Tap! Tap!
Kasus pembunuhan ketiga oleh Sang Bintang. Andrew dan L hanya bisa merutuki Sang Bintang. Ya, Sang Bintang membuat tugas mereka menjadi lebih berat.
"L, apa kau menemukan sesuatu?" tanya Andrew.
"Aku tidak menemukan apa-apa. Dan, ewh. Ini sungguh menjijikan,"balasnya seraya melirik kearah jasad seorang wanita yang keadaannya sangat mengenaskan itu.
Tangan dan kakinya diikat dengan rantai. Seluruh tubuhnya dipenuhi luka bekas sayatan dan perut yang bolong sehingga menyebabkan organ dalamnya berhamburan keluar. Dan juga, kepala yang hampir putus.
"ewh, ini seperti daging saus,"ucap L. "Dan juga, kenapa mayat ini ditemukan malam-malam sih! Aku ini ngantuk! Dan, terlebih lagi sekarang sedang hujan," lanjutnya
"Ya, mau bagaimana lagi? Ini resiko pekerjaan. Sudahlah, kau terlalu banyak menggerutu. Cepat cari sesuatu lagi sana," perintah Andrew.
Dengan sedikit kesal, L pun kembali mengelilingi sekitar TKP. Asal kalian tahu saja, TKP kali ini bukan disebuah kebun kosong lagi. Melainkan di dalam sebuah gedung terbengkalai yang sangat amat kotor.
Dan, seperti biasa ia menemukan sesuatu. Kali ini bukan note tapi, sebuah pistol. Ia pun bergegas memberitahu seorang petugas yang ada didekatnya tersebut. Petugas itupun memotret pistol itu dan kemudian memanggil Andrew.
Andrew menggambil pistol itu dengan perlahan, dan mulai membongkarnya. Pelurunya utuh. Ia masih tidak mengerti apa maksudnya. tapi, pasti ada sesuatu dibalik ini. tidak mungkin kan, kalu benda ini tidak sengaja tertinggal disini? belum selesai ia mengamati pistol ini, tiba-tiba seorang petugas memberi tahu kala ia menemukan sebuah note. Sontak, L dan Andrew pun langsung menghampirinya.
"berikan padaku," ucap Andrew.
Andrew dan L pun membaca note itu dengan saksama. Disana tertulis 'Elang yang menukik saja bisa kudapatkan. Bagaimana dengan Kambing betina kecil?' dan dibawahnya terdapat sebuah tulisan kecil yang bertuliskan 'G5IIIe+G0III'
L hanya bisa melongo setelah membaca note itu. "Apa maksudnya! dia benar-benar mempermainkan kita, Dad," ucap L
"L, kau harus tenang," ucap Andrew.
"Bagaimana aku bisa tenang, bodoh!" bentakknya.
Ya, L itu memang anak yang songong. Ia berani berbicara kasar kepada siapapun. Tak terkecuali orangtuanya (A/N: serius, jangan ditiru)
Andrew pun menghela nafas, "Kalau sudah difoto segera angkat mayatnya ya!"
Merasa tak diacuhkan, L pun terus menerus menggerutu kepada ayahnya.
Dan, nampak dikejauhan—di sebuah tempat--ada seorang pria berhoodie biru yang tengah mengamati mereka dengan kameranya. "mereka bodoh," ucapnya lalu pergi meninggalkan tempat itu.
**
"L? L! Lucy!" ucap seseorang seraya mengguncang-guncangkan tubuh L.
Perlahan, L pun mulai membuka matanya. "a-huh, Mark? Sedang apa kau disin—hoamm"
"aku mencarimu kemana-mana. Kenapa kau malah tidur di perpustakaan, huh?" ucap Mark.
"Aku ngantuk. Jadi, ada perlu apa kau mencariku?" tanya L dengan malas.
"tidak, aku hanya ingin bertanya soal kasus itu," ucap Mark. "Sang Bintang? Oh hell. Semalam kami menemukan korban barunya," ucap L
"hah? Kok belum muncul diberita?" tanya Mark. "Mana kutahu. Oh ya, lagi-lagi dia meninggalkan clue," ucap L
KAMU SEDANG MEMBACA
Holopsicon.
Mystery / ThrillerPembunuh ini menjuluki dirinya sebagai 'Sang Bintang'. dia selalu melakukan pembunuhan dengan sangat bersih. Tidak ada bukti satupun. Setiap kasus pembunuhan yang dilakukannya dia selalu memberikan clue siapa orang yang selanjutnya akan dibunuh oleh...