Ujian-Nya

4.7K 292 34
                                    


        Langit hari ini cerah namun penghuni dibawah langit tidak secerah langit hari ini. Didepan rumah berwarna abu-abu terdapat banyak karangan bunga berduka cita, didepan rumahpun terdapat bendera kuning yang menandakan salah satu dari penghuni rumah abu abu tersebut sudah kembali dalam dekapan Allah SWT.

   Seorang laki-laki yang berada dikursi roda baru saja datang bersama dengan temannya yang selalu setia menemaninya.

"Dir, udah jangan nangis," ucap siti saat melihat temannya alma sudah menitikan air mata saat baru saja sampai dirumahnya alma. Azmi, hafidz, dira beserta siti pun langsung memasuki rumah yang dulu azmi pernah kesini untuk mengkhitbah seorang perempuan.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam," ucap abinya alma seraya menghampiri temannya alma.

"Pak," panggil azmi lirih seraya mencoba untuk berdiri dibantu oleh hafidz.

"Azmi," ucap abinya alma seraya memeluk langsung azmi saat azmi sudah bisa berdiri walau dengan satu kaki yang menahan pada lantai, sebab kaki yang satunya belum sembuh total.

"Pak yang sabar, ikhlas kan pak, ini sudah takdir allah," ucap azmi seraya menitikan air mata saat melihat kearah ruang tengah yang terdapat tubuh perempuan yang ditutupi dengan kain dan dikelilingi oleh orang banyak untuk mendo'akannya.

Kini azmi kembali duduk dikursi rodanya dibantu dengan hafidz.

"Terimakasih sudah bantuin bapak," ucap abinya alma seraya tersenyum walau air matanya terus menetes.

"Tidak usah sungkan sungkan
kalau bapak minta bantuan, kami siap kok," ucap siti seraya tersenyum menyakinkan dan disetujui oleh semuanya.

"Yaudah kami mau baca do'a dulu ya pak," ucap hafidz seraya membantu azmi untuk duduk didekat seorang perempuan yang sudah di tutupi oleh kain dan matanya sudah terpejam.

    Perlahan azmi membuka kain tipis yang menutupi wajah perempuan tersebut seraya menahan sesak pada dadanya, tidak lama air matanya ikut menurun saat separuh wajah perempuan tersebut terlihat, tubuhnya sudah dingin, hidungnya sudah ditutup, tampak tenang sekali. Tidak hanya azmi, yang lain pun ikut menangis saat melihat wajah perempuan yang terpejam matanya untuk selamanya, tidak akan pernah bisa terbuka lagi, perempuan itu sudah kembali pada sang pecipta alam semesta, Allah SWT.

     Dua jam azmi dan temannya berada dirumah alma, kini azmi dan hafidz pamit untuk kembali ke rumah sakit, sebab azmi belum diizinkan untuk pulang, sebenarnya azmi harus memohon mohon untuk bisa datang kesini pada dokternya, alhamdulillah azmi diizinkan walau dengan waktu dua jam.

"Nanti kita nyusul kerumah sakit kalau pemakamnnya sudah selesai ya," ucap siti yang diangguki oleh azmi dan dira.

"Oh iya ini kuncinya," ucap dira memberikan kunci mobilnya pada hafidz, sebab tadi kesini menggunakan mobilnya, jadi nanti ummi dan abinya azmi kesini menggunakan mobilnya dira.

***

     Bau rumah sakit kini menyeruak kembali pada indra pencium azmi. Azmi sudah bosan berlama - lama disini.

"Fidz, keruangan dia dulu, ummi sama abi pasti disana," ucap azmi yang diangguki oleh hafidz. Hafidz pun menjalankan kursi rodanya kearah kamar inap no. 20A.

"Assalamu'alaikum," ucap azmi dan hafidz.

"Wa'alaikumussalam, gimana?" tanya umminya azmi.

"Ya gitu deh mi," ucap azmi lirih.

"Oh iya ini kuncinya, pemakamnya akan dilaksanakan nanti sore katanya," ucap hafidz seraya menyerahkan kunci mobil dira pada ummi dan abinya azmi.

"Yaudah, ummi sama abi kesana dulu ya, mas jangan lama lama disini, nanti hafidz aja yang disini," ucap umminya azmi.

BerHijrah & Mencintaimu Karena AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang