03 OlderSasuYoungerNaru

7.7K 788 119
                                    


Mata biru mengerjap. Mata hitam menatap.

Dua lelaki beda paras saling memandang. Tinggi pun terbilang jauh berbeda, dengan lelaki mata biru hanya sepusar lelaki mata hitam.

"Paman siapa?"

Suara cempereng membuat mata hitam itu memejam. Ah, kenangan lama kian merasuk pikiran.

Masa-masa saat ia masih muda, bertemu dengan anak kecil yang sama. Menghembus napas, lelaki—pria itu berjongkok agar sejajar dengan lelaki mata biru.

Memeluk tubuh kecil itu dengan satu tangan, kemudian meloncat melewati atap rumah. Tentu dengan lelaki—anak kecil yang ikut serta.

"AAAAAAHHH! AKU DICULIK PAMAN MESUMM!"

Juga dengan teriakan membahana di satu desa Konoha.

Di masa Uzumaki Naruto masihlah seorang genin berkelakuan nakal.
.
.

.
.
Prompt Kusanagi_Yakumo 
Tema: Pedofil
Keyword: Shuriken, bokong, cium, susano'o

Disclaimer : Masashi Kishimoto
Fanfiksi ini hanya sekedar latihan dan untuk kesenangan pribadi. Tidak bermaksud menjelekkan karakter asli.
.
.
.

Hari itu panas terik.

Naruto baru menyelesaikan latihan shuriken, asal-asalan, di hutan belakang. Kakashi-sensei sedang dalam misi jounin. Sakura-chan sibuk memasak dengan ibunya. Sasuke—huh! Tidak ada yang peduli dengan bocah sombong!

Menepuk debu yang menempel, kemudian membasuh muka di sungai kecil. Rasanya melihat birunya sungai, membuatnya pengin mengemut es batang. Es batang biru segar, panjang dan gemuk, meleleh saat lidah menjilat, juga menyebar rasa saat mulut menghisap.

Hmm, Naruto tak sabar untuk segera pergi ke tukang penjual es.

Ketika ia tinggal berbelok ke kiri, sosok pria berjubah hitam hadir di hadapannya. Pria itu diam menatap. Tak bergerak, layaknya patung lilin di jalan.

Naruto hampir menjerit kala mata hitam itu bergulir mengikuti gerak geriknya.

"Paman siapa?"

Pria itu tidak menjawab. Naruto mengerjapkan mata. Mengerut heran saat kelopak mata putih menutup. Semakin heran, ketika pria itu memeluk tubuh, dan mengangkat dirinya tanpa permisi.

Naruto berteriak kencang. Panik menguasai pikiran.

Siapa pun! Apa pun! Tolong aku!

Sayangnya jeritan cempereng Naruto malah membuat warga desa berang. Sebab jika Naruto berteriak, maka ada coretan mahakarya di tembok bangunan.

Naruto diturunkan di dekat gua. Tak jauh dari tempatnya latihan. Tubuhnya bergemetar. Namun Naruto langsung waspada, mengambil kunai dan berniat menggores wajah. Sayang, gerakan pria itu tak terbaca. Mendadak kunainya jatuh ke tanah, tubuhnya diperangkap, bokongnya tungging menantang.

Persis seperti kucing betina pengin kawin.

Sontak Naruto menjerit tak terima, menggoyangkan tubuhnya. Menahan air mata di pelupuk, hingga berniat menggigit tangan besar yang menahan kedua tangan.

"Naruto. Apa kau tak tahu aku?"

Mata biru mengernyit. Samar-samar ia kenal dengan suara familier berat mengumandang. Suara itu—

"Sasuke?"

.

.

Percikan api mengisi keheningan hutan. Bau harum ikan bakar menggoda disantap. Gemericik air sungai membuat nyanyian. Dua lelaki beda umur duduk berhadapan.

Kutak KatikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang