Chapter 9

893 38 1
                                    

Ule berjalan keluar kamar Retta setelah menidurkan putri kecilnya itu. Kemudian bergegas menuju kamar tidurnya dan Ricky, dan langsung menyenderkan badannya disandaran ranjang, melamun. Pikirannya melayang ke pertanyaan Mila tadi.

"Gimana kalau Ali tau soal Prilly dan Retta? Gimana kalau Ali mengambil Retta dari aku dan Ricky? Apa aku sanggup? Gak, gak, aku gak sanggup kalau Retta harus pergi ninggalin aku. Aku sangat menyayangi Retta, gak akan mungkin aku sanggup kehilangan dia. Ya Tuhan aku harus bagaimana? Aku benar-benar gak rela kalau Retta pergi dari sisiku!! Satu-satunya cara supaya Retta tetap berada didekapanku, Ali gak boleh tau soal Prilly dan terutama Retta. Yah, Ali gak boleh tau soal Retta" batin Ule. Karena Ule melamun terlalu dalam, dia tidak menyadari Ricky telah berada disampingnya dan menatap wajahnya. Ule tersadar dari lamunannya saat Ricky meletakkan kepalanya di dada Ricky.

"Kamu ngelamunin apa ma?"

Ule menggelengkan kepalanya, "Gak ngelamunin apa-apa kok pa"

"Jangan bohong ma, papa tau mama lagi ngelamun tadi. Masalah apa yang buat istri cantikku ini melamun terlalu dalam sampai tidak menyadari kalau suami gantengnya udah berada disampingnya?"

Ule mendongakkan kepalanya menatap Ricky dengan setetes air mata telah menetes dari mata indahnya. "Mama takut pa!!"

"Mama takut apa?" tanya Ricky menghapus air mata Ule.

"Mama takut kalau Retta pergi dari kita"

"Maksud mama?"

"Kalau Prilly udah sembuh dari sakitnya atau Ali tau soal Retta, pasti mereka akan membawa Retta pergi dari kita. Mama gak mau Retta pergi dari sisi mama, mama sangat menyayangi Retta pa" jawab Ule terisak. Bahunya naik turun menahan isak tangis.

Ricky membawa Ule ke dalam dekapannya, mengelus punggung Ule memberi ketenangan untuk istrinya. "Mama sayang, papa tau perasaan yang mama rasakan. Papa juga menyayangi Retta, bahkan sangat menyayanginya. Papa udah anggap Retta itu seperti anak kandung papa sendiri. Tapi Retta juga berhak bersama orang tua kandungnya. Lagipula kita juga gak akan kehilangan Retta jika nanti Ali tau soal Retta karena kita tetap orang tua untuk Retta dan Retta tetap anak kita, sama seperti Jayden dan Lauren. Jadi gak akan ada yang berubah dengan kita dan Retta saat nanti semuanya terbongkar"

Ule semakin memeluk erat Ricky dan semakin menumpahkan tangisnya mendengar perkataan suaminya.

"Udah sekarang mama jangan nangis lagi" kata Ricky menghapus air mata Ule.

"Maafin aku sayang, gak bisa menjadi istri sempurna buat kamu, belum bisa kasih anak buat kamu" ucap Ule menatap dalam mata teduh Ricky.

Ricky tersenyum mendengar perkataan Ule. "Sayang, buat aku kamu adalah wanita dan istri yang sempurna yang Tuhan kirim dihidupku. Aku sangat bahagia mencintai dan dicintai olehmu. Aku gak pernah mempermasalahkan kamu belum memberiku anak karena bagi aku melihatmu bahagia disampingku itu adalah kebahagiaanku juga. Soal anak mungkin Tuhan belum mempercayai kita mempunyai anak kandung sendiri, tapi kita punya anak-anak sahabat kita yang berarti anak-anak kita juga. Kita berusaha dan berdoa, dan serahkan hasilnya kepada Tuhan hanya itu yang bisa kita lakukan sayang"

"Aku pun sangat bangga mempunyai suami seperti kamu sayang. Makasih sudah menyayangi aku dengan sepenuh hati. Makasih karena selalu menguatkan aku dengan kekuatan cintamu. I love you sayang" ucap Ule mengecup bibir Ricky lalu menenggelamkan kepalanya didada Ricky.

"I love you more, honey" balas Ricky mengecup puncak kepala Ule.

💙💙 Power Of Love 💙💙

Keesokan harinya di rumah Kemil, Mila sedang berkutat di dapur, memasak sarapan untuk suami tercintanya. Setelah selesai memasak, Mila bergegas ke kamar tidurnya untuk membangunkan Kevin. Dibukanya pintu kamarnya secara perlahan lalu beranjak masuk. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman melihat wajah damai suaminya saat tertidur.

Mila berjalan perlahan mendekat ke arah ranjang, sambil duduk di tepi ranjang dibelai wajah suaminya lembut. Dikecupnya bibir Kevin sekilas, "Morning suamiku. Bangun yuk!"

Kevin membuka matanya sekilas lalu tersenyum melihat Mila. Tanpa menjawab panggilan Mila, Kevin memindahkan kepalanya kepangkuan Mila dan menenggelamkan kepalanya di perut Mila. Dikecupnya perut rata Mila berulang kali. Mila memejamkan matanya menikmati kecupan Kevin diperutnya.

"Dad, ayo bangun. Daddy kan harus ke kantor" kata Mila mengusap kepala Kevin pelan.

Kevin mendongakkan kepalanya dan pandangannya langsung tertuju kebibir cherry Mila yang selalu menggodanya hingga membuatnya kecanduan. Dilumatnya bibir Mila lembut.

"Morning kiss baby" ucap Kevin tersenyum saat tautan bibirnya dan Mila terlepas. Setelah itu Kevin beranjak ke kamar mandi dan bersiap-siap untuk ke kantor.

20 menit kemudian Kevin telah selesai bersiap-siap dan langsung menuju ke ruang makan untuk sarapan. Di ruang makan telah ada Mila dan Jayden. Mila sedang menyuapi Jayden makan.

"Hai sayang" Kevin mengecup kening dan bibir Mila. Mila balas mengecup bibir Kevin sekilas.

"Morning jagoan daddy" Kevin menunduk mencium gemas pipi Jayden yang duduk di kursi makannya.

"Dydydy,,, brutbrutbrut" celoteh Jayden dengan bahasa bayinya, makanannya belepotan kemana-mana.

"Ya ampun sayang jadi belepotan kan. Jayden gak boleh ngoceh dong kalau lagi mamam, kan makanannya jadi nyembur ke mana-mana. Jadi belepotan nih mulut dan baju Jayden" kata Mila membersihkan sisa makanan di mulut Jayden. Sedangkan Jayden tertawa, tangan mungilnya memukul-mukul tangan Mila.

"Dad, hari ini aku dan Jayden ijin keluar ya" kata Mila merapikan dasi Kevin.

Kevin menatap Mila dan mengeryitkan dahinya bingung. "Ijin kemana sayang?"

"Hanya ke mall kok dad, kan sebentar lagi natal jadi mau beli perlengkapan natal"

"Oh boleh kok. Tapi bawa suster untuk bantuin mommy dan Jayden ya" kata Kevin mengecup bibir Mila sekilas. "Oh iya, pulang dari mall nanti ke kantor ya, kita makan siang sama-sama"

Mila menganggukkan kepalanya setuju lalu Mila dan Jayden berjalan menuju pintu untuk mengantarkan Kevin berangkat ke kantor.

"Ya udah daddy pergi dulu ya. Nanti mommy hati-hati ke mallnya, minta antarin pak Didi aja nanti perginya" kata Kevin saat telah di depan mobilnya.

"Iya daddy. Daddy juga hati-hati di jalan" kata Mila mengecup bibir Kevin sekilas.

"Satu lagi, jangan lirik-lirik cowok lain ya nanti" Kevin balas mengecup kening dan bibir Mila lalu beralih menggendong Jayden. "Pangeran daddy, jagain mommy nanti ya. Kasih tau daddy kalo mommy lirik-lirik cowok lain ya sayang" lanjut Kevin mengecup kening dan pipi chubby Jayden, sebelum mengembalikan Jayden kegendongan Mila dan langsung masuk ke mobil menuju ke kantornya.

Setelah mengantar kepergian Kevin, Mila memasuki rumahnya bersiap-siap untuk jalan-jalan dengan Jayden.

"Suster ikut saya ya, kita ke mall. Tolong siapkan barang-barang Jayden dan tolong bilang sama pak Didi bawakan stroller Jayden ke mobil" ucap Mila pada Elli yang dijawab anggukan patuh oleh susternya Jayden itu.

15 menit kemudian Mila, Jayden dan Elli pergi ke mall dengan di antar oleh supirnya, pak Didi. Setelah sampai di mall, Mila berjalan sambil mendorong stroller Jayden dengan Elli mengekor di belakang Mila. Banyak pasang mata menatap kagum Mila. Walau Mila telah lama keluar dari dunia model, tapi pesona hot mommy satu ini tidak pernah luntur.

Mila mulai memasuki toko yang menjual pernak-pernik natal, yang akan mereka rayakan sekitar seminggu lagi. Setelah puas membeli berbagai macam pernak-pernik natal, Mila beranjak ke toko baju dilanjutkan mengajak Jayden ke arena permainan anak.

Saat Mila beranjak ke arah lift untuk menuju ke lantai 5 tempat arena permainan anak berada, tiba-tiba ada yang menegur Mila.

"Mila!!"

TBC

Power Of Love {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang