"Iya. Cepet pulang."
"Oke, aku tutup ya... Assalamualaikum..."
"Waalaikum salam."
Delia tersenyum seraya menatap layar ponselnya yang kembali menanyangkan wallpaper dengan foto pernikahannya bersama Joshua.
"Cha... Kita pulang, ya?" ajak Delia dengan tangannya yang menggandeng tangan Sunkyung. Baru ia hendak pergi dari situ saat ponselnya kembali berdering. Awalnya ia menyangka orang itu adalah Joshua, namun yang ia dapati adalah nomor asing. Ragu, tapi rasa penasaran selalu menang dalam hal apapun. Akhirnya Delia mengangkat panggilan tersebut.
"Hallo?" panggilnya pelan.
"Nyonya Hong?" Suara wanita.
"Iya, ada yang bisa saya bantu?"
"Datangi cafe yang letaknya 500 meter dari istana di arah selatan. Dan kau pasti tahu apa yang bisa kau bantu." Belum sempat Delia menjawab, wanita itu lebih dulu menutup telponnya.
Delia menyuruh salah satu Paspampres untuk mengantarkan Sunkyung pulang dan segera menuju tempat yang wanita itu maksudkan. Sampai di cafe, Delia langsung di sambut seorang pelayan untuk menunjukkan ruangan untuk Delia.
Dan tampaknya ini memang telah disiapkan.
Delia sampai di sebuah ruangan dengan sebuah kaca dua arah yang membatasi ruangan yang ia tempati dan sebuah ruangan lainnya. Wanita itu bisa melihat seorang wanita berambut panjang yang duduk tepat memunggunginya.
Tidak lama, datang seorang pria yang bisa Delia kenali dengan jelas. Joshua, Suaminya.
Dan sampai pada saat ia mendengar semua. Semuanya yang Joshua tutupi. Tidak bisa lagi dijelaskan bagaimana keadaan Delia lahir batin saat itu. Benar-benar kacau. Ia ingin menjadi kuat tapi ia tidak bisa.
Satu orang yang mampu menghancurkannya sedemikian rupa. Hanya dia, orang yang ia cintai.
Menjadi wanita tolol yang seakan tak tahu apapun adalah pilihan Delia. Alasannya? Ia ingin Joshua yang mengatakannya sendiri. Delia ingin menghabiskan waktunya bersama Joshua. Berdua. Dan sampai saat itu tiba...
Delia akan meninggalkan pria itu bersama keluarga kecilnya.
"Nikahi dia." Ucap Delia tegas.
"Delia..."
"Nikahi dia." Ulangnya lagi.
"Kamu ga bisa ngelakuin hal ini ke dia. Aku perempuan dan aku tahu gimana rasanya. Jadi aku mohon nikahi dia..." Joshua menatap Delia lekat. Bukan. Bukan ini yang dia mau. Jika ia menikahi Kathrine, maka...
"Aku tunggu surat cerainya di rumahku..."
"Aku ga mau." Delia membalas tatapan Joshua, tajam. Tanpa menghapus air mata yang sedari tadi turun dengan derasnya tanpa isakan.
"Kenapa? Bukannya ini udah jadi kesepakatan kita?"
"Nggak. Aku ga mau cerain kamu, Del!"
"Dan aku ga mau dimadu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Presiden - Joshua Hong
FanfictionTampan, Mapan, Berpendidikan, Beriman, Berkedudukan. Apa yang kurang dari Joshua Hong? Ya itu.... Indonesia ga punya Ibu Negara. Mampus.