i got lost 4

6.1K 437 47
                                    

 

Tangisan Nick di pagi hari seperti alarm untuk Samuel, ia merasa terganggu dengan suara keras bayi laki-laki yang kini tidur di kamarnya. Di dalam keranjang tidurnya, bayi itu merengek dengan keras entah karena haus, atau sudah tidak nyaman dengan popoknya. Samuel beranjak dari kasur dan melihat wanita yang kini menjadi penghuni kamarnya sudah tersenyum pada bayi itu. Wanita itu memunggunginya duduk di sofa kamar mereka dan menyusui anak laki-lakinya.

    Sam tak memperdulikan wanita dan bayi berisik itu. Ia memilih berjalan ke kamar mandi, untuk menyegarkan tubuhnya. Ini semua terjadi karena kesalahannya. Samuel mendesah keras, kalau saja Veraline tidak pergi darinya. Sudah pasti ini tidak akan terjadi padanya. Mungkin ia sudah menikah dengan wanita cantik itu. Samuel mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Membayangkan tubuh Veraline yang masih melekat di otaknya.

    Samuel harus bersabar sampai lima bulan, karena setelah itu ia akan terlepas dari wanita itu dan ia bisa kembali mencari Verline. Samuel membasuh air yang membasahi kepalanya dan mendongak. Ia tidak akan bisa mencintai wanita lain selain Veraline. Karena baginya, hanya Veraline yang bisa membuatnya bergairah.

    Keluar dari kamar mandi, Samuel sudah mendapati pakaiannya berada di kasur. Lengkap dengan dasi yang serasi dengan kemejanya. Wanita itu sudah tidak ada di kamar, mungkin ia sudah keluar. Samuel tak memperdulikannya dan memakai pakaiannya.

****

    Melanie menaruh Nick di stroller. Issabell terlihat senang bermain dengan adik barunya. Ia memberikan beberapa mainan yang belum bisa Nick mainkan. Suasana rumah Aiden menjadi sangat ramai dengan adanya Isabell dan Nick. Naora pun terlihat lebih segar dan bisa berkumpul dengan dua menantunya. Melanie seperti biasa menyibukkan diri dengan membuat sarapan. Sementara Lauren duduk di bangku dan memijat keningnya. Kepalanya terasa berputar dan morning sick yang membuatnya semakin merasa lemas.

    “Minumlah ini,” Melanie memberikan teh mint pada Lauren.

    “Terima kasih, Melanie.” Lauren tersenyum lemah pada saudaranya. Ia meminum sedikit teh mintnya, untuk sekedar menyegarkan tubuhnya. Bulan-bulan yang sangat melelahkan masih harus Lauren lewatkan.

    Tak berapa lama, Fabian dan Samuel masuk ke dalam ruang makan. Fabian duduk di samping Lauren dan mencium keningnya. Meyakinkan istrinya baik-baik saja. Sementara Samuel, ia duduk di bangku samping mommy. Menyisakan satu bangku untuk menjadi jarak bagi mereka. Melanie mengambilkan roti croissant yang di balur dengan selai coklat. Lalu, ia memberikan roti itu pada Samuel yang terlihat enggan menerimanya. Sementara Melanie mengambil satu pancake untuknya dan membalurkannya dengan selai strawberry.

    Si kecil Nick masih asyik bermain di stroller. Mengoceh tidak karuan sambil memainkan jemari kecilnya. Melanie sesekali membelai rambut tipis Nick. Ia benar-benar bahagia bisa memilikinya. Walau bukan kebahagiaan yang sempurna. Tapi mendapatkan Nick adalah kesempurnaan untuk Melanie. Untuk semua wanita.

    “Aku akan pergi ke bali selama beberapa bulan.” Ucap Samuel. Bersamaan dengan yang lain, Melanie pun menoleh pada Sam. Ia pasti masih mencari wanita itu. Sedikit demi sedikit Samuel menorehkan luka untuknya, namun ia harus menutup luka itu sendiri. Karena ia harus menjadi tameng bagi dua laki-laki yang ia cintai.

    “Kenapa mendadak sekali, ada apa?” Tanya Fabian. Melanie menunduk diam. Samuel tidak mungkin bicara secara gambling niat sesungguhnya pada keluarga. Tapi, ia sudah ngat mengetahui semuanya. Apakah ia berhak untuk menangis dan melarang Samuel untuk pergi? Atau diam dan membiarkan waktu mengambil cintanya.

    “Ada proyek yang harus aku lihat di sana. Kamu ingat pembukaan hotel di sana? Aku harus mengeceknya.” Ucap Samuel. Fabian menganggukkan kepalanya mengerti. Melanie berharap ada seseorang yang melarangnya. Ia tidak ingin Samuel pergi. Bagaimana jika ia bertemu dengan Veraline lagi?

I got lost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang