°18°

2.5K 316 59
                                    


Cup

Gue sekarang lagi nunggu Luvi sadar habis lahiran tadi dia pingsan, mungkin karena kecapekan dan tenanganya habis.

Dari tadi gue usapin puncak kepalanya atau cium punggung tangannya.

"Eungh~"

"Hai Bunda, akhirnya sadar juga," kata gue nyambut Luvi.

"Aku tadi pingsan ya?" tanya Luvi lemes.

"Iya kamu pingsan." jawab gue.

"Aki haus." cicit Luvi.

"Haus? Sini aku bantu duduk minum dulu nih," kata gue sambil ngasih segelas air yang disediain rumah sakit.

"Makasih Mas," kata Luvi.

"Iya, eh kok manggilnya masih Mas sih." protes gue.

"Terus mau dipanggil apa?" tanya Luvi.

Ini kayaknua otak Luvi belum sinkron deh gak biasanya dia gak peka dan lola gini. Sabar namanya juga orang capek yakan.

"Panggil Papa dong." jawab gue.

"Ah iya, aku lupa. Maaf ya Pa," kata Luvi.

"Iya Bunda gapapa kok, makasih ya."

"Makasih buat?" tanya Luvi.

"Makasih buat semua perjuangan kamu tadi. Jujur hati aku gak karuan lihat kamu lahiran tadi." jelas gue.

"Kenapa?" tanya Luvi.

"Aku gak nyangka segitu susah dan besar perjuangan wanita, maaf kalo aku pernah nyakitin kamu." jelas gue.

"Ssst, kamu ngomomg apasih. Ini semua udah kodrat wanita. Udah ya aku gak mau denger hal sedih - sedih lagi." pinta Luvi.

Grep

Cup

"Makasih sayang, selamat kamu berhasil bawa si kembar ke dunia," kata gue.

"Selamat juga kamu jadi Papa dari dua bayi sekaligus." jawab Luvi.

Barusan gue peluk dan cium kening Luvi buat nyalurin rasa terimakasih yang gue tau gak sebanding sama perjuangan Luvi.

Kita hanyut sama suasana ini sampe ada suara yang mengintrupsi dan berhentiin kegiatan kita.

Cklek

"Eheum, aduh Bunda sama Papa mesra - mesraan mulu. Kita datang loh," kata Mama gue yang masuk sama Papa sambil gendong bayi kita.

"Maaf Ma, salahin Sehun jangan aku," kata El

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf Ma, salahin Sehun jangan aku," kata El.

"Hehehe, maklum Ma habis ini gak bakal bisa bebas romantisan." jawab gue.

Bugh!

"Aduh!" pekik gue.

"Sembarang aja ya ngomongnya." protes Luvi.

Mertua vs MantuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang