Mertua vs Mantu

°12°

"Mama?!" pekik gue sama Luvi kompak.

"Iya ini Mama, kalian kok ada di sini? Mau pulang?" tanya Mama

"Mama ngapain dulu di sini? Mau pulang juga?" tanya Luvi balik.

"Iya, Mama mau pulang. Jadi kalian kenapa di sini juga?" tanya Mama Irene lagi.

"Kita mau pulang Ma," jawab gue pada akhirnya.

"Ngapain kalian pulang? Bukannya cuti kalian masih lama ya?" tanya Mama Irene bingung.

"Sehun semalem ditelfon sama komandannya Ma disuruh balik karena ada tugas." jelas Luvi ngewakilin gue.

"Bener gitu hun?" tanya Mama Irene ke gue.

"Iya Ma, aku udah nolak dan minta izin tapi gak di kasih. Makanya pagi tadi kita langsung ambil penerbangan." jelas gue ke Mama.

"Yaampun tega banget sih, sabar ya." kata Mama sambil ngusap pundak Luvi.

"Gapapa Ma, ini udah resiko kita jadi abdi negara." jawab gue.

"Tapi kalian udah berhasil kan?" tanya Mama Irene.

"Udah dong Ma, alhamdulilah," kata gue.

"Bagus deh kalo gitu, Mama doain cepet jadi," kata Mama Irene.

"Oh iya Ma, Papa mana?" tanya gue yang baru sadar kalo gak liat keberadaan Papa Suho.

"Oh, dia Mama tinggal di jepang." jawab Mama Irene enteng dan santai.

"Apa? Mama tinggalin? Kok bisa sih Ma?" pekik Luvi kaget.

"Iya dia Mama tinggalin di sana," jata Mama Irene.

"Gimana ceritanya Ma bisa gitu? Papa berulah lagi?" tanya gue antusias.

"Jadi gini-"

Diemlah kita denger cerita Mama soal kenapa dan apa penyebab dia ninggalin Papa Suho di Jepang sendiri.

Usut punya usut sih Mama kesel sama kelakuan Papa Suho. Haha sumpah gue merasa merdeka banget denger berita ini.

"Bahkan dia mau nguntit kalian lagi ke Paris." jelas Mama Irene di akhir.

"Jadi, sekarang Papa di Paris Ma?" tanya Luvi.

"Gatau, Mama belum di kasih kabar lagi sama Anton." jawab Mama acuh.

"Mama keren deh," celetuk gue.

"Keren apanya hun?" tanya Mama Irene.

"Keren aja bisa berani gitu sama Papa." jawab gue seadanya.

"Kesel tau Mama, bodo amat dia sekarang gimana. Biar tau rasa." gerutu Mama.

Jujur aja nih gue bahagia banget liat apa yang dilakuin Mama ke Papa. Pasti dia sekarang lagi bingung atau gak dia beneran nyari gue ke Paris.

"Kasihan tau Ma si Papa ditinggalin gitu," protes Luvi.

"Ck, gausah dikasihanin sayang. Bagus tau ini buat kasih pelajaran Papa Suho." saut gue.

"Kamu ih, gitu juga dia Papa aku Mas," kata Luvi gak terima.

"Udah biarin, gimananya nanti Mama kabarin kalian. Sekarang mending kalian pulang istirahat ya," kata Mama Irene.

"Mau bareng apa gimana Ma?" tanya gue.

"Gausah kita pulang sendiri - sendiri aja ya. Biar enak cepet istirahat besok kalian udah dines lagi kan?" tanya Mama.

"Iya Ma," jawab gue sama Luvi serempak.

"Yaudah kalo gitu Mama duluan ya. Bye!" pamit Mama yang mulai naik ke dalem taksi.