Chapter 14!

6K 494 14
                                    

Zee's POV

“Harry! Ini pancakemu.” Ucapku keluar dari dapur sembari membawa sepiring pancake untuk Harry.

“Aye,aye mommy! Thankyou.” Ucap Harry lalu mencium pipiku.

“Cepat sedikit makannya Harry, sebentar lagi helikopter akan datang kesini untuk menjemput kita.” Tegur Zayn yang datang dari arah belakang, lalu duduk disebelah Harry yang sedang bergumam sebal akibat omelan Zayn

Aku yang melihat mereka berdua hanya cekikikan. Pada pukul lima pagi ini, Aku, Zayn,  dan Harry sedang berada diruang makan sambil menunggu helikopter yang akan menjemput kami disini, menuju Korea Selatan. Sementara Niall, Trixie, Liam, dan Ray sedang berada diruang TV sambil menonton spongebob dan mengobrol bersama. Kami memang akan dijemput menggunakan helikopter untuk ke berangkat ke Korea Selatan agar lebih cepat sampai, dan tidak bermasalah dalam urusan paspor dan semacamnya. Pihak Korea Selatan yang sudah di informasikan akan hal itu juga setuju, dan memperbolehkan helikopter yang akan kami tumpangi mendarat di bandar udaranya.

Aku menatap Zayn yang sedang merapihkan jacket hitamnya,“Zayn, obat-obatanku kau taruh dimana?” Tanyaku.

“Sudah kumasukkan semuanya kedalam koper. Kenapa? Mau kuambilkan? Memang kau kenapa? Sakit?” Ucap Zayn dengan melontarkan pertanyaan bertubi-tubi, yang membuatku memutar bola mata.

Aku mendengus kesal. “Bertanyanya satu-satu dong, aku kan jadi pusing.” Ucapku yang hanya dibalas dengan cengiran dari bibir Zayn.

“Aku tidak sakit, aku hanya takut kau lupa membawanya.” Jelasku yag disambut oleh anggukan dari Zayn.

“Hah? Jadi Zayn yang membereskan perlengkapanmu, Zee?” Aku mengangguk menjawab pertanyaan Harry.

Zayn mengerutkan kening, menatap Harry. “Memang kenapa?” Tanya Zayn menyelidik.

“Tidak apa sih. Berarti pakaian dalam Zee juga kau yang bereskan?” Tanya Harry polos, membuat air putih yang baru kuminum muncrat keluar. Zayn yang mendengarnya malah tertawa.

“Tentu tidak, keriting. Kau ini pagi-pagi sudah berulah ya, Harold.” Ucapku sewot, lalu pergi bergabung dengan yang lainnya dan menjauh dari dua gila itu.

Setelah kurang lebih dua puluh menit aku  berbincang dengan mereka berempat, sementara Zayn dan Harry sedang mengobrol diruang makan, kami mendengar suara berderu kencang yang berasal dari halaman rumah.

“Sepertinya helikopternya sudah tiba. Sekarang, angkat koper-koper kalian dan kita akan segera berangkat.” Ucap Zayn yang sudah duluan berjalan menuju pintu sambil membawa kopernya dan koperku.

“Zayn, sini koperku biar saja aku yang bawa. Pasti kau keberatan.” Ucapku menghampiri Zayn.

“Tak apa, biar aku saja yang bawa.” Ucap Zayn sambil tersenyum menyakinkan. Aku mengangguk, dan keluar rumah bersama yang lainnya.

Setelah keluar rumah dan memastikan bahwa tidak ada barang yang tertinggal, kami tidak lupa mengunci pintu rumah. Zayn juga telah memberi tahu Mr. Hendrick kalau kami semua akan berangkat ke Korsel sekarang.

Dua hari sebelum keberangkatan kami hari ini kami gunakan untuk berlatih dengan benar-benar serius. Niall juga memberikan arahan lagi, untuk menjalankan misi yang harus kami selesaikan nantinya.

Kami bertujuh berada didekat helikopter, menunggu aba-aba dari pilot untuk bisa masuk kedalamnya. Kulihat pintu helikopter  terbuka, dan memunculkan seseorang yang keluar dari dalam lalu menghampiri kami.

“Selamat pagi semuanya. Saya Julius, selaku co-pilot dari helikopter yang akan mengantar kalian menuju Korea Selatan atas tugas dari kepala dan manager bagian ke-agenan rahasia Inggris.” Ucap Lelaki berperawakan tiga puluh tahunan ini, dihadapan kami.

The Girl Who Can't Cry [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang