•Masalah (lagi?)

5.2K 296 6
                                    

        Hanya kesunyian yang terdapat di ruangan minimalis dan hanya tercipta suara helaan nafas. Pena yang sedang menari diatas kertas putih dan suara yang timbul dari gesekan tubuh dan sofa.

"Tolong panggilkan santri yang bernama Alma Zidny Nafiah kamar akhwat no 20." Kesunyian itu terpecah saat seseorang angkat bicara, dan ia mempunyai peran penting disebuah pesantren.

"Baik kiyai, permisi Assalamu'alaikum," ucap seseorang dengan patuh seraya berjalan keluar dari ruangan sang kiyai, pemimpin pesantren Nurul Qodim.

"Wa'alaikumussalam," jawab sang kiyai, dan ruangan itu kembali sunyi seperti semula.

Selang beberapa menit, Alma datang bersama dengan seseorang yang disuruh oleh kiyai tadi.

"Assalamu'alaikum kiyai," ucap Alma seraya mengangkat kedua tangannya pertanda salaman namun tidak bersentuhan.

"Wa'alaikumussalam, kamu boleh kembali, terima kasih," ucap sang kiyai menunjuk seseorang yang memanggil Alma tadi.

"Sama-sama kiyai, Assalamu'alaikum," pamitnya.

"Wa'alaikumussalam," jawab Alma dan sang kiyai bersamaan.

"Ada apa ya kiyai memanggil saya?" tanya Alma sopan.

"Duduk disini," perintah kiyai seraya menunjuk kursi disamping kanan meja nya, Alma pun menurut.

"Saya mau tanya kamu, kamu ada hubungan apa dengan Azmi?" tanya sang kiyai tanpa basa-basi.

Sontak Alma membulatkan matanya terkejut, ada masalah apa lagi ini. Hukuman apalagi yang akan diterima Alma, apa melibatkan Azmi dan Azmi kena hukuman lagi gara-gara Alma. Alma merasa tidak melanggar peraturan pesantren, seperti menerobos pembatas. Alma sudah tobat, lalu ini masalah apa lagi. Banyak pertanyaan dibenak Alma yang ingin ditanyakan, namun tercekat didalam tenggorokan dan lidahnya kelu untuk menanyakan hal tersebut.

"Engga ada hubungan apa-apa kiyai," jawab Alma sedikit gugup, karena berhadapan langsung dengan sang kiyai, jika dulu ia terkena sidang dihadapan ustadzah dan itu tidak terlalu setegang ini. Apa masalahnya besar? hingga kiyainya langsung yang berbicara.

Sang kiyai hanya menganggukan kepala, lalu dia mengambil telepon dan mendial beberapa nomor telepon, lalu mengarahkan teleponnya ke telinga sebelah kanannya.

"Assalamu'alaikum," ucap sang kiyai dengan seseorang didalam telepon sana. Alma bingung, ini sebenarnya ada apa? dia masih belum mengerti.

"Wa'alaikumussalam, ada apa kiyai?" tanya seseorang dari sebrang sana, samar-samar suara didalam telepon terdengar oleh Alma.

"Tolong panggilkan Azmi, suruh keruangan saya sekarang, terimakasih." ucapan sang kiyai membuat Alma membulatkan matanya untuk kedua kali.

"Baik kiyai."

Alma terus berpikir, memutar otaknya, menerka-nerka apakah dia melakukan kesalahan hingga membawa nama Azmi lagi, dia saja bingung apa masalahnya.

Tok... Tokk

"Masuk," ucap sang kiyai yang diyakini Alma bahwa itu Azmi.

Ceklek

"Assalamu'alaikum," ucap seseorang yang baru saja masuk, siapa lagi kalau bukan Azmi.

Azmi tentu terkejut saat tahu ada Alma di dalam ruangan, dengan langsung ia mengalihkan pandangannya, Azmi langsung berjalan dan menatap sang kiyai, ia tidak mau menatap Alma apalagi di hadapan sang kiyai.

"Wa'alaikumussalam," jawab Alma dan sang kiyai bersamaan.

"Duduk mi disini," titah sang kiyai seraya menunjuk kursi disamping kiri meja sang kiyai, jadilah Alma dan Azmi bersebrangan.

BerHijrah & Mencintaimu Karena AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang