IPEN WIKEN 03 Feb 2018
SaBar – Sabtu Baru, Event Weekend Pseudonyme Community
Buatlah OneShot/Cerita Pendek minimal 500 kata (tanpa batas maksimal) berdasarkan genre yang telah kalian pilih dengan setting sebagai berikut :
~ Dua orang berdiri berhadapan dengan jarak 2 meter, di tengah hujan salju.~
*Oneshot hanya berpusat pada 2 karakter di atas tanpa perpindahan setting tempat.
*Karakter harus bisa dibedakan tanpa penyebutan nama.
HUMOR
Saat itu hujan salju datang tanpa diundang.
Dua pria dengan pakaian kerja terdiam berhadapan. Tak ada yang bicara. Tak ada yang melontar serapah.
Tentu aneh karena keduanya biasa beradu mulut bak musuh sejagat. Namun keadaan diam membisulah yang lebih aneh terasa ketimbang berdirinya mereka di tengah hujan, tanpa jaket tebal juga penghangat.
"Aku ... sudah bilang, bukan? Tinggalkan aku." Pria berambut pirang mengucap pada akhirnya.
Pria berambut hitam di hadapannya tidak menjawab.
"Oi, apa kau tuli, Berengsek? Pergi! Kejar kekasihmu yang baru saja pulang tadi! Apa urusanmu sampai mengejarku ke sini?"
Pria berengsek itu masihlah diam.
Bohong jika pria pirang tidak senang dengan kehadiran lelaki di hadapannya. Bohong jika ia tidak lagi merasa adanya cinta. Jauh di dasar hatinya ia masih memendam rasa hangat yang buat dirinya senang dengan hanya keberadaan mantan sahabat.
Mana ia tahu pria itu mendadak datang ke bar tempatnya bekerja setelah puluhan tahun tak bersua?
Ego menelan cinta. Ia tak akan jatuh hati lagi pada pria berambut hitam. Ia bukanlah pribadinya yang lama. Ia telah menjadi sosok yang baru. Tidak lagi menahan pilu ketika ditolak mentah-mentah, tidak lagi memendam rasa cinta. Dianggukkan kepala pirang seraya merapal doa agar tak goyah dengan sosok di hadapannya.
Ia rapatkan baju tipis yang dipakainya, merutuk mengapa tak sempat menyambar jaket siapa pun selewatnya tadi saat keluar bar.
"Apa maumu, Berengsek?" ucapnya penuh kekagetan ketika pria berambut hitam berjalan menuju ke arahnya. "Apa mau—burph!" Doanya tak dikabulkan. Tungkai jenjangnya goyah, badan terbalik hingga terjerembap. Ia tegakkan kepala cepat-cepat, melihat sang pria yang masih melangkah mendekat. Muka berlapis masker salju memandang gahar. Tentu gagal total sebab wajah tampak layaknya dakocan.
Pantang jika pria pirang mundurkan langkah, tabu jika ia berlaku layaknya remaja mudah goyah. Ia telah menjadi pria dewasa! Harusnya ia tak takut dengan makin dekatnya jarak kedua pria. Apalagi—apalagi dengan tatapan tajam khas dari si Berengsek!
"Kau ingin mengajak kelahi, hah?! Ayo kema—"
"Pakai ini, Bodoh." Jas hitam disampirkan di pundak pria pirang.
Jika ini adalah drama siang, dipastikan berbagai bunga musim semi mewarna pemandangan. Saat pahlawan memandang tokoh utama, latar berganti menjadi deburan ombak bagai metafora datangnya cinta. Wajah kedua pemeran perlahan mendekat. Kecupan menjadi awal kisah cinta dadakan.
Sialnya tidak. Mereka bukanlah pemeran drama siang yang dibayar mahal. Keduanya hanya mantan sahabat yang kebetulan bersua. Dengan hujan salju sebagai latar, juga tubuh mulai bergemetar. Berlama di luar saat cuaca dingin seperti ini bukanlah pilihan yang baik untuk bercengkerama.
"Apa sejak lulus SMA kau menjadi tuli, hei, Berengsek? Apa perlu kukorek telingamu agar kau mendengar?" Gemeletuk gigi diabaikan, sikap gahar harus tetap ia tunjukkan. Jika omongan baik-baik tak diacuhkan oleh pria berambut hitam, maka ia harus memicu emosinya. Jika marah, maka pastilah ia akan pergi dari hadapan. Masalah selesai dalam sekejap, mereka pun kembali ke alamnya masing-masing.
![](https://img.wattpad.com/cover/114672123-288-k400840.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutak Katik
FanfikceBerisikan berbagai fanfiction dengan tantangan prompt dari berbagai pairing. Semuanya uke!Naruto (kebanyakan SasuNaru). Rate T hingga M. Silakan baca dan berikan prompt jika bersedia.