05 Depresi

5.3K 526 82
                                    

.
.
Prompt Kusanagi_Yakumo
Tema: Depresi & Dark humour
Keyword: self injury, disorder, insomnia, bunuh diri 

Disclaimer : Masashi Kishimoto 
Fanfiksi ini hanya sekedar latihan dan untuk kesenangan pribadi. Tidak bermaksud menjelekkan karakter asli.

Warning : 
Tema bisa menyinggung / membuat tidak nyaman. Jangan dibaca jika tidak suka. 

.

.
.

Pilih : Sasuke hidup atau mati!

Voting diadakan mendadak oleh pemuda pirang bermuka gahar. 

Ia memakai ikat kepala, papan meja dengan kertas voting, juga mihata tersemat di pinggang. Simbol klan Uchiha dengan tulisan cakar ayam 'DED OR LIVE' terlukis di mihata oranye. Pemuda berambut hitam yang mengintil di belakangnya mengoreksi, 'dead or alive', Bodoh. Cek kamus,' yang dibalas sengak oleh pemuda pirang.

Uchiha Sasuke, pemuda pengintil, menghela napas. Sahabatnya berkeliaran satu kampus layaknya monyet musim berahi. Pasalnya, mau tidak mau ia harus mengikuti. Tali panjang melilit paksa di pinggang, bak pasangan mau kawin. 

"Sakura-chan! Pilih!" Naruto menjerit kala melihat Sakura keluar dari Sturbacks. Gadis Haruno itu mengernyit menatap dua sahabatnya berjalan layaknya kereta. 

"Sasuke-kun, tak biasanya kau mengikuti Si Bodoh ini?" 

Sasuke menaikkan bahu. Mengabaikan Naruto, pemuda pirang, yang menjerit tak terima. 

Terkikik geli, Sakura memilih bagian 'hidup'. Gadis itu pun mentraktir dua sahabat dengan frappucino dan black americano. Sembari menyeruput, Naruto dan Sasuke kembali menyusuri gedung kampus. 

Voting telah terkumpul 100 responden. Dengan 97 voting hidup dan 3 voting mati. Tentu Naruto berteriak, mengutuk, dan mengajak kelahi tiga pemuda yang notabene iri dengan Sasuke. Pemuda mata hitam mendengus, lalu menarik sahabatnya menjauh dari tiga pemuda ababil. 

"Mau sampai kapan, Naruto?" 

Mata biru itu melirik tajam. Menyamankan duduk setelah mihata dan tali terlepas dari pinggang. Dengusan kesal kentara, lalu bersidekap layak gadis PMS. "Kau mau bunuh diri. Jadi kubuat voting untuk mencegahmu mati."

"Alasan bodohmu itu sudah lima kali kudengar. Mau. Sampai. Kapan?" Sasuke meremas cup Sturbacks hingga penyok. Naruto mengernyit saat merasakan aura setan dari sahabat. 

"Sampai kau tidak berpikir lagi untuk mati!" ujar Naruto seraya menaikkan intonasi. 

"Aku tidak pernah berpikir untuk mati," selak Sasuke tak mau kalah. 

"Ya! Kau tidak berpikir mati. Tapi berulang kali kau memandang rel kereta, lantai bawah gedung, tali, pisau dan banyak hal yang menjeritkan mati! Bagaimana aku tidak panik, hah!" 

Sasuke diam. Mukanya datar, namun menyiratkan ketidaksukaan. Tak disangka, ia menarik lengan sawo matang lalu melepas handband oranye di pergelangan. 

Naruto terkesiap, sontak menarik tangannya kembali. Raut wajahnya pucat sembari meraih handband yang ada di genggaman sahabat. Kesal karena tak dapat raih, Naruto menggemeretakkan gigi. "Kembalikan, Sasuke."

"Tidak." 

"Kembalikan!" 

"Lalu jelaskan kenapa pergelangan tanganmu banyak bekas luka sayat?"

Kutak KatikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang