6. Bersamamu

1K 174 34
                                    

Namjoon berdiri di depan pintu rumah Yoongi. Tangannya sebenarnya sudah ingin mengetuk pintu, tapi entah kenapa dia malah jadi takut. Aura rumah ini tiba-tiba jadi bersinar dan berbunga-bunga. Bukan berlebihan, tapi Namjoon merasakannya.

Apa Yoongi dan Jin sudah berbaikan?

Ah entahlah. Sekarang yang ada dipikiran Namjoon hanyalah Jin. Ya, Jin seorang. Panggil dia gila. Tapi memang itu kebenarannya. Hampir 24/7 di otaknya hanya ada Kim Seokjin.

Kalau ingin jujur dia bahkan takut dengan perasaannya. Menyukai Jin atau menyakiti hati sahabatnya. Yoongi selama ini selalu menjadi teman terbaiknya dan sekarang dia malah beralih ke kakaknya.

Namjoon sampai harus berdiam diri di kamarnya dan bermeditasi. Sebut saja itu. Dia diam tanpa berbicara sama sekali, mematikan handphonenya, hanya untuk mencari tahu kebenaran.

Tapi dia memilih Jin. Hatinya sudah jatuh pada Jin. Walau Yoongi akan terus ada di hatinya, dan akan selalu disampingnya sebagai seseorang yang dia sangat sayangi.

Cklek.

" Aku melihatmu di depan pintu rumah kami tanpa berbicara. Jujur kamu lebih terlihat seperti penguntit bagiku. " Oceh Jin yang tiba-tiba membukakan pintu.

Belum sempat Namjoon mengeluarkan suara, Jin menarik lengan lelaki itu dan menyuruhnya masuk.

" Aku ingin mengajak kalian pergi jalan-jalan. " Ajak Namjoon yang kini sudah berbaring santai di sofa.

Sedangkan Jin sibuk mengotak-atik daging yang baru saja ingin dia olah.

" Kamu tidak lihat ini? Aku sedang me ma sak. " Jin kembali menyeloteh, dan itu membuat Namjoon terkekeh pelan.

Beberapa menit Namjoon hanya diam sambil memainkan handphonenya sebentar, lalu kembali berdiam diri. Tanpa Namjoon sadari, Jin sudah selesai memasak dan menaruh makanannya di depan meja di dekat Namjoon.

" Maaf membuatmu menunggu, tapi aku benar-benar sedang ingin mencoba resep ini dari kemarin. " Tutur Jin sembari menusuk daging di piring dengan garpu. Dia memberikannya untuk Namjoon cicipi.

" Apa ini? " Namjoon menatap daging di garpu sambil mengerutkan alisnya.

" Euh makanan? " Jin said sarcastically.

" Hahaha. " Namjoon membuka mulutnya untuk menyantap daging yang disediakan Jin.

Namjoon berhenti seketika. Rasa makanan ini agak familiar. Mengingatkannya tentang ibunya dirumah.

" Resep mu? " Tanya Namjoon.

" Iya. Aku menulis resep ini sudah dari minggu lalu, tapi tidak pernah sempat mencobanya. " Jin mengangguk sembari beranjak dari sofa untuk mengambil minum untuk Namjoon.

" Cola, jus atau air putih? " Tanya Jin.

Namjoon berpura-pura seperti orang berfikir berat tapi berakhir dengan Jin melempar box tisu padanya.

Mereka berakhir tertawa kencang.

" Bodoh. " Gumam Jin pelan.

" Aku pilih kamu. Boleh? " Jin sempat hilang rasa sadarnya karena perkataan Namjoon, sampai akhirnya earth-to-Jin.

" Mati sana! " Lagi-lagi Jin melempar sesuatu. Kali ini handuk kecil.

Namjoon tertawa kencang sembari jalan kearah Jin. Dia meminta maaf berkali-kali. Walaupun dia rasa kata-katanya adalah kejujurannya.

" Oh ya, hanya ada aku disini. " Namjoon  mengangkat sebelah alisnya setelah mendengar perkataan Jin.

" Lalu? "

" Ish, tadi kamu ingin mengajak kami jalan kan? Tapi Yoongi sedang tes beasiswa sekarang dan hanya ada aku dirumah. " Jelas Jin.

Namjoon mengangguk. " Ooh, gampang. Aku tinggal ajak kamu saja. "

" Ingat Yoongi! "

" Tolong jangan paksa aku. Susah rasanya menghilangkan rasa sukaku padamu Jin. " Namjoon tidak pernah sejujur ini. Kali ini perasaannya sudah mutlak dan dia tidak bisa menyukai Yoongi.

" Tapi aku tidak mau Yoongi sakit hati. " Jin menunduk kebawah sembari menuangkan jus jeruk untuk Namjoon.

" Aku kenal Yoongi sudah lama. Dia pasti mengerti. "

" Namjoon, aku kenal dia dari dia masih di perut ibuku! " Kali ini Jin menatap Namjoon dengan wajah serius.

Dia suka Namjoon.

Dia juga sayang Yoongi.

" Aku mohon. Aku tidak bisa menyukaimu. " Jin mendorong gelas berisi jus kearah Namjoon. Dia memilih duduk di sofa.

" Terserah kamu Jin. Ingat, aku tidak menyerah. Sekarang ikut aku. " Tanpa banyak bicara, Namjoon menarik Jin keluar rumah - tidak lupa dia mengunci rumahnya dulu, tanpa melepas genggamannya pada Jin - lalu menyuruhnya masuk ke mobil.

" Yak Kim Namjoon! At least ijinkan aku ganti baju dulu! " Umpat Jin sambil menjewer kuping Namjoon.

" Ah ahhh! Sakit tahu. "

" Mau kemana memangnya kita? "

" Tempat tinggalku. "

Fin 💚

AHHH SHORT CHAP BGT YG INI AH :(
I decided buat bikin yg lebih panjang, tapi itu hanya cita-cita, karena waktuku mepet banget dan jadwal sekolah dicepetin.

School is in the corner, bye

사랑해요 칭우!

Semoga kalian masih tetap suka yaa please kindly comment and vote fanfic inii❤

Who Are You ?! [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang