Prolog

23.4K 1.5K 34
                                    

"Maafkan aku, aku tau aku salah. Aku sadar posisi ku disini. Memang tidak seharusnya aku mempunyai perasaan Ini untukmu." Gabby berusaha terdengar tegas dan tegar. Matanya telah berkaca kaca, namun ia berusaha menahanya agar tidak menangis.

Iaa tidak ingin terlihat lemah di depan pria yang dicintainya, Kenzo. Kenzo tidak menyukai wanita yang cengeng dan manja. Tapi, seberapa keras pun ia berusaha terlihat tegas dan tidak cengeng tetap saja Kenzo tak akan pernah menyukainya.

Tentu saja, hanya ada Elliana di hati pria itu. Wanita yang menurutnya benar benar cengeng dan manja. Sangat berlawanan dengan tipe Kenzo yang diketahuinya selama ini.

Sementara di hadapanya, Kenzo hanya berdiri kaku menatap Gabby yang balik memandangnya dengan mata memerah. Ia merasa bibirnya kelu, tak tahu harus berkata apa.
Di dalam hatinya, ia merasa luapan perasaan bahagia yang berlebihan saat mendengar pernyataan Cinta Gabby, namun ia masih merasa bimbang.

Kemana perginya perasaanya untuk Elliana? Ia berpikir keras sampai kalimat yang keluar dari bibir mungil kemerahan itu membuatnya dilanda rasa takut yang teramat sangat. Ia takut wanita didepannya akan pergi meninggalkanya selamanya.

"Kontrak kita sudah habis, aku titip anak anak ku. Aku tahu aku tak berhak karna mereka sepenuhnya milikmu. Aku hanya bertugas mengandung dan melahirkan mereka. Tapi selama ini mereka mengenalku sebagai ibu mereka, jadi jika aku pergi nanti tolong carikan ibu untuk mereka secepatnya. Aku takut mereka akan kehilangan sosok ibu. Aku tau kau mampu menjadi ayah sekaligus ibu yang hebat untuk mereka. Tapi bagaimana pun juga mereka butuh Kasih sayang seorang wanita. Maafkan aku jika selama ini aku menyusahkanmu. Selamat tinggal. Jaga diri baik baik."

Setelah mengucapkan kalimat itu, Gabby segera berbalik menyeret koper besarnya menuju pintu keluar apartmen yang selama ini ditinggalinya bersama anak anaknya. Ia menahan rasa sesak dan sakit yang teramat sangat di hatinya. Dengan sekali tarikan nafas, Gabby mencoba tegar. Ia harus kembali menjadi Gabby yang tegar dan periang seperti dulu. Lagipula, di dalam perutnya, ada buah hatinya yang tengah meringkuk nyaman disana. Ia harus bahagia. Demi anaknya. Itu janjinya. 

To be continue..

Baby Maker MachineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang