Chapter 3

8.6K 663 29
                                    

Hai, aku ngebet update  nih. padahal di chapter 2 votenya belum 4:( jadi tolong yang berminat ngevote ya! thanks.

Happy Reading!

Zayn menggandeng tanganku sewaktu mulai memasuki daerah pemeriksaan barang. Zayn dimintai kartu tanda sebagai Agent rahasia sementara aku diperiksa sekujur tubuh menggunakan alat deteksi. Sungguh repot.

“Silahkan masuk Mr. Zayn, dan Ms. .....?”

“Zeenadey.” Jawabku.

“Ya, Ms. Zeenadey. Maaf mengganggu kenyamanan anda, karena memang begitu prosedur disini.” Jelas si penjaga keamanan, aku hanya mengangguk dan tersenyum tipis.

Selain disuruh menunjukan kartu tanda sebagai Agent, Zayn juga diperiksa sidik jarinya. Setelah pemeriksaannya selesai, kami dipersilahkan masuk.

Keadaan disini, seperti kantor biasa pada umumnya. Kantor ini sangat luas dan besar,kebanyakan orang disini berpakaian serba hitam dan hanya sedikit yang memakai pakaian layaknya orang kantoran. Setelah masuk kedalamnya, aku baru sadar gedung ini dipisah menjadi dua  bagian oleh taman yang cukup besar. Entah apa maksudnya, tapi menurut penglihatanku, orang yang berpakaian serba hitam kebanyakan menuju ke gedung sebelah kanan dan orang yang berpakaian layaknya orang kantoran biasa kebanyakan menuju gedung sebelah kiri. Apa sengaja dibedakan ya? Puluhan pertanyaan muncul dibenakku.

“Apa bedanya orang yang berpakaian serba hitam dengan yang biasa?” Tanyaku berbisik pada Zayn yang sedang sibuk dengan ponselnya.

“Yang berpakaian serba hitam itu Agent rahasia juga, sama sepertiku. Sementara yang berpakaian seperti dia,” Zayn sedikit menunjuk orang yang berada didepan dia dengan dagunya.

“Merupakan pekerja biasa. Tugasnya seperti menghubungi agen jika ada kasus baru, atau mencatat tentang kasus-kasus yang harus diselesaikan atau yang terselesaikan maupun juga yang gagal. Beberapa orang terpercaya dari mereka juga ikut ditugaskan untuk membantu merancang misi-misi yang akan dilaksanakan nantinya.” Jelas Zayn panjang kali lebar.

“Sementara dilantai atas, merupakan ruang-ruang kerja atasan dikantor ini. Tugas mereka, memerintahkan apa langkah selanjutnya yang harus kami lakukan. Mereka juga bekerja dibidang pemerintahan dan kenegaraan. ” Lanjut Zayn. Ternyata masih ada lantai atas, toh? Kukira hanya 1 lantai. Karena satu lantai saja sudah sangat besar.

“Sejak kapan kau bekerja disini, Zayn?” Tanyaku lagi.

“Sejak--“

“Hey, dude!” Seorang pria berambut keriting, bermanik mata hijau menghampiri kami. Dia juga berpakaian hitam. Sesama Agent mungkin?

“Hey, Harry.” Sapa Zayn balik.

“Oh, jadi gadis manis ini yang akan menjadi agen sementara ya?” Ucap pria yang bernama Harry sambil menunjukan dimplesnya.

“Uh? Yeah. Kenalkan, Harry Her name is Zee. Zee, his name is Harry.” Ucap Zayn mengenalkan kami satu sama lain. Aku dan Harry pun berjabat tangan.

“Senang bertemu denganmu. Oh ya, kalian sudah  ditunggu oleh Mr. Hendrick diruang kerjanya. See you later Zayn and Zee.” Harry memberikanku kedipan matanya dan melenggang pergi. Dasar cowo genit.

Aku dan Zayn pun naik kelantai atas menggunakan lift. Untuk menggunakan lift-pun Zayn harus menunjukan sidik jarinya. Huft, sungguh tidak leluasa rasanya berada dikantor ini.

TING!

Pintu lift terbuka dan menunjukan ruangan yang serba putih. Zayn menggenggam tanganku erat dan menuju ruangan disebelah kanan. Setelah mengetuk pintu beberapa kali, aku dan Zayn mulai memasukki ruangan tersebut.

The Girl Who Can't Cry [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang