7. Meet My Brother

1K 168 22
                                    

Namjoon membukakan pintu untuk Jin dengan wajah yang masih kesal slash terpesona karena mansion yang bisa dibilang sangat mewah dan megah yang berada di depan matanya sekarang.

' Ini rumah Namjoon? INI SIH ISTANA NAMANYA ' Gumam Jin sembari terus menatap mansion mewah di depannya.

" Mau culik aku ya! Tuhkan benar kamu mafia! Sarang mu mansion ini kan? Jangan bohong kamu dasar Namjoon! Pulangin aku sekarang juga! " Jin meluapkan semua kegelisahannya sembari melemparkan banyaknya prasangka.

" Chill princess, Ini beneran rumahku. " Namjoon terkekeh, sembari menempatkan lengannya di pundak Jin dan melangkah kedalam rumah.

Banyak pelayan yang menyambut kehadiran mereka sembari membuka pintu mansionnya. Namjoon hanya tersenyum menanggapi, sedangkan Jin dengan sikap malu-maluiinnya, dia berbungkuk terus-terusan seperti tidak pernah lihat banyak orang menyambut kedatangannya. Tapi memang belum ada yang menyambut kedatangannya seheboh ini.

" Oh hey hyung! Datang juga akhirnya. " Dari jauh lelaki berambut merah terang itu melebarkan tangannya, siap-siap memeluk Namjoon. Tentu saja ditolak mentah-mentah.

" Kamu dirumah ternyata. "

" Iya dong. Oh mind to tell me who is this? " lelaki berambut merah terang itu - Jimin - mengangkat sebelah alisnya sembari bertanya dengan nada menggoda Namjoon. Karena ini adalah pemandangan yang jarang sekali Jimin lihat. Namjoon membawa seseorang ke rumah, ah, Hoseok tidak dihitung ya, dia sudah seperti keluarga.

" Waktu yang tepat sekali. Ayah dan ibu tidak ada di rumah, Kihyun juga tidak dirumah. " Jimin juga sebenarnya tidak terlalu simpati dengan orangtuanya. Menurut Jimin, mereka terlalu banyak mengatur dan mengomel, dan juga impian Jimin sebagai seorang penyanyi selalu ditolak orangtuanya. Mereka ingin anak-anaknya masuk kebidang hukum atau kedokteran, dimana kedua keinginan orangtuanya sama sekali bukan keinginan anaknya. Kalau untuk Kihyun, Jimin juga tidak terlalu suka hyungnya itu. Jimin punya satu hal yang dulu pernah terjadi, dan menyebabkan dia dan Kihyun bermusuhan. Walau hanya Jimin yang terus menyimpan dendam.

" Itu Kihyun hyung untuk kamu. " Ucap Namjoon.

Jimin mendecak tak peduli.

" Ah adik Namjoon? " Tanya Jin.

Jimin mengangguk.

" Hayooo, kekasih Namjoon hyung? " Tanya Jimin sekarang.

" Calon istri. " Ucap Namjoon tiba-tiba, dan dengan cepatnya terkena jeweran Jin.

" Duduk yuk. " Ajak Jimin, disetujui Namjoon dan Jin.

Mereka pergi ke ruang tamu dan duduk di sofa. Hanya Tuhan yang tahu bagaimana rasa empuknya duduk di sofa ini. Jin yakin harga sofa ini bisa untuk membeli satu lantai gedung di Gangnam.

Ah apa terlalu berlebihan?

Beberapa jam terlewati dengan film-film komedi yang dimainkan Jimin di tv, lalu gurauan-gurauan tak penting Jin tentang masakannya, dan jangan lupa Namjoon yang terus membicarakan Jin dan Yoongi berkelahi.

Bukan bohong, tapi Jin sangat tidak canggung di dekat Jimin. Jimin orang yang sangat santai dan gampang diajak berteman. Jin saja sudah nyaman dengan adik Namjoon ini.

" Hyung, kenapa tiba-tiba datang tanpa mengabariku sih? Untung aku dirumah loh. " Ucap Jimin sambil mengambil sebatang coklat batangan dan memakannya. 

Namjoon hanya mengangkat bahunya dan menunjuk Jin. 

Memasang wajah polos, Jin bertanya, " Loh kok aku? "

Kali ini Jimin yang ikut bingung, " Loh kok Jin hyung? "

" Dia sendirian gitu dirumah. " Ucap Namjoon. 

Who Are You ?! [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang