Body

942 146 43
                                    

Niatnya aku mau update kookga,tapi ya akhirnya ngerjain ini lagi.
*bow maaf......*nyengirkuda

Disarankan untuk mendengarkan Mino: Body.....supaya lebih asoyyy

Rate: M
Ati-ati adek-adek,aku lagi gak waras makanya nyempilin NC (which is ga ada adegan ini dlm filmnya) *laugh

.

.

Ok! Let's get it,yea......















Dimana letak kewarasannya saat ini,Yoongipun tak tahu. Dia merasa selama ini kebencian dan amarah yang menggebu telah menguasai tubuhnya. Bahkan dengan terang-terangan dia berkata bahwa dia tidak tahu sejatinya siapa dirinya saat sesi latihan dengan Jungkook,saat keras kepalan tangan pemuda imut itu menghantam tubuhnya berulang-ulang kali.Dia kehilangan jati dirinya.

Seingatnya dia adalah pemuda yang lemah dan selalu membawa perasaan dalam setiap langkah yang di ambilnya. Tapi kini semua berbanding terbalik,saat mulut yang biasanya bertutur lembut kini sering mengumpat dan memaki.Tangan yang selalu menenangkan bagi orang lain kini dengan mudahnya menghabisi nyawa orang lain.

Sesungguhnya ada setitik ruang dihatinya yang selalu bertanya-tanya,sudah benarkah yang dilakukannya selama ini? Tapi bila mengingat kehidupan yang seharusnya dilaluinya bila Ayahnya masih hidup membuat amarahnya menguasi tubuh dan pikirannya.Yoongi hidup sebatang kara sepanjang hidupnya dan orang bernama Felix membunuh satu-satunya harapan hidup bahagianya.

"Ternyata kau suka sekali melamun." Mino duduk disamping Yoongi yang sedang asik memandangi langit di balkon kamarnya.

"Hanya berfikir...." gumamnya

"Tentang apa?."

Yoongi tertawa getir. "Tentang apa dan siapa aku." jawabnya lirih.

Kebekuan melingkupi mereka untuk sesaat.

"Kau tahu,aku tidak pernah bermimpi untuk menjadi seperti ini.Akhir akhir ini aku menjalani hidup begitu saja,membiarkan tubuhku melakukan apapun tanpa banyak berfikir.Tapi...." suara Yoongi melemah dan tercekat. "Disaat aku membunuh salah satu anak buahmu aku berfikir,bagaimana kalau orang itu adalah sahabat terdekatku,bagaimana kalau itu Jihoon,mungkin dirimu,namtae atau jungkook? Aku belum bisa mengendalikan diriku,Mino." sesalnya,menunduk dalam-dalam.

Mino meraih dagu yoongi dengan telunjuknya,hingga mata sayu itu menatap lurus mata tajamnya.

"Kau ingat aku sering berkata untuk jangan menjadi orang yang lemah? Kau percaya apa itu takdir? Maka yakinlah,takdirlah yang membawamu kemari.Dan apapun yang kau lakukan sudah digariskan oleh takdir." kata mino lalu tersenyum,senyum yang jarang sekali ditunjukan oleh wajah stoiknya.

Yoongipun menyadari bahwa senyum itu berbeda dari senyum sinis yang biasa di tampakkan oleh wajah tampan didepannya.Maka secara refleks senyum itu menular padanya.

"Ah,kau sok-sok menjadi orang baik padahal itu tidak menjamin hidupmu." sindir Mino.

Yoongi mendelik,Mino yang menyebalkan datang lagi. "Apa maksudmu,sialan." umpatnya kesal,menyingkirkan jari itu dari dagunya.

"Ingat hubunganmu dengan teman dan mantan pacar sialanmu?." mino tertawa nyaring.

"Kenapa kau membahasnya lagi? Kenapa kau suka sekali mengungkit-ungkit nama Chanyeol sialan itu?." dengus Yoongi.

"Kenapa?."

"Kau menyebalkan sekali,makanya kau harus mencoba jatuh cinta dan mencintai orang agar kau tahu bagaimana rasanya,selama ini kau hanya sibuk menghabisi nyawa orang saja.Cobalah untuk jatuh cinta." lalu yoongi tertawa kencang. "Ah,orang sepertimu mana bisa jatuh cinta." ledeknya lalu larut dalam deguk tawanya lagi.

THE FATE (Mino X Suga)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang