Pagi yang cerah ini, aku pun harus pergi ke sekolah. Dengan wajah yang kusam, dan tubuh yang masih letih dan lelah serta terkantuk-kantuk karena tidur terlalu larut.
Dan belum lagi saat tiba disekolah nanti, aku melihat orang yang aku sayangi bersama orang lain.
'Huft melelahkan..'
Aku segera mandi dan berganti baju, tetapi saat mengganti baju mamaku masuk ke kamarku dan berbicara kepadaku.
"Kayla," panggil mama.
"Kenapa ma?"
"Mama ingin bicara sebentar,"
"Ada apa?"
"Kamu pindah sekolah ya. Om kamu sekarang jadi kepala sekolah di SMA Galaksi, biar kamu ada yang ngawasin juga."
"Kenapa begitu ma? Kan Kayla udah besar ngapain diawasin?"
"Mama tau masalah kamu disekolah, pasti kamu mau juga kan? Jangan bohongin mama,"
Aku terkejut dengan perkataan mama yang mengetahui masalahku. Ya memang benar perkataan mama, aku memang ingin pindah sekolah karena tidak ingin terus merasakan sakit seperti ini. Tapi jika aku pindah, apa masalah akan selesai?
"Kalau aku pindah sekolah, bukannya sama aja aku lari dari masalah ma? Dan malah aku nanti dikira lakuin yang mereka katakan,"
Aku bertanya seperti itu, karena aku tak lagi sanggup dengan perkataan teman-teman yang menganggap aku telah mengambil Alvin.
"Anggep aja perkataan temanmu angin berlalu. Lagipula, teman-temanmu kebanyakkan sekolah di galaksi ya kan?"
"Iya si ma, ada Cilla juga."
"Yang pasti ada Raihan, Kay. Lumayan kan kamu bisa nebeng terus pdkt terus jadian deh, haha." ledek Mama.
"Ih apaan si Maaa!!"
"Hehe, jadi gimana? Mau kaaan?"
"Iya iya,"
"Yaudah nih pake seragam galaksinya,"
"Buset dah ah, mama udah niat dari kemarin-marin ya buat mindahin Kayla? Udah ada bajunya segala."
"Heem, sepertinya iya. Udah ah mau masak dulu, bhay."
Aku heran dengan mama, aneh sekali dia tapi aku sayang. Kayak kamu, walau nyakitin tetep aku sayang ckckck.
'Udah selesai ganti baju, dannnn welcome toooo new school huuuhh. Mesti perkenalan lagiii, paling males sama begituan. Terus nanti dapet tempat duduk ga ya? Sama siapa ya nanti? Sekelas sama siapa ya? Huaaaaa...'
"Kayla udah siap belumm? cepet lah turun ke bawah! Dandan mulu dah ih, narsis bener." teriak Mama dari bawah.
"Iya mama cantik, sabar napaa! Ini Kayla bawa apaan aja dah? Bukunya gimana?"
"Bawa aja buku kosong, pensil, pulpen, penghapus, rautan terus bawa jiwa dan raga,"
"Apaan dah Mama maaahh! Seriussss?!"
"Iyaiya, itu serius tau. Buruan!!"
Aku pun segera ke bawah, karena malas mendengar ocehan Mama yang berisik sangat.
"Udah ni udah, kan aku harus keliatan cantik sebagai anak baru tau."
Tiba-tiba ada orang yang datang ke rumah, memanggil aku.
"Assalammualaikum, Kaylaa!"
"Wa'alaikumsalam, siapa ya?"
"Siapa tebak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A LIAR
Teen FictionAda waktunya kita memang terasa dekat seolah tak berjarak, seolah engkau disini dan aku disebelahmu. Bercanda, bergurau, tertawa seakan semua ini nyata. Tetapi nyatanya semua itu hanya ilusi belaka, hanya sebagian kecil dari bumbu pertemanan. Dan k...