Chapter 4

717 57 2
                                    

Author Pov

"Jadi, dia sekretaris pribadi ayahku?" Tanya seorang pria.

"Iya, Tuan, dia akan menjadi sekretaris pribadi anda, dia juga sudah bekerja mulai kemarin, Tuan." Jawab bawahannya

"Baiklah, terimakasih Theodore." Ucap pria itu.

"Kalau begitu, saya permisi dulu Tuan." Ucap Theodore.

"Ya."

"Kau milikku, sayang, selamanya." Gumam pria itu.

*****

Kendall's Pov

"Permisi, nona, anda dipanggil CEO untuk menemuinya sekarang." Ucap seorang pria.

"Ya, baiklah, aku akan menemuinya, terimakasih-." Ucapku dipotong.

"Theodore, panggil saja Teo." Ucapnya.

"Baiklah, Teo, sekali lagi terimakasih." Kataku.

"Ya, kalau begitu, aku permisi dulu." Ucap Teo.

"Ya."

Aku segera menuju ruangan CEO, jaraknya sangat dekat karena ruanganku dengan ruangan CEO, jadi tidak lama menuju kesana.

Tok... tokk.... tokkk

"Masuk"

'Mengapa Mr. Styles duduk membelakangi meja kerjanya' Tanya batinku. (Author: bingung jelasinnya gimana, tpi kalian ngertikan maksud author.)

"Permisi, Sir, apa anda memanggil saya?" Tanyaku hati-hati.

"Ya, saya memanggil kamu kesini karena saya merindukanmu." Ucapnya.

Whatt???

Ia membalikkan kursinya menghadap kedepan.

'Siapa dia? Apakah dia yang menggantikan Mr. Style?.' Tanyaku dalam hati.

"Hai, aku merindukanmu." Ucapnya sambil berjalan kearahku, ia mendekat dan aku berjalan mundur  agar tidak berdekatan dengannya, tapi sebuah tangan kekar berhasil menarikku kedekapan pria yang tidak kukenal ini. Ia memelukku. Tapi aku tidak membalasnya.

"Apa yang kau lakukan? lepaskan aku, aku tidak mengenalmu." Ucapku sambil berusaha melepaskan pelukannya. Namun nihil tetap saja tenaganya lebih besar, pria itu malah mempererat pelukannya. Aku tidak bisa bernafas dibuatnya.

"Lepaskan aku, aku tidak bisa bernafas." Pintaku.

Ia melepaskan pelukannya.

"Apa yang kau lakukan? sembarangan meluk-meluk orang." Ucapku kesal.

Ia malah menatapku lekat.

Aku memutar mataku.

"Kenapa kau menatapku seperti itu, aku tidak suka." Ucapku sambil mengerucutkan bibirku.

Ia mendekatkan wajahnya kewajahku, aku tahu ia akan menciumku, tapi sebuah ketukan pintu, membuat ia memalingkan wajahnya dan mengumpat kesal.

"Shit." Umpatnya.

Ia menatapku dalam sebelum berkata.

"Kau jangan kemana-mana, tetap disini, kita belum selesai." Ucapnya.

Aku hanya menganggukan kepalaku.

Ia mendekati pintu dan setelah itu aku tidak tahu.

Aku duduk disofa dekat dengan ruangan yang tidak aku tahu. Banyak pertanyaan dipikiranku, pertama ia bilang rindu denganku, kedua ia memeluku, mimpi apa aku malam tadi.

Aku mendengar pintu ditutup, tak lama terlihatlah pria yang hampir menciumku. Aku berdiri hendak keluar dari sini, berjalan mendekati pintu, aku terkejut karena pintu ini dikunci.

"Kenapa kau mengunci pintunya?" Tanyaku sambil menahan emosiku.

"Tenanglah...... namaku Harry Edward Styles, panggil saja Harry atau sesukamu saja." Ucapnya.

"Lalu, kenapa kau mengunci pintunya?" Tanyaku lagi.

"Kau terlalu banyak bertanya, aku ingin mengatakan sesuatu." Ucapnya.

Ia duduk disofa yang aku duduki tadi, tangannya menepuk-nepuk sofa disampingnya memerintahkan agar aku suduk disitu. Akupun menurutinya dan duduk disampingnya.

"Jadi, apa sebenarnya yang ingin kau katakan?" Tanyaku.

"Aku tahu sekarang kau sudah tidak punya siapa-siapa lagi, untuk itu aku ingin menjadikan kau sebagai istriku, milikku, selamanya." Ucapnya menatap mataku dalam.

Hell! istri, apa aku tidak salah dengar, pria ini memang tidak waras.

"Apa aku tidak salah dengar?" Tanyaku.

"Tidak, kau tidak salah dengar, aku serius, aku ingin kau menjadi istriku, pertama kali aku melihatmu di pesta itu dan berdansa denganmu, aku sudah mengklaimmu sebagai milikku." Ucapnya.

Dia memang sudah tidak waras, mengklaim orang sembarang sebagai miliknya.

"Kau sudah tidak waras, aku bukan milik siapa-siapa aku milik diriku sendiri  dan Tuhan dan aku tidak akan pernah mau menjadi istrimu." Ucapku geram.

"Aku tidak menerima penolakkan." Ucapnya santai.

Dia benar-benar menyebalkan, harus apa aku sekarang. Ayo Kendall berpikir-berpikir.

"Kendall, ayolah, aku tidak akan membiarkan kau kesepian kalau kita menikah, aku tahu selama ini kau kesepian karena tidak adanya keluarga yang memberikan kasih sayang yang kau butuhkan." Ucapnya.

Apa dia bilang tidak memberikan kasih sayang, dia memang keterlaluan. Aku tidak dapat menahannya lagi, aku meneteskan air mata karena ucapannya membuatku merindukan keluargaku.

"Kau salah Harry, aku selalu diberikan kasih sayang oleh keluargaku walaupun mereka telah tiada." Ucapku lirih menahan air mata yang akan keluar tapi tidak bisa aku meneteskan air mataku lagi.

Melihat aku meneteskan air mata Harry langsung menarikku kepelukannya, hangat dan nyaman itulah yang kurasakan saat ia memelukku. Lama ia memelukku, iapun melepaskan pelukannya dan mata kami bertemu, ia menghapus air mataku dengan tangannya.

"Ssstttttt...... sudah jangan menangis lagi, oke, aku tidak bermaksud mengatakannya, sekarang berhentilah menangis, maafkan aku." Ucap Harry memelukku lagi.

"Aku mencintaimu." Lanjutnya sambil mengecup keningku lembut.



*****

Maaf ya, karena baru sekarang updatenya.

Gimana????

Maaf kalo ada typo, kesalahan kata dan penyusunan kata.

Don't forget vomment guys.

Thankss

Love you all

My PossessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang