1. My First Love

312 22 25
                                    

-MY FIRST LOVE-

Dear Dairy-

"Perlahan aku menjadi jatuh saat melihatnya, wajahnya mengalihkan duniaku, sehari aku tak melihat wajahnya, serasa hatiku tak tenang" Okey cukup sampai sini puitisku.

Hai, perkenalkan nama ku Elita, biasa dipangil Lita. Umurku 17 Tahun yang berarti aku sudah SMA.

Aku berbeda dengan gadis - gadis diluar sana! Aku tak pernah pacaran dan tak mau berpacaran.
Dan karena itu pula aku di Cap sebagai gadis tidak laku.

Aku mengakui bahwa diriku memang tidak cantik ataupun kaya.
Hanya saja aku tak mau jatuh cinta! Aku takut mengecewakan kedua orangtua ku yang susah payah membiayai sekolahku.

Tapi semua berubah tidak sesuai kehendakku!
Aku menyukai anak baru bernama Revan. Senyumnya yang manis, tubuhnya yang tegap dan rahangnya yang kokoh membuat ku tak bisa mengalihkan pandanganku darinya.

Aku masih ingat saat pertama kali bertemu dengannya.
Saat itu aku sedang dibully oleh teman - temanku, Revan lah yang membela dan membantu ku hingga sekarang tidak ada lagi yang berani membullyku!

Seiring berjalannya waktu rasa ini tumbuh begitu cepat! Oh, Tuhan apa yang terjadi padaku?

Aku tak ingin mengecewakan kedua orangtua ku!
Aku pun sadar bahwa aku tak mungkin bisa memilikinya, karna kami tidak sederajat! Revan adalah orang kaya, sedangkan aku hanya orang miskin yang hidup dalam belas kasihan oranglain.

Semakin hari hidupku menjadi tidak tenang. Bayangan Revan selalu ada di dalam pikiranku.

Aku selalu mencoba melupakan perasaan ini. Tapi entah mengapa rasanya takdir mempermainkan ku!
Hampir setiap hari aku bertemu dengan Revan. Entah disengaja ataupun tidak disengaja.

Seperti saat ini. Aku dan Revan berbincang di perpustakaan sambil menunggu bel pulang sekolah.
"Bisakah kau ajari aku soal ini?" Revan berkata sambil menyodorkan bukunya kehadapanku!
Aku masih menimbang permintaannya.
"Iya, akan ku ajari" keputusanku untuk membantunya.
Bisa ku lihat sekarang Revan sedang sibuk dengan HandPhone-nya.
Aku tak memperdulikan itu! Dia hanya memanfaatkanku! Aku tau itu, tak apa yang tepenting aku bisa selalu dekat dengannya.
Kadang aku bingung mengapa aku menyalahkan takdir, padahal aku sendiri yang sangat ingin berdekatan dengannya! Sehari tak bertemu dengannya, membuat hatiku terasa cemas!

Pernah beberapa kali aku mengindarinya, alhasil diriku uring - uringan!

Sudah 1 tahun aku menyembunyikan perasaanku.

Aku mulai tak tahan dengan semua ini! Hingga aku memutuskan untuk berterus terang kepadanya. Kebetulan sekali saat ini aku dan Revan bertugas piket, jadi kami berdua harus bertinggal dikelas untuk membersihkan dan menyusun bangku dengan rapi.

Aku mencoba berbincang dengannya. Selain itu aku ingin membuat janji padanya besok! Itupun kalau dia bisa.

"Apa kau punya waktu?" Astaga aku gugup dan malu. Revan menaikan salah satu alisnya bingung.

"Memangnya mengapa kalau aku punya waktu?" Revan kembali bertanya padaku dengan nada sinis.

Aku bingung, mengapa dia seperti ini. Dulu, dia tidak sedingin ini denganku! Bahkan dia orang pertama yang mau membantuku serta berteman denganku.

"E-em i-itu anu aku mau bi-bicara sesuatu" astaga aku gugup. Ku lihat Revan mengangkat bahunya acuh dan ingin beranjak pergi meninggalkan ku.

Entah keberanian ini datang dari mana, yang pasti sekarang aku memegang tangan Revan! Salah, aku menarik tangannya!

Ku lihat dia berbalik dan menatapku marah seraya menghentakkan tangannya kasar.

"Besok, ditaman Asri jam 9 pagi!" ucapnya sedikit membentak dan langsung pergi meninggalkan ku.

Event Pertama: Fiksi RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang