12. Tugas Peso 06 Don't Forget

1.9K 170 17
                                    


Tema : Kesan dan Renungan di Tahun 2018


-----

Cicit burung gereja bernyanyi riang, hingga membangunkan pemuda yang menggulung tubuhnya dalam selimut panjang. Alis hitam sang pemuda mengerut tak senang. Menutup telinga dengan bantal, namun percuma sebab kini dia telah bangun sepenuhnya. Menggeram pada burung gereja tak bersalah, jemari pemuda itu meraba ke belakang tubuhnya.

Kosong.

Mengerutkan alis, pemuda berambut hitam acak-acakan itu pun mengintip ke arah tangan yang menjamah ranjang dingin dari balik selimut yang menutup sebagian wajah. Tidak ada. Menghela napas, pemuda berwajah datar itu pun bangun dan melepas selimut yang menutupi badan telanjang--ralat, bagian selangkangan ditutupi boxer biru tua. Dia menguap lebar, cincin di jari manisnya berkilau saat disinari cahaya. Pemuda itu berjalan pelan ke arah dapur dan lagi-lagi menemukan ruang yang kosong.

Sahabat--ah, sekarang bukan sahabat lagi ... lebih tepatnya, suaminya kini tetap pergi bekerja walau di hari Minggu. Pekerjaannya memang memakan waktu sekalipun di hari libur. Di meja makan kotak kecil, mata hitamnya mendapati 3 onigiri bulat dengan catatan kecil di atas plastik yang menutupinya.

'Jangan lupa makan, jangan lupa beli raammeennn! Kita pesta nanti malam. -Si Paling Tampan-'

Senyum kecil mengembang di bibir tipis. Kulit putihnya semakin terlihat bercahaya ketika sinar matahari mengenai tubuh atletis hasil gym sejak ia masih bekerja di kantor lama. Mengingat kantor lama, buat kenangan buruk kembali teringat. Menggelengkan kepala, dia pun berjalan ke kamar mandi untuk menenangkan hati yang menggelap.

.

.

Uchiha Corporation.

Nama yang tidak asing, terutama di kalangan pebisnis. Nama yang diagung-agungkan se-Konoha itu justru dibuang olehnya dan diganti dengan marga Uzumaki. Keluarganya bahkan telah menganggapnya 'mati'. Tentu tak heran sebab berita utama 3 bulan lalu mengenai dirinya gay dengan pemuda berambut pirang, sama saja dengan membiarkan borok di dalam keluarga. Dia tidak masalah, tentunya. Justru merasa lega dengan keputusan pamannya, Madara, yang membuang dirinya--yang padahal dia sendiri juga memiliki hubungan khusus dengan 'sahabat baik'nya.

Dia tidak menyesalinya. Justru karena dengan kebusukan inilah, dia bisa merasa bebas.

Bebas dari tekanan keluarga, bebas dari kungkungan, bebas dari ... apa pun yang dianggap keluarganya sebagai 'borok' semata. Padahal mereka sendiri yang mengagung-agungkan 'suci' justru berbuat borok lebih daripadanya. Perselingkuhan, fitnah, nepotisme, korupsi--dan uh, dia bahkan hanya bisa mendengkus, membayangkan apa saja omongan suci sang keluarga terhormat.

Bebas untuk bisa bersama dengan pemuda yang dianggapnya paling berisik, paling bodoh, paling seenaknya ... juga ... paling dia sayang. Senyum kecil tersungging di bibir tipis, pemuda itu melirik ke arah bingkai foto di dinding di mana dua pemuda berjas hitam dan putih berdiri sejajar. Pemuda berambut hitam memakai jas hitam dengan senyum kecil di wajah datar. Pemuda berambut pirang dengan mata biru langit memakai jas putih dengan cengiran lebar di wajah sawo matang. Bukan pose mesra seperti foto pernikahan kebanyakan, melainkan pelukan di bahu selayaknya sahabatlah yang terpampang. Tulisan kecil di pojok kanan--dengan tulisan cakar ayam suaminya yang masih bisa dibaca dalam bahasa Inggris buat senyum di bibir tipis melebar.

Don't forget. 

Dia pun beranjak menuju ruang keluarga sambil menyesap kopi pelan. Pemuda itu, Uzumaki Sasuke, mengecek berita di tabletnya pagi hari ini, tanggal 30 Desember 2018. Handuk putih mengelilingi leher, menyerap tetes air dari rambut yang dicucinya tadi. Tidak ada berita yang menarik. Bencana alam gempa bumi bukanlah hal yang mengherankan lagi di sini. Tak seperti kabar di negara Asia Tenggara yang justru menuduh tsunami sebagai azab sebagai kambing hitam. Fuh, kata 'Bodoh' bahkan tak bisa menggambarkan mereka.

Kutak KatikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang