Sejak pertemuan makan malam keluarga Rafin dan sejak obrolan absurd malam itu, hubungan Azra dan Rafin bisa dikatakan mulai membaik. Misalnya kalau ada apa-apa pasti yang dicari duluan oleh Rafin adalah Azra, Rafin juga mulai banyak bicara pada cewek itu.
Mood cewek itu juga sudah membaik, Azra sudah tidak memikirkan Haris lagi, karna menurut Azra kalau Haris emang beneran tulus dia pasti ga bakal nolak kalau Azra gendut, tapi yah yaudalah ya yang penting Azra bahagia.
Sekarang Azra lagi sibuk nyateti materi yang dikasi Bu Gendut tadi, maklum Azra gak bakal ngerti sama fisika dan segala hitung-hitungannya.
Ia melihat Rayna yang juga sedang sibuk menulis disebelahnya, sedangkan Icha sama Septy jangan ditanya, mereka mah bodo amat mau siap mau kaga yang penting perut keisi dulu.Azra merenggangkan tangannya keatas sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas, lalu matanya tidak sengaja menatap kearah pojok bangku belakang kelas, dilihatnya lelaki yang diam-diam disukainya sedang bersama kekasih pujaannya, oke ini lebay, tapi hati Azra sesak seketika. Ia mengalihkan pandangannya kembali, lalu dilihatnya Rafin yang tertidur di belakangnya.
"Dasar kebo" ujarnya sambil melanjutkan menulis.
"Kenapa Ra?" tanya Rayna tanpa mengalihkan pandangannya dari catatan fisikanya.
"Gapapa" tapi sebenarnya jawaban tadi untuk menutupi sesak yang sedang merebak.
"Haloooo gengssss, umaigat teman-temanku rajin banget sih yaampun wkwkwkw" Icha sang jagoan neon maju dengan gagahnya dihadapan Azra membuat cewek itu mengelus dadanya karna kaget, sedangkan Septy yang berada di belakang cewek itu hanya bisa menyilangkan jari telunjuknya ke jidat dengan tatapan 'sinting, bukan temen gue, sumpah'
Rayna hanya memutar bola matanya jengah melihat tingkah sahabatnya itu.
Icha mengambil bangku lalu memutarnya menghadap Azra dan Rayna, disusul dengan Septy yang duduk disampingnya."Lega banget guys abis minum nutrisari hihihihi"
"Ketawa lo macam kunti gitu sih Ca" Azra meledek Icha yang sedang memeragakan iklan minuman segar.
"Hahahahahaha suntuk banget gue, nonton yuk?"
"Lu mah tiap hari suntuk mulu perasaan" Septy menyambung, Rayna dan Azra menutup buku fisikanya ke dalam laci sambil memerhatikan keduanya.
"Gue juga suntuk banget ini"
"Yah lo lagi Ra, sama doang lo kaya si Icha suntuk mulu bawaannya wkwwk" Rayna prihatin melihat kedua sahabatnya itu, selalu saja suntuk, everytime.
"Kita itu butuh refreshing Ray, ref-resh-ing tau gak lo? Yakali masa ni otak dipake buat belajar mulu, yang ada botak ni pala gua sebelum waktunya"
"lebay lo" Septy menoyor kepala Icha greget.
"Hahahahahaha mama dorong lembu"
"Apaan tuh Ra?"
"Mom push cow sep"
"Hahahahahahahahahahahahahahaha ketawa ni udel gue"
"Diem lo cha!"
"Iya diem lo gausah ngomong"
"Sama lo juga Ra mending diem"
"Yah asu gueh lagi yang kena."
****
"Gue cabut luan ye" Cowok berseragam abu-abu itu menenteng tasnya, lalu menuju kereta sporty yang terparkir di depan warung tongkrongannya bersama teman-teman bejatnya itu.
Belum lagi menaiki kereta, hape yang berada di kantong Rafin bergetar, ia membuka sebentar hapenya, dilihatnya sebuah pesan yang muncul di layar hapenya, pesan dari seseorang yang mampu membuatnya menghela nafas untuk kesekian kalinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku (Enggak) Gendut
Teen Fiction"Kalau kau mencintai manusia karna fisik, bagaimana caranya kau mencintai Tuhan yang tidak berupa?" Azra menyumpah timeline oa yang baru saja terbaca olehnya. Kalau memang benar begitu, mengapa setiap cowok yang ia suka selalu mengeluhkan tentang fi...