Mertua vs Mantu

°14°

"Mas, kamu gak dines?" tanya gue ke Sehun.

"Gak sayang, aku izin." jawab Sehun.

"Izin? Ngapain kamu izin?" tanya gue penasaran.

"Mau jagain kamulah," kata Sehun.

"Ngapain jagain aku?" tanya gue lagi.

"Kamu kok jadi lola sih," kata Sehun ngeledek gue.

"Kamu ngatain aku lola? Iya?"

Sehun pov

Aduh! Mampus dah, gue lupa Luvi sensian. Ini mulut kenapa nyablak aja sih gak ada filternya.

Bisa ngambek nanti Luvi atau parahnya dia nangis lagi.

End.

"Enggak sayang." jawab gue.

"Kamu, hiks tega banget sih," kata gue.

"Eh jangan nangis, aduh. Maaf aku gak sengaja sayang. Cup ya," kata Sehun nenangin gue.

"Kamu tega banget ngatain aku." protes gue lagi.

"Enggak sayang, maaf ya. Aku kelepasan." jelas Sehun.

"Aku maafin tapi ada syaratnya." jelas gue.

"Apa sayang? Aku bakal turutin semua saratnya." jawab Sehun.

"Kamu gak boleh dines, kamu harus temenin aku seharian ini. Gak boleh jauh - jauh dari aku." pinta gue ke Sehun.

"Siap sayang, udah gitu aja?" tanya Sehun.

"Peluk aku," kata gue manja.

"Heum, sini deh," kata Sehun sambil ngerentangin tangannya ke gue.

Gue langsung masuk ke pelukan Sehun. Jadi sekarang posisinya Sehun lagi senderan dipunggung ranjang. Sementara gue ada di pelukan dia.

"Manja banget sih, yang manja bunda apa dedek nih heum?" tanya Sehun sambil ngusap perut gue yang masih datar.

"Gatau." jawab gue singkat.

"Jangan ngambek dong, gak baik buat si kembar sayang."

Cup

Gue masih diem aja, barusan Sehun nyium dan ngusap puncak kepala gue. Kadang gue heran sama diri gue sendiri.

Mood gue berubahnya drastis banget, sebentar gue good mood sebentar gue bad mood. Emosi gue juga gak kontrol banget.

Bisa liat kayak tadi gue sensitif banget, bisa nangis kapan aja kalo ada yang gores gue sedikit aja.

"Aku gak ngambek." jawab gue pelan.

"Beneran nih?" tanya Sehun.

"Iya. Maaf ya akhir - akhir ini aku tempramen banget dan suka gak sengaja bentak atau marahin kamu." jelas gue ke Sehun.