Brug...
Sebuah tabrakan tak terelakan sudah terjadi. Barang belanjaan kedua orang itu kini sudah berceceran dimana-mana. Kedua pelaku sekaligus Korban sama-sama menyelas dan kesal.
"Boruto, Pakai matamu kalau jalan, semua barang belanjaanku jadi berantakan semuakan!" ucap Sarada dengan nada marah. "kau itu yg harus berhati-hati, jalan tidak lihat-lihat sekitar lalu berbelok dengan cepat, padahal aku mau lurus!" Ucap boruto tak mau kalah.
Mereka pun berusaha merapikan kembali belajaan mereka yg sudah berhamburan kemana-mana. Satpam yg melihat kejadian itu pun segera mendekat hendak membantu.
Boruto yg menemukan belanjaan milik Sarada langsung memberikannya pada Sarada begitu juga sebaliknya. Hingga tiba-tiba, tangan mereka tanpa sengaja bersentuhan saat tangan yg lain sedang sibuk mengambil barang.
Adegan saling menatappun terjadi. Mereka berdua hanya terdiam sambil menatap satu sama lain. Adegan saling menatap itu berhenti saat Satpam mendatangi mereka. "kalian tidak apa-apa? Kulihat tadi kalian tabrakan dengan cukup keras." Ucap satpam tersebut.
Boruto dan Sarada langsung sadar dari lamunan mereka. "y-ya, tidak apa-apa. Tadi aku memang kurang berhati-hati." Ucap Boruto. "aku tadi buru-buru mau ambil ayam dan beberapa sayuran jadi berjalan cepat." Ucap Sarada.
Sang Satpam pun membantu Boruto dan sarada merapikan belanjaan mereka dan membawa mereka kekasir. Untuk berjaga-jaga jika ada Tabrakan Susulan.
==-OoO-==
Setelah membayar, Boruto dan Sarada keluar bersama karena kebetulan mereka bayar dikasir yg berbeda dan selesai bersamaan. "Ya kenapa belanja sendirian malam-malam begini, Sarada?" Tanya boruto. "Rencananya, ayahku ingin membuatkan Sup untuk Ibuku yg sedang sakit, tapi tiba-tiba ia dipanggil untuk membicarakan Proyek Pemukiman untuk perusahaan ayahku" Ucap sarada.
"oh ya sarada, sebenarnya ayahmu itu Namanya siapa, aku belum pernah mendengarnya?" tanya boruto. Mendengar itu, Sarada malah bingung sendiri. "kau belum tahu nama ayahku? Padahal kita sudah sekelas 2 tahun lebih." Ucap sarada sedikit marah.
Keadaan sunyi sejenak, Mereka saat ini bahkan masih berdiri didepan pintu masuk Minimarket. Boruto pun akhirnya akan bicara kembali "apakah Ayahmu itu bernama Sasuke" ucap boruto. "itu kau tau nama ayahku, kenapa bertanya tadi?" ucap Sarada.
"aku hanya mau memastikan saja, Kalau ayahmu itu adalah Sasuke, teman Ayahku" ucap boruto. "ooo, Ayahku adalah teman ayahmu," ucap Sarada dengan nada datar. "tunggu, Kau bilang teman ayahku! Berarti mereka sudah saling mengenal sejak lama." Ucap Sarada dengan nada terkejut.
"ya, sepertinya," ucap Boruto. "tapi aku tidak terlalu pikirkan. Lagi pula, Aku tahu kalau Sasuke itu orangnya baik, tidak seperti kau, Sombong." Tambah Boruto yg sepertinya membuat Sarada sedikit kesal.
"Hey, apa-apan kau! Aku yakin sifat ayahmu itu tidak beda jauh denganmu, Konyol!" ucap Sarada. "sifat yg mana, Pandai? Itu diturunkan dari ibuku," ucap boruto. "bukan, Yg pastinya sifat Konyol ayahmu pasti diturunkan padamu." Ucap sarada yg begitu santainya mengejek Boruto.
"Pastinya, Sifat sombongmu itu juga diturunkan oleh ayah atau Ibumu,!" ucap Boruto. Sarada hanya bosa terdiam sesaat. Boruto yg mengira Sarada mengangap serius Gurauannya pun mendekat berniat meminta maaf.
Niat Boruto pun dihentikan saat Sarada berkata "Pasti sifat ayahmu itu yg membuat ibumu menyukainya. Dan kau benar, ayahku itu memang sombong. Tapi tidak setinggi kesombonganku. Tapi, ayahku sekarang sudah meninggalkan sifat Sombongnya karena mengingat Keluarga, Usia, dan posisinya," Ucap sarada.
Boruto hanya terdiam mendengar Perkataan itu, Rona pipi pun muncul diwajah Boruto. Namun karena malam, Sarada tidak menyadarinya. "Aku juga ingin melenyapkan sifatku ini, benar-benar melecehkan nama ayahku. Melihatmu sedikit berubah, Aku pun ingin berubah. Kau tahukan beberapa hari ini aku tidak menganggumu? Aku juga sudah menyuruh teman-temanku untuk tidak terlalu sering menggangu siswa lain dengan ejekan mereka" Lanjut sarada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Miskin Boruto
FanfictionBoruto adalah seorang anak tukang bangunan dan penjual gado-gado keliling di Kota Konoha. Tentu saja ia hidup dalam kemiskinan. Namun beruntung baginya karena dapat bersekolah di sekolah paling Elit di Konoha. Namun, di sekolah itu ia bertemu dengan...