Playlist: All I Ask /Adelle
Hapy reading.
**************
Dunia tak selebar daun kelor. Gabby pernah dengar kata kata itu, dan sampai saat ini pun Gabby masih belum paham apa arti dari kalimat tersebut.
Daun kelor kan kecil.
Mungkin artinya dunia itu luas, tidak sekecil daun kelor?
Kalau benar artinya seperti itu, mengapa setiap saat dia selalu bertemu dengan Kenzo? Pria itu, yang semalam baru saja membentaknya dan mengatainya sesuka hati, kini terlihat tengah berjalan mesra bersama seorang wanita yang tidak Gabby ketahui namanya.Memang apa salahnya Tuhan? Perasaan selama ini Gabby selalu berbuat baik pada setiap orang, ia selalu berusaha berteman dengan siapa saja tanpa memandang kasta, status sosial, wajah, atau kepandaian.
Ia juga tidak pernah mengucilkan orang lain, malahan ia yang dikucilkan. Tapi mengapa rasanya engkau gemar sekali memberi hamba mu yang tidak taat ini cobaan Tuhab?Sungguh menjadi orang baik itu banyak cobaanya.
Apa belum cukup selama ini Ia selalu sakit hati setiap menerima cacian dan hinaan dari Kenzo? Apa ia harus merasakan yang namanya patah hati sampai berdarah darah berkali kali?
Belum cukup membuatnya hancur berkeping keping semalam, kini Gabby melihat Kenzo dan wanita itu berjalan memasuki sebuah toko perlengkapan bayi di Mall yang kini Gabby sambangi.
Pilih Kasih apalagi ini? Gabby membeli perlengkapan bayi sendiri dengan perut sebesar ini. Sementara Kenzo malah menemani wanita yang entah siapa gerangan membeli perlengkapan bayi? Ingin marah, tapi Gabby sadar seperti apa posisinya. Ia tak berhak. Sama sekali. Dalam padahal dalam perjanjian diantara Ia ataupun Kenzo tak boleh berhubungan dengan orang lain selama mereka terikat kontrak. Namun ternyata pria itu ingkar.
Kembali lagi ke Kenzo dan wanita itu. Gabby diam diam mengamati perut wanita itu yang belum tampak menonjol. Sepertinya wanita itu terlalu Dini mempersiapkan semuanya.
Sementara dirinya? Kandunganya saat ini sudah berumur 8 bulan lebih 2 minggu. Sebentar lagi lahiran. Dan belum ada satupun perlengkapan bayi? Sungguh terlalu.Cih, Gabby semakin benci saja melihat mereka berdua. Lihat saja kelakuannya. Hello, Wanita itu bukan anak kecil yang perlu digandeng agar tak hilang kan? Jadi apa gunanya gandengan tangan setiap saat? Biar kelihatan mesra gitu? Uhg! Bastard.
Kuatkanlah hati ini Tuhan,
"Eh sayang, bagusan yang biru apa merah yang? "
Sayang? Gabby medengar wanita itu memanggil Kenzo sayang? Shit! Double Shit!"Kayaknya biru aja deh yang, kan baby nya cowok. "
Cuih, lebih baik Gabby cepat cepat pergi dari sini saja. Ia muak jika ada Kenzo disekitaranya.
Dengan sedikit kesusahan Ia sebuah membawa stroller, 4 lusin pakaian bayi, pernak pernik bayi, botol susu, dan bak mandi bayi ke kasir.
GUBRAKK
Ya Tuhan, Gabby tak sengaja menjatuhkan barang bawaanya sehingga menimbulkan bunyi yang menganggu dan otomatis menarik perhatian seluruh pengunjung. Tak terkecuali duo gorilla itu.
Ia meringis sambil mengucapkan kata maaf pada setiap pengunjung. Saat pandangan matanya bertubrukan dengan Kenzo, Kenzo hanya menatapnya datar tanpa ekspresi. Gabby menghela nafas dan mencoba merapikan barang bawaannya dibantu oleh pelayan toko.
"Anda tidak apa apa?"
Sebuah suara serak serak sexy membuatnya menoleh ke asal suara.
"Hm? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Maker Machine
ChickLitHighest Rank : #1 In Child PRIVAT ACAK. Don't Copy my story!! Please kalau kalian menemukan cerita ini di manapun, harap laporkan kepada saya. Ide itu mahal harganya! "Maafkan aku, aku tau aku salah. Aku sadar posisi ku disini. Memang tidak...