25. Sunshine

56 10 0
                                    

SUNSHINE.

Orang bilang, "Jatuh cinta indah rasanya, tapi itu semua hanya kata-kata. Jatuh cinta memang indah, tapi apakah masih indah jika kamu terjatuh karena cinta?"

Shopie Agatha, salah satu gadis yang mengalami hal itu. Kini hatinya telah membeku karena dua kata. Ya, tak lain adalah jatuh cinta.

"Baiklah, hati-hati." ucap bibi Shopie.

"Selalu." jawab Shopie dengan melambaikan tangannya. Sebenarnya itu bukan bibi Shopie. Lebih tepatnya orang yang dipanggil bibi itu adalah Ibu kos Shopie. Tapi Shopie sudah terbiasa memanggilnya Bibi.

Shopie sangat senang, hari ini dia berjalan dengan senyum yang mengembang di wajahnya.  Tak lama kemudian dia sampai di suatu tempat.

Oxerl University. Itulah kampus tempat dia menempuh pendidikan lanjutan setelah lulus SMA/SMK/ sederajat. Shopie selalu antusias dalam menerima berbagai mata kuliah setiap hari. Gadis itu juga bekerja paruh waktu di perpustakaan terbesar kota London setelah pulang kuliah. Membaca buku adalah tujuan sebenarnya dia bekerja di sana.

Jarum jam menunjukkan angka 8 malam. Kali ini Shopie mampir dulu ke sebuab Coffe Cafe sebelum pulang.

Dia meminum kopi itu sambil menikmati pemandangan orang yang berlalu lalang. Tapi ada sesuatu yang janggal, Shopie melihatnya. Tidak mungkin.

Mata Shopie terbelalak melihat seorang pria di luar restoran yang sedang memotretnya. Tapi bukan itu yang mengejutkan Shopie. Lelaki itu mirip seseorang. Tidak, bukan hanya mirip bahkan sangat mirip. Perlahan kenangan itu mulai muncul, kenangan yang ingin dilupakan Shopie setelah sekian tahun lamanya. Sekarang kenangan itu muncul kembali.

Sakit. Itulah yang Shopie rasakan saat ini. Tak kuasa air matanya mulai menetes. Tidak, ia tidak boleh membiarkan kenangan itu muncul.

Lelaki itu bergegas pergi saat menyadari bahwa gadis yang ia foto sekarang melihat ke arahnya. Dia pergi menjauh dengan sumpah serapahnya.

"Dasar bodoh." ujarnya pada diri sendiri.

Awalnya dia hanya iseng untuk memotret orang-orang yang berjalan hingga akhirnya dia memfokuskan kameranya pada seorang gadis yang sedang meminum kopi. Dan akhirnya dia memotret gadis itu.

Shopie melihat lelaki itu menjauh hanya bisa terdiam. Dia lalu berjalan keluar dan pulang ke rumahnya.

"Shopie, kau pulang telat?" tanya bibinya saat Shopie akan menaiki tangga ke lantai atas.

"Iya bibi, tadi ada sedikit masalah." jawab Shopie bohong. Dia berniat melanjutkan menaiki tangga tapi bibi memanggilnya.

"Akan ada penghuni baru kamarnya nanti tepat di sebelah kamarmu. Besok dia akan tiba." tutur bibinya.

Shopie tersenyum dan akhirnya sampai di kamarnya. Kini jam 10 malam, tapi kota ini masih ramai. Akhirnya Shopie memutuskan tidur.

~~~

Pukul 7 pagi Shopie bangun dan melakukan semua seperti biasanya, tapi saat akan pergi ke kampusnya dia melihat kamar di sebelahnya ternyata sudah terisi. Dia orang baru itu, pikir Shopie. Si pemilik kamar pun keluar dengan kameranya. Shopie terkejut dan hendak pergi. Tapi lelaki itu memegang tangannya.

"Itu tidak sopan." ucap lelaki itu.

"Kau masih bisa berkata tidak sopan saat kau memotret seseorang tanpa meminta ijin?" bela Shopie melepaskan tangannya.

"Axel." ujar lelaki tadi sambil tersenyum.

Senyum itu. Tidak, dia berbeda. Ini bukan dia Shopie sadarlah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Event Pertama: Fiksi RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang