Sangat sulit memulai sesuatu yang tak bisa kamu akhiri. Seperti perjalanan waktu yang berputar, tanpa ada titik akhir. Melanie menatap keluar jendela, membiarkan hawa dingin masuk ke dalam kamarnya. Ia memeluk tubuhnya dan menunduk sedih. Ia tak ingin menangis, ia hanya ingin berteriak, ia ingin pergi jauh dari keadaan ini. Rasa sesak yang terus menjadi mimpi buruk untuknya.
Itu semua karena Melanie tanpa sengaja mendengar pembicaraan Samuel di telepon. Pria itu membayar seseorang untuk mencari Veraline, dan wanita itu berada di bali. Itulah yang membaut Samuel ingin pergi ke sana tanpa dirinya. Karena ia hanya ingin bersama Veraline, bukan bersama dirinya. Kalau saja tuhan bisa mendengarnya satu kali saja, ia ingin Samuel bisa mencintainya. Mencintainya karena dia adalah Melanie, bukan wanita yang hanya menjadi penghangat kasurnya, atau wanita yang menjadi pengganti Veraline di saat ia mabuk.
Tangisan Nick membuat Melanie beranjak dari tempatnya dan mendekati putranya. Ia menggendongnya dan menimangnya. Mata bayi itu terlihat sangat mirip dengan Samuel, bibirnya yang penuh pun seperti Samuel, hampir seluruhnya wajah putranya sangat mirip dengan Samuel. Ia sangat tampan, sehingga Melanie jatuh cinta padanya dan melakukan apapun untuknya.
Pintu kamar terbuka, Samuel baru saja pulang. Entah darimana, ia tidak pernah berbicara setiap pergi kemanapun. Melanie membawa Nick ke kasurnya dan memberikannya asi. Agar bayi kecil itu bisa kembali tidur di dalam pelukannya. Melanie hanya memperhatikan Samuel yang menuruni kopernya dan memasukan baju-baju ke dalam koper. Ia tidak bisa berbicara, ia hanya menunduk diam, bahkan ia tidak bisa menangis.
“Cepat rapihkan pakaianmu, aku tidak ingin mom dan dad curiga.” Melanie mendongakkan kepalanya. Ia tidak mengerti dengan yang di ucapkan suaminya.
“Maksudmu, aku akan ikut kamu ke bali?” Melanie hanya melihat Sam berbalik menatapnya. Lalu pria itu kembali mengacuhkannya dan mementingkan dirinya sendiri. Melanie tidak tahu apa ini benar atau salah. Ia ingin berada di mana pun Samuel berada, ia ingin selalu bersamanya. Tapi, melihat Sam yang terlihat kesal, Melanie merasa menjadi pengganggu bagi Samuel.
****
Melanie memperhatikan bandara Ngurah rai, dari saat ia turun dari pesawat, seorang pria yang jas hitam sudah menunggunya di depan pintu masuk. Pria itu menunjukkan jalan untuk Melanie dan Sam menuju pintu keluar, dan seorang supir dan dua penjaga sudah siap di depan. Melanie yang menggendong Nick, segera masuk ke dalam mobil. Sementara Sam masih berdiri di depan mobil. Tanpa berbicara apapun, ia mengambil kunci salah satu mobil, yang pastinya bukan mobil yang di tumpangi Melanie. Melanie hanya memperhatikan Samuel yang memasuki mobil di belakangnya dan pergi. Ia tak berbicara apapun, ia juga tidak mengeluhkan apapun. Melanie hanya duduk diam memeluk putranya dan membiarkan supir membawanya pergi dari bandara besar itu.
Sesampainya di mansion, Melanie sudah di sambut beberapa pelayan yang mengantarnya ke kamar. Kamar Melanie berada di lantai atas, dengan box bayi dan beberapa hal yang di butuhkan Melanie. Dua orang pelayan datang membawakan tiga koper yang di bawa Melanie dan Samuel. Membiarkan Nick bermain di boxnya, Melanie merapihkan isi koper dan menggantungnya di walk in closet. Usai merapihkan pakaian dan menaruh koper di tempatnya, Melanie membuka jendela lebar. Balkon kamar itu memiliki tangga unik yang langsung menuju ke kolam renang mansion. Melanie menatap putranya, melepaskan pakaiannya dan menggantinya dengan bikini. Lalu ia juga menggantikan pakaian putranya dan membawanya ke kolam renang. Melanie merasa senang melihat putranya yang berusaha untuk menggerakan tubuhnya. Biasanya Fabian yang akan mengajarkan Nick berenang, tetapi pria itu tidak ada di sini. Jadi Melanie membiarkan Nick berada di kolam renang, sambil memegangi ketiaknya, membiarkan kaki kecil Nick bergerak-gerak di dalam air.
“Apa yang kamu lakukan di sana?” Suara berat itu mengejutkan Melanie. Ia memeluk Nick, dan berenang pelan ke pinggir. Samuel berdiri di atas balkon kamarnya dan menatapnya. Samuel memperhatikan lekuk tubuh Melanie, bagaimana pun ia tetaplah pria yang memiliki hasrat pada wanita. Kini, istrinya melangkah memasuki kamar dengan santainya, tidak memperdulikan Samuel yang merasa sesak di bagian bawahnya. Melanie memandikan Nick di wastafel, dan langsung memakaikan baju tebal. Tubuh putranya itu sudah menggigil. Setelah memakaikan Nick baju dan menidurkan putranya. Melanie kembali berjalan ke kamar mandi, melepaskan bathrobenya. Baru saja Melanie ingin merendam tubuhnya di jacussi, Samuel menahan tubuh Melanie dan menekannya ke tembok. Melanie tidak pernah mengelak di setiap sentuhahan Sam, entah itu dengan perasaannya atau hanya dengan napsunya. Setidaknya Melanie tetap merasakan menjadi seorang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
I got lost
Romancemelanie tersesat, tersesat dari rasa cintanya, dari pilihan jalan yang di ambilnya. Semuanya terasa berat baginya, ia merasa terhimpit dari keinginan pria yang ia cintai, dan harapan dari wanita yang menganggapnya seperti anaknya. ia harus memberik...