Zee’s POV
KRIIIINGGGG
Tidur nyenyakku terganggu karena jam weker sialan ini berdering. Dengan sigap aku mengambilnya dan melemparnya entah kemana.
“OUCH!” Eh? Kok suara jam wekernya berubah? Aku mengerjapkan mata berkali-kali dan mendapati sosok lelaki kekar yang sedang mengaduh kesakitan.
Zayn?!
“Heh! Apa yang kau lakukan dikamarku? Ingin mencuri ya?!” Tanyaku ganas sambil melotot.
“Kau ini tidak punya hati ya. Setelah melemparku dengan jam weker, lalu kau seenaknya menuduhku? Lihat nih, kepalaku benjol.” Jelasnya sambil menunjuk kepalanya yang.... benar saja, benjol. HAHAHAHA. Oke, aku sadis sekali ya.
“Lalu ngapain kau dikamarku? Iya aku minta maaf. Kan aku tidak tahu kalau ada kau disini.” Ucapku dengan muka yang tidak merasa bersalah.
“Ya aku ingin membangunkanmu, bodoh. Tapi aku lebih tertarik untuk melihat-lihat alat make up mu. Dasar perempuan.” Heh! Bukan perempuan namanya kalau tidak ber-make up! Hey, kenapa bedakku berceceran kemana-mana? Pasti karena pria wifi gratisan ini.
“Hey! Kau apakan alat make up-ku?!” Akupun berjalan mendekati Zayn yang berada didepan kaca rias.
Wait.
Mukaku kenapa jadi seperti badut di pasar malam begini?!
“B-berkreasi.” Ucap Zayn yang berusaha menahan tawanya. Oh, di pagi hari ini dia sudah mau mencari masalah ya denganku?!
“Dasar kau, Zayn! Kau merubah mukaku yang cantik nan jelita ini menjadi sosok badut pasar malam! Awas kau.” Kataku seraya menggelitiki perutnya. HAHAHA. Inilah pembalasanku.
“A-ampun HAHAHAHA Zee! HAHAHA. Please- HAHAHA stop it- HAHAHAHA.” Mohonnya gelagapan sambil ketawa ngakak.
“Tidak akan sampai kau berkata ‘ Aku minta maaf Zeenadey yang cantik dan berhati mulia.’ ” Ucapku sambil berhenti menggelitiki tubuh Zayn sejenak.
“Ugh, dimana-mana orang yang berhati mulia itu tidak akan tega menggelitiki orang lain.” Kata Zayn yang mengucapkan teorinya sendiri.
“Jadi kau ingin dikelitiki lagi, hah?!” Ucapku yang mulai kembali mengancamnya.
“Eh, iya iya. Aku minta maaf, Zeenadey yang cantik nan berhati mulia.” Zayn pura-pura muntah setelah mengucapkannya. Huh.
“Baiklah, aku akan mandi. Kau boleh tunggu dibawah.” Cibirku dan beralih menuju kamar mandi.
Setelah mandi, aku segera menuju ke lemari pakaian untuk memilih baju yang akan kukenakan hari ini. Aku memutuskan untuk memakai hot pants jeans dan tanktop putih bertuliskan “ Call Me Agent “ , tidak lupa aku menggunakan flat shoes tosca dan tas selempang coklatku. Setelah melihat penampilanku di kaca rias, aku turun kebawah untuk melihat Jordan dan Zayn.
Sesampainya di lantai bawah, aku melihat pemandangan yang....aneh? Yaitu Jordan dan Zayn yang sedang bermain PS bersama. Kenapa mereka bisa akrab secepat itu?
“Good morning, Zee. Kenapa kau tidak bialng kalau pacarmu adalah Zayn Malik? Dia teman baikku sewaktu di Senior High School, karena kesibukan kami masing-masing, jadi jarang bertemu.” Jelas Jordan yang menjawab pertanyaan didalam benak-ku. Pantas saja mereka sudah akrab ya.
“Ohh, begitu ya. Eh, kau bilang apa tadi? Pacar? He is not boyfriend! Duh.” Jelasku kepada Jordan.
“Oh, kukira. Habisnya kalian cocok.” Sialan, Jordan membuat wajahku panas. Kulihat Zayn menahan tawanya, oh God. Wajahku pasti sudah seperti kepiting reus sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl Who Can't Cry [Completed]
Fanfiction[COMPLETED] Siapa sangka, seseorang menjalani kurang lebih sepuluh tahun terakhir dalam hidupnya tanpa menitikkan sedikit pun air mata? Zeenadey adalah seorang gadis ramah yang selalu menampilkan senyuman hangatnya kepada setiap orang. Kematian ibu...