°3°

3.9K 463 137
                                        


"Gimana, masih ada yang kurang gak sama rumahnya?" Tanya Mama Irene yang duduk di sebelah Papa Suho.

"Gak Ma, ini udah lebih dari cukup." Kata gue seadanya.

"Luv, untuk hari ini pembantu rumah masih belom dateng. Katanya sih besok." Kata Mama Tiffa.

"Ah iya Ma gapap kok," tukas Luvi yang duduk di samping gue.

"Yaudah, mendingan kita pulang Ho. Mereka butuh waktu berdua." Kata Papa Kris yang bikin senyum gue merekah.

"Yaelah Kris mau kemana emang buru - buru aja." Protes Papa Suho yang langsung gue kode ke Mama Irene.

"Kamu kenapa? Gak mau pulang?" Tanya Mama Irene ke Papa Suho.

"Aku tuh masih ga biasa ngelepas Luvi," jawab Papa Suho yang bikin gue ngedumel dalem hati.

Dasar ya tua bangka, tetep aja sikapnya. Dia maunya apasih? Masa mau ganggu qtime gue sama Luvi.

"Alah gausah alesan ayo pulang, kita harus jemput Key les balet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Alah gausah alesan ayo pulang, kita harus jemput Key les balet." Potong Mama Irene yang bikin Papa Suho kicep.

"Yaudah kalo gitu, Hun kita pulang ya. Kalo ada sesuatu jangan sungkan telfon kita oke." Titah Papa Kris ke gue.

"Iya Pa, makasih buat semuanya,"

"Iya, kita pulang ya assalamualaikum." Pamit mereka serempak.

"Waalaikumsalam," kata gue sama Luvi yang nganter mereka sampe pager rumah.

"Hun!" Teriak Papa Suho waktu udah di dalem mobil.

"Apa pa?"

"Awas kamu bikin Luvi nangis, awas aja kamu macem - macem sama dia," omel dia sambil melotot.

"Yaelaha Pa, aku suami Luvi. Kita bukan lagi pacaran. Bebas dong aku mau ngapain aja sama Luvi. Toh kita udah sah suami istri." Protes gue sama dia.

"Sempat bikin Luvi nangis, kamu Papa laporin atas pen--"

"Penculikan anak dibawah umur? Pemerkosaan wanita? Yaelah Pa laporin aja kalo bisa. Yang ada Papa diketawain sama polisinya. Atau parahnya Papa dimasukin RSJ." Jawab gue ke Papa yang bikin dia siap - siap mau ngelempar gue pake botol aqua.

"Kamu ya, mantu durhaka!" Pekik dia sambil lempar itu botol.

"Gak kenak wee." Elak gue yang bikin gue dicubit sama Luvi.

"Mas kamu apaan sih," protes Luvi.

"Gapapa."

"Kamu tuh Pa apaan sih, Pak Bim ayo jalan." Kata Mama yang berhentiin pertengkaran gue sama Papa Suho.

"Hahaha untung aja ada pawangnya,"

"Udah ah Mas, yuk masuk." Kata Luvi yang narik tangan gue.

Mertua vs MantuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang