°4°

3.2K 443 80
                                        


"Sayang, tongsisnya udah kamu bawakan?" Tanya gue ke Luvi.

"Udah, kan aku taruh ditas kamera." Jawab Luvi sambil nunjukin tasnya.

"Yaudah kalo gitu, udah siap belum?" Tanya gue lagi.

"Udah, yuk berangkat." Kata Luvi sambil narik tangan gue.

"Kamu semangat banget sih sayang?" Tanya gue ke Luvi yang senyum terus.

"Hehe gak boleh ya semangat mau jalan first time sebagai suami istri sama kamu?" Tanya Luvi yang bikin gue ketawa pelan.

"Idih gombal kamu, ya jelas boleh dong. Kamu kunci pintu ya, aku keluarin mobil dulu." Kata gue yang dijawab acungan jempol sama Luvi.

Setelah keluarin mobil, Luvi langsung naik mobil dan kitapun berangkat. Rencananya hari ini kita bakalan ke dufan sekedar buat jalan aja.

Buat ngisi cuti yang tinggal dua hari ini. Lusa kita udah masuk jadi gak mungkin kita mau liburan atau honeymoon sekarang ini.

30 menit kita mecah jalanan Jakarta yang lumayan ramai. Kita sampe juga di tempat tujuan.

Gue sama Luvi langsung masuk dan beli tiket. Untungnya dufan hari ini gak terlalu rame.

"Mau main apa sayang?" Tanya gue ke Luvi.

"Jalan aja dulu nanti kalo ada yang menantang kita cobain." Jawab Luvi sambil gandeng tangan gue.

"Yaudah kalo gitu." Kata gue sambil nerusin perjalanan.

Di jalan gue liat sekeliling waspada. Jaga - jaga kalo si Papa Suho nguntit lagi. Bukan hal yang gak mungkin dia ngelakuin hal itu.

Karena gue punya firasat dia nguntit lagi, ya secara masanf cctv di kamar Luvi aja dia lakuin. Hal kecil kayak gini pasti bakal dia lakuin juga.

Secara dia punya mata - mata gengs. Belom tau aja dia gimana rasanya gue sewain satu pleton Kopassus buat ngawasin dia.

"Mas, kamu nyari apa?" Tanya Luvi yang berhasil nangkep gelagat gue.

"Waspada kali aja Papa Suho nguntit kita lagi." Jawab gue masih sambil celingukan.

"Ish, kamu tuh gak boleg suudzon Mas. Etapi ada benernya juga sih." Kata Luvi.

"Kan, orang pasang cctv aja dia lakuin." Kata gue lagi.

"Iya juga sih, kerjain Papa aja sekalian gimana Mas?" Tanya Luvi yang berhasil ngalihin perhatian gue.

"Apa rencana kamu?" Tanya gue ke Luvi.

"Kita godain Papa biar dia gregetan pake cara kita harus romantis tingkag dewa hari ini." Kata Luvi.

"Ide bagus, aku setuju." Jawab gue antusias.

"Tapi kita harus tetep waspada ya Mas," kata Luvi lagi.

"Okey sayang, yaudah yuk kita jalan." Kata gue sambil ngerangkul pundak Luvi.

Kita pun masih asik jalan sampai kita ada di depan wahana rollercoaster. Kayaknya Luvi mau ngajak naik, soalnya dia berhentiin jalan kita.

"Mas, naik yuk?" Pinta Luvi dengan imutnya ke gue.

"Kamu berani emang?" Tanya gue memastikan.

"Berani lah, kamu kira aku takut?" Kata Luvi sambil berkacak pinggang.

"Kirain, yaudah yuk naik." Kata gue sambil narik tangan Luvi ke arah tiket.

Gue gak yakin kalo Luvi 100% berani. Awas aja kalo sampe dia teriak - teriak dan minta peluk nanti.

Mertua vs MantuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang