Part 1

426 17 0
                                    

.

.

Disebuah desa terpencil yang belum ramai penduduknya tinggallah seorang gadis kecil sebatang kara. Di gubuk kecil yang sudah tak layak huni, gadis kecil itu melakukan aktivitasnya sehari-hari. Dia memasak, mencuci, bermain seorang diri. Tidak ada seorangpun yang peduli dengan gadis kecil yang tinggal di gubuk reyot itu. Sebagian orang yang lewat di depan gubuk itu selalu mengabaikannya. Seolah-olah tak ada bangunan disitu. Sebagiannya lagi malah tak berani lewat situ, entah kenapa. Tapi gadis itu tak peduli pada orang-orang yang mengabaikannya. Selama mereka tak mengganggu, itu tak masalah buatnya.

Pada suatu malam, gadis itu memasak untuk dirinya sendiri. Dia makan dengan sangat lahap. Sepertinya dia sangat kelaparan setelah bermain seharian dengan boneka lusuhnya yang selalu dia bawa kemanapun. Setelah selesai makan, dia mencuci piring dan meletakkannya di atas meja. Lalu dia pergi keluar dan duduk di depan gubuknya. Dia memandang jalan setapak yang tak jauh dari gubuknya. Jalanan yang cukup sepi hanya ada satu atau dua orang yang lewat. Itupun seperti biasa, mengabaikan gubuk itu dan berjalan dengan terburu-buru.

"Mungkin mereka sedang ada urusan yang mendesak lagi." pikir gadis kecil itu.

Dia kembali melihat jalanan yang mulai sepi lagi. Malam ini terasa sangat sunyi tak seperti biasanya. Bulanpun tertutup awan sebagian. Jalanan yang gelap, hanya diterangi lampu jalan, itupun berada di ujung jalan. Menambah kesunyian malam ini.

Gadis itu sedang merasa sepi. Dia sudah lama tinggal di gubuk itu seorang diri. Terkadang memang dia merasa sepi, hanya saja selalu bisa terobati dengan bermain bersama bonekanya. Tapi kali ini dia benar-benar merasa sepi. Itu sangat terlihat dari raut wajahnya yang sendu. Dia sudah bosan bermain seorang diri. Dia ingin sekali bermain bersama anak-anak di desa ini.

Gadis itu menghela nafas panjang. Sangat mustahil mengajak mereka bermain karena orang tua mereka pasti melarang anaknya bermain bersama dia. Gadis itu kembali menghela nafas, dia sangat sedih. Dengan lunglai dia bangkit dari posisi duduknya. Meraih tangan bonekanya, berjalan masuk menuju kamarnya. Sambil berharap dalam benak, semoga besok dia mendapat keajaiban agar memiliki teman.

*To be Continued*

.

.

-aw-

Gadis Kecil [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang