CHAPTER SEVENTEEN

610 26 13
                                    

C H A P T E R S E V E N T E E N
Cinta Datang Terlambat•

"GUA BENCI LO!"

-oOo-

Hari Sabtu.
Hari untuk bermalas-malasan.

Tapi rutinitas bangun siang Gita harus sedikit terganggu. Karena Carlo akan datang dan mengajaknya untuk makan-makan.

Yaaa, kalo si 'dia' yang ganggu mah, gak pa-pa.

Gita sudah bersiap-siap, karena jam 10 nanti Carlo akan datang.

Paling, sebentar lagi Carlo dat--

ting tong

Gita berlari kecil ke arah pintu depan.

"Hai, kak!" Sapa Gita senang.

"Udah siap?" Tanya Carlo.

"Masuk dulu aja, kak. Tunggu sebentar." Gita mempersilahkan Carlo masuk, dan mengambil tasnya di kamarnya.

Carlo masuk ke ruang tamu Gita. Ia berdiri di depan sebuah foto keluarga. Satu-satunya foto yang ada di ruang tamu itu.

Disana, Gita mungkin masih berusia 5 tahun, dan dia digendong mamanya.

Lucu banget. Batin Carlo sambil tersenyum.

Ia tidak tega kalau Gita hanya dijadikan sebagai permainan. Tapi mau bagaimana lagi, sudah terlanjur terjadi.

Biarlah karma menabraknya, Carlo tahu ia pantas dapat karma.

"Kamu pacarnya adek ya?" Tanya seseorang.

Carlo langsung balik badan, dan menyalami wanita paruh baya itu.

"Tante, saya Carlo, pacarnya Gita." Ujar Carlo memperkenalkan dirinya.

"Saya gak nyangka, Gita bakal jadinya sama kamu. Saya kira bakal sama si Nathanel." Ujar Amel.

Carlo hanya terkekeh.

"Udah sebulan, ya?" Tanya Amel.

"Iya, tan." Jawab Carlo.

"Eh, tunggu. Saya kayak sering liat kamu di gereja." Ujar Amel sambil seperti berpikir.

"Eh? Saya, sih, misdinar, tan. Tapi, saya jarang liat Gita, tuh, di gereja." Jawab Carlo ikutan bingung.

"Tunggu. Oh!! Sekarang saya tau!" Ujar Amel seperti baru saja memecahkan soal matematika.

"Kenapa?" Tanya Carlo.

"Dulu, Gita suka maksa banget ke gereja malem. Padahal, biasanya juga pagi. Dia juga maksa minta duduk di barisan depan melulu. Terus, kalo di gereja, Gita suka celingak-celinguk. Terus nanti senyum-senyim sendiri. Ternyata, ya, dari dulu Gita ngincer kamu, loh. Kok saya gak peka, ya." Cerita Amel.

"Kok saya juga gak peka, tan." Carlo terkekeh.

"Iya, Gita udah gitu sejak lamaaaaa banget. Kelas 10, deh, kayaknya. Lupa saya." Cerita Amel.

Carlo tertawa ringan

"Dia udah suka ngagumin kamu dari jauh dulu, terus sekarang, jadian. Pasti Gita seneng banget." Amel tertawa. "Kamu jangan sampe buat Gita sakit hati, ya. Kasian saya liat dia kayak gitu."

"Emang kalo Gita sakit hati kayak apa, tan?" Tanya Carlo kepo.

"Waktu SMP dia pernah sakit hati. Mukanya kusut banget. Cuma keluar kamar buat makan, sama mandi. Saya denger dari luar, dia seharian nyetek lagu galau kenceng-kenceng. Biasa, anak SMP yang masih alay-alay gitu." Ujar Amel.

Labil. // completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang