Apa yang kau pikirkan jika mendengar cerita tentang seseorang sedang menjalani sebuah hubungan?
Apa mereka akan saling membahagiakan satu sama lain, berbagi pengalaman, menjaga sebuah kepercayaan, dan tidak menyakiti?
Atau kalian pernah berpikir kalau menjalani sebuah hubungan salah satu dari mereka akan menjadi seorang 'pembohong'? Ya pembohong seperti cerita-cerita yang sedang populer dikalangan remaja saat ini.
Kalian tentu tahu bukan maksudku saat aku mengatakan seorang 'pembohong'?
Kalau tidak, mari aku beri tahu melalui pengalaman yang sedang ku alami saat ini.
-----------
Beberapa hari ini, hatiku merasa sangat resah entah mengapa. Aku merasa seperti ada sesuatu yang mengganjal dari hubungan kita. Sudah lama kita tidak berkomunikasi satu sama lain, sudah lama kita tidak berjumpa padahal kita masih berada di suatu hubungan yang sangat aku inginkan, ya suatu hubungan dimana aku dan kamu menjadi sepasang kekasih.
Aku rindu dengan canda tawa yang kamu berikan...
Aku rindu dengan perhatianmu...
Aku rindu dengan senyuman manis yang selalu kamu tunjukkan ke aku...
Aku rindu dengan tatapan kasih sayang yang hangat dan lembut mu seperti menunjukkan kamu benar-benar menyayangiku...
Aku rindu dengan kata-kata manismu yang kamu kirim meski sekedar pesan singkat lewat Handphone, aku sangat merindukan itu...
'Mungkin saat aku merindukanmu, kamu tidak lagi peduli denganku, kamu tidak akan pernah lagi membalas rindu itu,'
Setelah sekian lama, aku terus menunggu kabar yang tidak kunjung datang dari kamu yang sangat aku cintai.
Hingga kini aku tidak sanggup lagi menahan rindu, sudah hentikan! Cukup!
Aku tidak tahan lagi, aku benar-benar merindukan keberadaan kamu di sisiku...
Aku membutuhkanmu sekarang...
Haruskah aku mencoba kembali untuk menghubungi mu lagi? Tetapi aku takut, takut diabaikan seperti yang lalu. Kau hanya melihat pesanku tanpa menjawabnya.
Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi, hmm. Atau mungkin aku harus pergi kerumah dan menghampirimu? Ah ya! Itu ide sangat bagus, aku juga mau tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Aku pun segera mengganti pakaian dan langsung menuju rumahmu.
"Assalammu'alaikum," ucap ku memberi salam.
"Wa'alaikumsalam," ucap laki-laki sambil membukakan pintu, dan ternyata itu kamu. Lalu aku menatapmu lama dan kamu bersikap sangat dingin kepadaku.
"Hmm, ada apa?" tanya kamu dengan nada cuek.
"Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin melihat keadaanmu saja," ucapku sambil menahan air mata dan tersenyum.
"Oh yaudah, tidak ada yang penting kan?" ucap kamu lalu masuk ke dalam rumah dan ingin menutup pintu.
"Tunggu," ucap aku mencegahnya, "Aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu, boleh?" ucapku dengan getir.
"Tidak! Aku malas mendengarnya, aku ingin tidur. Pulang saja sana," ucap kamu seperti membentak dan mengusirku.
"Tetapi aku hanya ingin mengatakan kalau aku merin-," ucapan ku langsung dipotong olehmu.
"Kalau tidak ya tidak, dengar ucapanku tadi kann?!" kata kamu dan segera menutup pintu lalu aku buru-buru mengucapkan, "A..a..ku sangat merindukanmu," sambil meneteskan airmata.
Aku tidak tahu ucapan itu terdengar atau tidak, tetapi aku sangat yakin aku tahu kamu mengetahui itu. Aku pun juga tahu ada sesuatu yang disembunyikan olehmu.
Mungkin kalian kira itu sangat menyakitkan, tetapi setelah kejadian itu ada hal yang lebihhh luar biasa menyakitkan hati dan menghancurkan semua harapan-harapan yang aku ingin wujudkan bersamamu.
Di hari itu,
Hari yang kita tunggu bersama-sama saat aku dan kamu saling mencinta berubah menjadi hari terburuk dalam hidupku.
Hari terakhir pertemuanku denganmu,
hari yang seharusnya tidak akan pernah datang apabila kita saling membahagiakan dan tidak menyakiti.
Hari dimana kamu menjatuhkan harapan dan kepercayaanku terhadapmu, menjatuhkan perasaan aku yang sudah kamu bawa terbang tinggi.
Aku...
Aku kecewa...
---------
'Mungkin dari kejadian itu kalian belum memahaminya karena cerita yang sesungguhnya baru akan dimulai.'
'Cerita yang sesungguhnya akan ada hal yang lebih menakjubkan, hal yang lebih menyakitkan dan menegangkan!'
'Ikuti saja alur cerita, kalian akan terbawa suasana dengan pengalaman yang sesungguhnya terjadi padaku dan aku limpahkan lewat cerita ini agar aku tidak terus menahan sakit,'
KAMU SEDANG MEMBACA
A LIAR
Teen FictionAda waktunya kita memang terasa dekat seolah tak berjarak, seolah engkau disini dan aku disebelahmu. Bercanda, bergurau, tertawa seakan semua ini nyata. Tetapi nyatanya semua itu hanya ilusi belaka, hanya sebagian kecil dari bumbu pertemanan. Dan k...