Part 2 -Without Gabby-

12.9K 1.2K 47
                                    

Happy reading, Enjoy and Relax!! 😘😘

*******

Pagi tadi,  setelah mengantar Gabby memeriksakan kandungannya,  Kenzo bergegas datang ke kantornya karena ada keperluan mendesak yang harus ditanganinya segera. 
Dan kini,  baru 20 menit ia duduk tenang di kursinya setelah tadi bersitegang dengan salah satu karyawannya,  Handphone nya berdering menunjukkan panggilan Video dari Gabby. 

Kenzo mengerutkan dahi sebelum mengangkat panggilan tersebut.  Untuk apa Gabby menelfon nya?  Bukan kah mereka baru saja bertemu?  Apa mungkin wanita itu merindukan nya?  Ah pikiran konyol macam apa itu.  Gabby tidak akan merindukannya.  Begitu pula dirinya. Mereka tidak saling mencintai.  Hubungan mereka hanya sebatas hubungan badan untuk menghasilkan keturunan nya tanpa ikatan pernikahan.  Hanya ada surat perjanjian yang akan berakhir kira kira satu tahun lagi. 

Kenzo menggeser ikon hijau pada layar ponselnya. 
Hitam.  Tak ada apapun di sana.  Kenzo membolak balikkan ponselnya.  Apa mungkin ponsel semahal miliknya dapat rusak dengan mudah? 
Saat Kenzo membalikkan ponselnya kembali dengan layar menghadap padanya,  Kenzo menemukan wajah Putra Putri nya yang tengah tersenyum memamerkan gigi kecil mereka yang menggemaskan. 

Seketika senyumnya mengembang. 
"Hi Kids."

"Gud Mowning Daddy!!"
Kenzo tersenyum mendengar sapaan anak anaknya.

"Morning Too sayang. Ada apa kalian telfon Daddy?  Kalian nggak sekolah?"

"Nggaak.  Kita libur."
Jawab Oceana. 

Kenzo mengangguk angguk.  Ia kembali menyimak obrolan antara Putra Putri nya diseberang sana. 
"Daddy,  kita main ya!"
Kali ini Roisa yang bertanya.  Sedangkan yang lain menatap layar ponsel dengan mata berbinar khas anak anak.

"Main?  Kemana?"

"Ke Daddy!"
Jawab mereka serentak. 
Kenzo hendak menjawab namun layar ponsel nya menampilkan gambar tak beraturan diiringi suara kasak kusuk dan jerit protes anaknya.
Beberapa saat kemudian muncul wajah Gabby yang terlihat fresh dengan rambut sedikit basah dan bibir merah menggoda. 
Oh God.  Ini masih pagi tapi Gabby sudah mengujinya. 

"Hai Ken.  Hari ini aku ada senam ibu hamil.  Boleh titip anak anak?"
Kata wanita itu sambil kembali meletakkan ponsel nya ke posisi semula sepertinya karena kini ia dapat kembali melihat anak anaknya yang tengah duduk di tengah ranjang saling adu cubitan. 

Kenzo mengangguk. Ia merebahkan kepalanya ke sandaran kursi dan sedikit melonggarkan dasinya.  Ia merasa gerah sekarang.  Apalagi,  di seberang sana,  Kenzo melihat Gabby yang mondar mandir dengan baju tidur tipis berbahan sutra yang mencetak lekuk tubuhnya.  Sementara anak anaknya sudah berbaring tengkurap berjejer di depan layar. 

"Memangnya kapan kau akan pergi?"
Oh shit shit.  Kenzo menyadari perubahan suaranya. Suaranya menjadi lebih berat dan serak. 
Sialan.  Gabby benar benar menggoda iman. 
 
Luigi mengulang pertanyaan darinya karena sepertinya Gabby tidak mendengarnya dilihat dari wanita itu yang masih sibuk di depan meja rias sambil mengoleskan sesuatu ke betis dan pahanya. 

Gabby menoleh dan mendekat ke layar.  Namun sialnya lagi,  tali baju tidur Gabby tampak mengendur sehingga sukses memperlihatkan hampir separuh Dada sekalnya. 
Astaga,  Kenzo memalingkan muka sambil memijat Batang hidungnya.

Baby Maker MachineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang