CHAPTER II - THAT MAN

222 14 0
                                    

"Annyeong, Lee Jiyeon, lama tak bertemu" sapa Hoshi hangat yang di balas Jiyeon dengan tatapan dingin. Berniat untuk melalui Hoshi, namun Hoshi menahan tangannya "Kau mau kemana?, cuaca sangat dingin sekarang kenapa kau tak mengenakan syal?" tanya Hoshi panjang, namun tetap dibalas dengan diam oleh Jiyeon, Hoshi menarik Jiyeon mendekatinya dan memasangkan syal berwarna merah yang ia bawa dan tanpa reaksi apapun dari Jiyeon. Beberapa detik kemudian Jiyeon melepaskan syal yang telah rapi meliliti lehernya dan memberikannya kepada Hoshi "Sepertinya kau yang lebih membutuhkannya" jawab Jiyeon berlalu meninggalkan Hoshi yang mematung dengan syal merah itu sambil melihat punggung Jiyeon yang semakin menghilang.

Jiyeon bertemu dengan Mingyu di toko kaset hari ini. Jiyeon mengelilingi bagian counter musik Kpop terkini, di sana terpampang poster besar Seventeen. Mingyu yang kembali dari kasir menghampiri Jiyeon "Mereka sangat terkenal akhir-akhir ini, dan kau beruntung bisa kenal dekat dengan salah satu dari mereka" bisik Mingyu, namun Jiyeon terlihat tak senang dan menoel pelan kepala Mingyu.

Selesai membeli kaset Mingyu mentraktir Jiyeon minuman di sebuah cafe. Mingyu membuka obrolan dengan berceloteh tentang Yuna yang akhirnya menemukan semangat untuk pergi ke kampus. "Dia terlihat sangat semangat sekarang, apa kau tidak? seharusnya kau senang akhirnya bisa bertemu Soonyoung-hyung", "Memangnya dia siapa? memangnya aku hanya semangat ke kampus karena ada dia, itu konyol" jawab Jiyeon dengan nada ketus, "Ya setidaknya kau mengenalnya lebih dari orang lain" jawab Mingyu, "Haah.. sepertinya aku harus menyerah padamu lagi, karena Soonyoung-hyung telah kembali ke tengah-tengah kita" sambung Mingyu menghela nafas, "Memangnya dia siapa sampai kau harus menyerah" jawab Jiyeon kembali dengan nada ketus "Dia adalah orang yang pernah singgah di hatimu, dan aku sudah dipastikan kalah dengannya bahkan sebelum kami memulai perang" jawab Mingyu penuh penekanan di setiap katanya.

Jiyeon berjalan menuju rumahnya. Langkahnya terhenti ketika ia berada di tempat ia bertemu Hoshi sebelumnya. Jiyeon terbayang-bayang kalimat Mingyu di cafe tadi

'Dia adalah orang yang pernah singgah di hatimu'

Jiyeon merasakan bulu kuduknya merinding setelah mengingat kalimat itu dan membuatnya berlarian memasuki rumah.

Jiyeon masuk rumah dan membanting pintu dengan tampang seperti melihat hantu

"Aish... tak bisakah kau menutup pintu itu pelan-pelan" kutuk Seungcheol

"Ah mian oppa..." jawab Jiyeon dengan senyum unyu nya yang membuat hati Seungcheol luluh.

"Ah... tadi aku bertemu dengan Soonyoung, apa kau bertemu dengannya?" tembak Jihoon kepada Jiyeon

Jiyeon yang hendak membuka pintu kamarnya mematung ketika mendengar nama Soonyoung.

"Oppa... bisakah kau tak menyebut namanya" lirih Jiyeon dengan nada yang terdengar letih

Jiyeon menghempaskan badannya ke atas kasur yang empuk. Ia melihat langit-langit kamarnya yang dihiasi bintang-bintang indah. Seketika Jiyeon terbang ke masa lalu yang sebenarnya telah dia hapus, tapi entah kenapa ingatan itu kembali menghiasi kepalanya. Ingatan yang membuatnya ingin kembali sekaligus melupakan masa-masa itu.

Jiyeon seketika bangkit dari tidurnya ia melihat ke atas lemarinya dan menurunkan kardus yang ada di sana, ia berniat untuk membukanya tapi ia urungkan. Jiyeon kemudian membawa kardus lusuh itu keluar kamarnya dan meletakannya di tempat sampah yang ada di belakang rumahnya, dan kembali ke kamarnya dengan tampang datar. Namun saat malam hari Jiyeon melihat kardus itu byang ternyata masih ada di sana. Ia termenung sebentar lalu membawa kembali kardus lusuh dan berdebu itu ke kamarnya. Jihoon melihat tingkah sang adik dengan tampang dinginnya dengan segelas coffee mix di tangan.

"Aku akan memeriksanya sebelum benar-benar membuangnya" jawab Jiyeon yang melihat Jihoon yang menatapnya dengan aneh.

Jiyeon membuka kardus itu perlahan. Kardus yang ternyata berisi foto-foto, sebuah diari, dan sebuah mainan kunci berbentuk bintang. Jiyeon mengambil diari dan membuka halamannya secara acak dan menemukan sepucuk surat di dalamnya. Di sampul surat itu tertulis

From Kwon Soonyoung, bintangmu.

To Lee Jiyeon, bulanku.


HIS REGRET [Hoshi Svt] (on revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang