingin pacarmu melihatnya" sahut Mingyu

"Pacar apanya"

"Sudahlah, jangan pura-pura tak tahu, aku sudah melihatnya sendiri"

Jiyeon langsung terdiam mendengar ucapan Mingyu. Awalnya Jiyeon memang sudah menduga karena Mingyu tiba-tiba muncul dan langsung mencegah Yuna mendekatinya. Ia tahu betul bahwa Yuna adalah penggemar Hoshi. Dan selama ini Jiyeon juga sudah berbohong pada Yuna tentang beberapa hal.

"Terima kasih Mingyu-ya, untuk tadi malam" ucap Jiyeon

"Apa kau akan benar-benar memulainya lagi dengan Soonyoung-hyung"

"Haah... Aku belum yakin"

"Yakinkanlah hatimu, jadi aku bisa menjauh dan aku akan melupakan perasaanku padamu" Mingyu langsung bangkit dari duduknya berlalu tanpa melihat Jiyeon.

Jiyeon telihat sedih dengan kepergian Mingyu. Bohong jika Jiyeon mengatakan tak memiliki rasa dengan Mingyu. Mingyu adalah satu-satunya orang yang sangat mengerti sangat mengerti Jiyeon dibandingkan orang lain. Dan alasan Jiyeon tidak pernah menerima Mingyu tak cuman Soonyoung yang terlanjur membuatnya nyaman tapi Jiyeon tak ingin kehilangan sosok sahabat seperti Mingyu. Ia bisa saja menerima cinta Mingyu ketika itu saat ia tidak memikirkan hubungan persahabatan yang telah mereka jalin sejak lama.

Maafkan aku Mingyu...

Selama dua hari sisa perkemahan, selama itu juga hubungan antara Mingyu dan Jiyeon menjadi dingin dari biasanya. Bagaimana dengan Soonyoung? Dia meninggalkan perkemahan lebih cepat karena tuntutan jadwal yang tak bisa ia hindari, dan lagi Jiyeon belum memberikan jawaban apapun.

"Jiyeon-a, kau dan Mingyu bertengkar?" bisik Yuna saat di atas bus

"Kurasa begitu"

"Kenapa"

"Nanti ku ceritakan"

Tiba-tiba sebuah pesan menghampiri ponsel milik Jiyeon

From: Kwon Soonyoung

Apa sudah ada jawaban untukk???  Aku akan menunggumu

Ia hanya terdiam tanpa membalas pesan tersebut, ia masih bimbang.

**

Jiyeon dan Mingyu menaiki bus yang sama agar menuju rumah mereka. Biasanya mereka berdua duduk di bangku yang sama meskipun mereka sedang bertengkar, tapi kini tidak. Yang biasanya mereka jalan berdampingan menyusuri jalan kini tidak. Mingyu benar-benar menjauh dari Jiyeon.

"YA! KIM MINGYU" sorak Jiyeon pada Mingyu yang berada 5 meter di depannya.

"BENAR,, AKU MENYUKAINYA, MESKI DIA SUDAH MENYAKITIKU,, BENAR,, AKU YANG BODOH KARENA HANYA MELIHAT DIRINYA... TAPI..." kalimat Jiyeon terputus, ia berjalan perlahan mendekati Mingyu

"Tapi... apa kau tahu apa yang aku rasakan sekarang?? Apa yang aku tahan sekarang?? Aku memang bodoh, tapi aku tidak buta... Kau tahu, aku hampir melupakan semua tentang oppa dan aku hanya melihat dirimu, kau tahu kan?? Disaat oppa kembali semua hal tentangnya kembali, dan bukan berarti aku menghapus dirimu, aku berusaha keras untuk tetap melupakannya dan melihatmu, tapi aku tak bisa..." ucap Jiyeon yang mulai terisak di depan Mingyu

"Aku tak bisa Mingyu-ya, karena kau temanku... bagaimana aku bisa memiliki perasaan lebih padamu. Ketika aku melihat oppa aku sadar kita tak bisa menerima mu lebih, aku tak bisa mengkhianati persahabatan kita... Karena kau sahabatku dan aku sahabatmu... aku tak bisa" Jiyeon tak bisa menghentikan airmatanya yang memaska untuk keluar.

Mingyu yang meilhat Jiyeon menangis terisak langsung memeluk Jiyeon. Ia tak tega melihat Jiyeon seperti ini. Awalnya ia hanya berfikir bahwa Jiyeon tak pernah memiliki perasaan yang sama dengan nya. Ia merasa sedikit menyesal kepada Jiyeon karena sudah salah paham.

"Kenapa kau tak pernah bilang, jika kau bilang dari dulu aku tak akan begini. Tapi aku butuh waktu sekarang agar terbiasa" ucap Mingyu

"Ahh... karena mu aku melewati banyak gadis. Padahal banyak gadis cantik di kampus tapi aku hanya melihat dirimu. Ahh" ucap Mingyu bercanda. Mendengar itu, Jiyeon langsung mendongakkan kepalanya dan langsung menoel kepala Mingyu keras

"Aish, kau.. kau yang tidak peka kenapa malah menyalahiku" ucap Jiyeon

Seberapa besarnya aku mencoba untuk berpaling, tapi aku tak bisa.

Benar jika setiap saat ada kau di hari-hariku

Tapi tetap saja..

Seberapa kerasnya kau mencoba membuatku menerimamu

Membuatku mengerti akan perasaanmu.

Aku sadar aku juga memiliki perasaan yang sama dengan mu

Disaat itu juga aku sadar bahwa kau ada adalah sahabatku

Sahabat terbaik yang pernah aku punya

Aku ingin kau mengerti

Bahwa aku tak ingin mengkhianati

persahabatan yang telah kita bangun sejak lama

Maafkan aku

HIS REGRET [Hoshi Svt] (on revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang