(mulmed: udah penuh, el.)
C H A P T E R
T H I R T Y O N E•Is It Over Yet?•
"Jangan sampe sakit. Nanti, gue gak ada yang gangguin, lagi."
-oOo-
Nael memandang sendu wajah Gita yang menunduk.
"Alasannya apa dulu?" Nael mengguncangkan bahu Gita.
"Gue gak pantes buat lo. Selama ini, cuman lo yang berjuang. Gue gak. Temen gue bilang gue cuma kasian sama lo, makanya gue macarin lo. Gue tau lu lebih pantes buat orang lain, daripada gue. Gua--"
Ucapan Gita berhenti, ketika Nael meletakkan telunjuknya di bibir Gita.
"Gue sayang sama lo, Git. Apa pun kesalahan lo. Apa pun kekurangan lo. Buat gue, lo itu sempurna. Gue gak peduli sama alasan yang lo bilang tadi. Lebih menyakitkan lagi kalo lu mau udahan sama gue. Kalo lu merasa cuman gue yang berjuang,...." Nael menggantungkan kalimatnya. Memikirkan kalimat selanjutnya.
"Plis, jangan putusin gue. Kita masih bisa coba lagi. Menurut gue, lo udah cukup berusaha, kok. Kita bisa baikan lagi juga karena lo duluan, kan. Tolonglah, Git. Gue sayang banget sama lo. Gue gak mau lo pergi. Please..."
Nael menggenggam kedua tangan Gita erat.
"Gue gak mau kita putus. Jangan Putus, yaaa.." Nael memasang puppy facenya. Tangannya semakin menggenggam erat tangan mungil Gita.
Gita tersenyum tipis.
"Makasih, El. Lu sabar banget sama gue. Je t'aime plus." Ujar Gita.
"Artinya?" Tanya Nael bingung.
"Nael ganteng, jelek, deh." Kekeh Gita.
Nael mengacak rambut Gita gemas. "Gue mah, gak pa-pa lo hina, asal lo seneng, aja."
Gita tertawa.
"Jadi, hubungan kita baik-baik aja, kan?" Tanya Nael memastikan.
Gita mengangguk. "Maaf, gue tadi minta putus."
Nael tersenyum, merangkul pundak Gita. "Gak pa-pa. Mungkin lo masih kecapean aja. Asal gak putus beneran, masih gak pa-pa."
Gita sangat bersyukur memiliki pacar sesabar Nael. Sebaik, sebijak, seganteng, sedewasa Nael.
-oOo-
Sepulang sekolah, Gita dan Nael bermain di rumah Nael untuk makan siang gratis.
Nael sudah berganti baju menjadi kaos hitam dan celana basket andalannya. Sedangkan Gita masih dalam seragam putih abu-abunya.
Nael dan Gita duduk berseberangan, sehingga lebih nyaman untuk mengobrol.
Lalu, tiba-tiba, Nial datang bergabung dan duduk di sebelah Nael.
"Waktu itu, lo bilang, lo mau jodohin gue sama kakak lo, ya?" Tanya Nial, sambil menunjuk-nunjuk Gita.
"Iya, kak." Jawab Gita. "Mau?"
Nial berpikir. "Boleh, deh. Gue pengen move on dari mantan."
"Masih mantan yang waktu SMA itu, kak?" Tanya Gita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Labil. // completed
Teen FictionCarlo. Cowok kelas 12 yang udah gue kagumin sejak kelas 10. Menurut gue, Kak Carlo itu ganteng, anak basket, pokoknya gak bisa dijelaskan dengan kata-kata,deh! Nael. Sahabat Kak Carlo. Yang tiba-tiba datang ke kehidupan gue, dan dengan sukarela menj...