.
.
Prompt FarenheitJuly
Tema: Bunga
Keyword: krisantemum, kuncup, merahDisclaimer : Masashi Kishimoto
Fanfiksi ini hanya sekedar latihan dan untuk kesenangan pribadi. Tidak bermaksud menjelekkan karakter asli.
.
.
.Kegiatan sekolah Konoha tiap tahunnya adalah mengadakan pesta bunga.
Pengenalan bunga, pameran kepada masyarakat luar, juga acara lomba ikebana tahunan. Namun ada satu hal yang ditunggu para siswa.
Acara tukar bunga krisantemum.
Lelaki-perempuan, tua-muda, guru-murid, atau siapapun diperbolehkan. Kegiatan ini disambut meriah tatkala tak sedikit pasangan yang akan terlahir setelah acara usai.
Banyak lelaki yang menelan malu, demi bisa ungkapkan hati pada yang terkasih. Tak sedikit pula, perempuan mendahului lelaki untuk menyatakan diri.
Bunga krisan kuning berarti penolakan. Krisan putih adalah penerimaan. Krisan perak hanya sahabat. Jika kedua siswa saling menukar krisan putih, maka jadilah mereka pasang sejoli. Jika berbeda, maka pilihan hanya antara tolak atau hanya sahabat. Semua siswa harus welas asih. Namun tak sedikit yang mengobati hati dengan berkumpul di klub teh sambil meminum teh krisan hangat (gratis dari ketua klub).
Ketua OSIS, Uchiha Sasuke, mengamati kegiatan tersebut dari ruang pribadi. Mata hitam kelam menatap wajah riang juga panik tiap siswa. Ia sungguh tak tertarik dengan acara tahunan itu. Tapi tak disangkalnya jika ia pun ingin menggenggam krisan putih. Memberikannya pada sahabat masa kecil yang ia cinta sejak umur dini.
Harga diri menelan angan. Sasuke tak sampai hati untuk mengucap cinta.
"Sasuke! Mau teh hangat?"
Uzumaki Naruto datang dengan sepoci teh hangat juga dua gelas kaca. Wajahnya sumringah, bekas tanah menempel di dagu sawo matang. Ketua klub bunga itu begitu bahagia dengan suksesnya acara.
"Hn. Boleh."
Sasuke menggeser kursi dekat meja tamu, mempersilakan sahabatnya untuk duduk di samping kursi kebesarannya. Naruto menyengir lebar, duduk sambil menaruh poci juga gelas tertata.
Dengan pelan, ia tuang teh ke dalam gelas. Tak sadar jika dua mata hitam menatapnya tanpa jeda. "Kau ... kotor," ucap Sasuke sambil meraba dagu Naruto. Mengusap hingga tanah tak menempel, kemudian memeriksa wajah juga tubuh di sudut lain. Sasuke begitu serius memeriksa, tak mengindahkan mimik muka sahabat. Jika ditilik, terlihat rona merah mewarna pipi lelaki pirang.
"Aw, ada sisa kotor, ya? Hehe, aku tak sempat membersihkannya. Ini, Sasuke. Teh khusus dari krisan hasil tanamku sedari biji, kuncup hingga tumbuh mahkota indah! Juga tentu adukan istimewa dari Sakura-chan!" Naruto mengucap bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutak Katik
FanfictionBerisikan berbagai fanfiction dengan tantangan prompt dari berbagai pairing. Semuanya uke!Naruto (kebanyakan SasuNaru). Rate T hingga M. Silakan baca dan berikan prompt jika bersedia.