•Hanya Allah yang mengetahui kebenarannya.

5.1K 264 17
                                    

          Dunia yang menunjukan kesejukannya di sore hari, waktu yang tepat untuk jalan-jalan karena cuacanya sedang normal, tidak panas, dan gadis yang memakai gamis hitam, kerudung pink dan cadar hitam, sedang duduk di hamparan rumput seraya meminum minumannya.

"Uni tumben gak minta fotoin," ucap gadis yang memakai kerudung pink tersebut.

"Nanti al, belum ada yang srek sama pemandangamnya," ucap gadis yang dipanggil uni tadi.

"Nanti fotoin Alma juga ya njug," ucap gadis yang memakai kerudung pink, yang menyebut dirinya sebagai Alma.

"Kebiasaan deh kalau mau manggil labilun," ujar temannya kesal.

"Hehe maaf uniku, aku kan udah kebiasaan begitu, maklumkan dong," ucap Alma seraya menampilkan sederet giginya yang rapih.

"Iya al iya," ucapnya seraya memutar bola matanya malas.

Dira Ayu Tanjung, teman kuliahnya Alma, umurnya berbeda satu tahun dengan Alma, dia orang padang. Alma tipikal orang yang tidak enakan dan harus menghormati yang lebih tua, jadi awal pertemuan Alma memanggilnya kak Dira, tapi temannya itu tidak mau dipanggil kak, dan Alma kekeh ingin memanggilnya kak, dan akhirnya temannya itu memutuskan untuk memanggilnya uni saja, karena dalam bahasa padang uni itu kakak. Walau disetiap saat juga Dira selalu membujuk Alma supaya tidak memanggilnya uni, tapi panggil namanya saja, dan teman sekelasnya tanpa dosa mengubah panggilan Dira, menjadi Tanjung atau njung, diambil dari nama marga Dira, ya jadi Alma kadang memanggilnya uni, kadang njung karena Dira selalu memaksanya memanggil nama saja.

"Assalamu'alaikum, ini kak Alma kan ya?" tanya seseorang perempuan yang baru saja datang.

"Wa'alaikumussalam," jawab Alma dan temannya. "Iya saya, ada apa?" lanjut Alma.

"Kakak kan yang di instagram ini?" tanya nya lagi seraya menunjukam handponenya yang menampilkan profil Alma.

"Iya."

"Kalau gitu aku minta foto boleh?" tanya nya membuat Alma heran, padahal dirinya tidak banyak followers, tidak terkenal juga di sosial media.

"Ah, iya boleh," ucapku seraya berdiri disampingnya.

Setelah selesai berfoto."Makasih ya kak," ucapnya seraya pergi dengan temannya, namun belum jauh dari tempat Alma berdiri, seseorang yang meminta foto tadi berbisik, namun masih terdengar oleh Alma dan Tanjung.

"Yes bisa foto sama dia, Nanti aku upload instagram trus aku tag-in ke Azmi deh."

"Kok kamu bisa tahu sih dia pernah pesantren ditempat yang sama Azmi."

"Aku kan stalker handal."

Yang terdengar hanya sedikit, sebab dia sudah jauh dan suaranya tidak terdengar lagi.

"Ku kira beneran minta foto eh ada alasan lain, emang kamu ada hubungannya sama yang namanya siapa itu? A...zm.. Azmi," tanya Njung.

"Enggak ada uni, itu gak tau tuh ngelindur kali," ucap Alma memalingkan wajah, menyembunyikan wajahnya yang berbohong, sebab Alma tidak menceritakan kesiapapun tentang Azmi dan masa lalunya, teman dekatnya yang tau soal itu hanya Siti, teman pesantrennya dulu.

"Al, aku laper makan dulu yuk," ajak temannya Alma seraya berdiri.

"Yuk."

Alma dan temannya pun berjalan kearah pedagang kaki lima yang dekat dari dia duduk tadi, lebih tepatnya ketoprak.

"Abang ketopraknya dua ya bang, pedes," pesan uni pada abang ketopraknya.

"Saya sedeng aja bang, jangan pake toge," pesan Alma.

BerHijrah & Mencintaimu Karena AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang