1. Smile

263 31 21
                                    

"Siapa aku? Hanya berani menyukainya dibalik topeng kepura-puraan"

.

==================

Alunan Nocturne, Op 9 oleh Chopin terdengar indah keluar dari permainan jemariku pada piano ini. Aula besar yang mendukung benar-benar membuat gema dentingan piano semakin indah.

Aku tersenyum bahagia. Tubuhku tak berhenti mengikuti gerakan emosi dari jemariku yang sedang menekan tuts-tuts dengan lihai seperti latihan kemarin.

Semua orang khitmat dalam pandangan tontonan musik klasik saat ini.

Hingga semuanya berakhir pada not terakhir diiringi tepukan meriah dari mereka. Aku lega, sungguh!

Terdengar sorak sorai memanggil namaku, bahkan aku dijuluki sebagai 'Si pemikat merah'. Tentu saja itu karena rambutku yang asli berwarna merah kecoklatan.

Aku menatap mereka semua. Melemparkan senyuman hangat dan tundukan badan hormat untuk mengakhiri penampilanku barusan.

Piano adalah hobiku. Piano adalah hidupku. Bahkan, tak akan ada yang bisa membuatku terpisah dari piano ini.

Kulangkahkan kaki menuju Backstage, dan kudapati semua teman, bahkan kedua orang tuaku yang sangat menyayangiku.

"Jade, kau berhasil! Kau hebat!"

"Si pemikat merah begitu memukau."

"Permainanmu sempurna."

"Kau cantik malam ini, Jade."

Ketahuilah, itu semua adalah sorak sorai yang berhasil membuatku berbangga diri. Aku menyayangi mereka, bahkan aku lega memberikan yang terbaik untuk mereka.

Hingga ibu memelukku hangat. Kemudian ayahku juga.

Namun sedetik kemudian, semua kebahagiaan runtuh seketika.

Aku melihat ibu dan ayah menatapku dengan pandangan serius di backstage kala itu. Sebuah berita dari mereka yang benar-benar tak bisa kupercaya. Menyekat nafasku untuk sesaat.

"Jade, ibu dan ayah sudah bercerai."

Seketika itu dunia yang kuanggap sempurna runtuh seketika. Bahkan untuk bertanya apa permasalahannya saja aku sudah tak sanggup.

Aku tak ingin mengerti masalah orang dewasa. Aku tak ingin lagi mengerti semuanya setelah kejadian buruk ini. Aku hanya ingin kehidupanku kembali, memakai nama Jade bukan Park Chaerin.

Aku ingin menangis, berteriak sepuasnya tanpa harus memikirkan perasaan orang dewasa. Aku ingin menjadi seorang anak yang bebas.

Namun aku juga lupa, bahwa kini aku adalah seorang gadis yang juga akan beranjak dewasa. Dan mimpi burukkupun dimulai.

.

.

Aku terbangun. Ada keringat di pelipisku. Napasku terengah-engah. Sungguh, baru saja aku mendapatkan mimpi buruk itu lagi.

Mimpi buruk tentang kehilangan semuanya. Dan kini aku harus kembali ke dunia nyata, sadar akan mimpi buruk yang baru saja aku alami adalah hal nyata di masa lalu.

Kuhela napas panjang dan turun dari ranjang. Memilih untuk menatap wajahku di depan cermin meja rias.

Sejenak aku sadar, bahwa kini aku bukanlah Jade namun Park Chaerin. Seorang gadis biasa dan berubah menjadi pemalu. Tak mengapa, asal aku tak mengingat masa lalu.

Rambutku yang merah berubah menjadi hitam. Namun masih bisa kulihat iris mata berwarna biru terang.

Melihat itu membuatku membenci kenyataan. Tanpa pikir panjang, langsung kuambil kotak soft lense di meja nakas. Dan memakai soft lense itu untuk merubah mataku menjadi hitam – seperti kebanyakan orang asia bukan?

HOPELESS [Baekhyun FF] (ONHOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang