FOUR

55 6 1
                                    

[Shania POV]

"Tidak, Shania. Aku akan menjelaskan semuanya..."

"DIAM!," aku membentaknya dan langsung memotong pembicaraannya yang tidak berguna itu. Aku sedang tidak ingin tahu dan tidak mau tahu dengan semua ini.

Aku langsung menumpahkan air mataku untuk pria sialan seperti dia. Aku langsung meninggalkannya sambil menangis tersedu-sedu. Aku sudah cinta mati padanya. Semudah itukah dia bermain dengan wanita lain? Semudah itukah dia bisa mengkhianati hubungan yang sudah terjalin selama empat tahun? Ternyata disaat dia tidak bersamaku, dia sedang bersenang-senang dengan para wanita jalang itu.

Aku pulang kerumahku tanpa menaiki taksi. Aku memutuskan untuk berjalan kaki saja. Aku sangat frustasi. Tangisanku belum reda. Hatiku sudah hancur. Mungkin tidak ada yang bisa menyembuhkannya.

Aku akan balas dendam. Aku tidak akan tinggal diam. Mereka pikir mereka akan selamat? Tentu saja tidak. Mereka akan segera musnah dan lenyap di tanganku.

●●●

Sebulan kemudian,

Aku membuka kelopak mataku dengan susah payah. Sinar matahari yang silau berhasil membangunkanku yang tadinya terlelap. Aku langsung bergegas untuk membersihkan tubuhku dan mengganti pakaian.

Hari ini aku mengambil cuti dari pekerjaan modelling. Aku akan menyusun rencana agar aku bisa menyiksanya dengan puas. Tunggu saja, kau akan lenyap malam ini.

Setelah rencanaku sudah tersusun dengan rapi, aku langsung bergegas pergi kerumah wanita itu, namanya adalah Crystal.

Aku sudah menggunakan pakaian serba hitam. Kaos hitam dan jacket hitam, celana legging hitam agar aku mudah untuk bergerak. Sepatu hitam, masker hitam untuk menutupi sebagian wajahku dan sentuhan terakhir, kupluk jacket yang menutupi kepalaku.

Aku sudah sampai dibelakang rumah Crystal. Aku mengintipnya dari jendela dapur, tetapi ia tidak ada di dapur. Aku mengintip seluruh jendela. Aku mengintip jendela kamarnya, dia sedang bersiap-siap untuk pergi. Pakaiannya yang sangat rapi seperti wanita karir. Mungkin dia akan ke kantor? Ah, aku tak peduli.

Aku mendengarnya berteriak, "Bi? Apakah sarapanku sudah siap?"

Bagus. Ini kesempatanku untuk beraksi. Aku langsung membuka jendela kamarnya setelah dia keluar dari kamarnya. Aku masuk dengan mulus dan tanpa ada halangan apapun. Aku langsung mengambilkan botol yang berisi darah ayam. Darah itu sudah kusiapkan saat aku sedang menyusun rencanaku. Aku mengambil kuas lalu kucelupkan rambut kuas itu dan melukis tulisan yang kumau.

Tulisan itu sudah terukir indah di tembok putih kamarnya. Aku sudah tak sabar untuk menyaksikan ekspresinya. Pasti ekspresinya sangat lucu.

Aku keluar dari kamarnya dan jongkok di bawah jendela untuk menunggunya masuk. Sudah hampir lima menit aku menunggu, aku mulai bosan. Setelah rasa bosan sudah menyelimuti diriku, aku mendengar suara pintu terbuka.

"AAAAAHHHHH!"

Tunggu, itu bukan suara seperti gadis muda, suara itu lebih tepatnya seperti suara wanita tua. Aku langsung mengintip dan ingin menghilangkan rasa penasaran ini.

Ternyata, yang berteriak setelah membaca pesan yang kutulis itu adalah asisten rumah tangganya Crystal. Tak lama kemudian, Crystal datang menghampiri asistennya. Matanya langsung mengalihkan pandangannya kearah tulisan yang kubuat. Karena tulisanku lebih menarik daripada asistennya.

Diapun ikut berteriak histeris. Ekspresinya yang sangat lucu. Matanya yang membulat dan mulutnya yang menganga lebar. Aku sangat ingin tertawa terbahak-bahak saat itu. Pesan yang kutuliskan adalah,

"WANITA JALANG LEBIH PANTAS DI NERAKA!"

Aku menuliskan pesan itu dengan huruf balok dan ukuran yang sangat besar. Agar ia bisa membaca dengan jelas apa yang kupesankan. Tugas pertamaku telah selesai, kini aku akan lanjut ke tugasku selanjutnya.

●●●

Aku mengikutinya yang menuju ke kantornya. Aku menaiki mobil hitamku dan mengekor dibelakangnya. Sekarang dia sudah sampai di parkiran perusahaan periklanan. Aku memarkirkan mobilku agak jauh dari kantornya agar tidak ada yang curiga tentang kehadiranku. Aku mengganti pakaianku menjadi pakaian yang formal dan rapi, pakaian itu sudah kusiapkan di dalam mobil. Aku menyamar menjadi wanita yang bekerja dikantor itu.

Dia berjalan kearah meja sekretaris. Dia adalah sekretaris pemilik perusahaan ini. Aku mengintainya dari kejauhan. Ia masih belum meninggalkan mejanya. Aku bersembunyi dibalik tembok yang cukup jauh dari mejanya. Untung saja para pekerja tidak berlalu-lalang didekatku.

Sambil menunggu dia pergi dari mejanya, mataku dengan liar dan tajam menyenter setiap sudut langit-langit untuk memastikan ada cctv atau tidak. Ternyata hanya ada satu cctv yang melekat dipojok kiri dan lebih tepatnya, cctv itu berada tepat diatas kepalaku.

Setelah beberapa menit aku menunggu, ia beranjak dari kursinya. Mungkin atasannya memanggilnya. Aku langsung beraksi. Aku mengeluarkan pistol yang kuselipkan di paha kananku lalu kuarahkan pistol tepat ke arah cctv itu.

Dor!

Suara dari pistolku mengeluarkan suara yang besar dan meledak-ledak. Semua pihak kantor menjadi heboh dan berlarian menuju asal suara dari pistolku. Aku melihat Crystal yang keluar dari ruangan atasannya dengan wajah yang shock. Aku pun mengeluarkan acting-ku seperti para karyawan lainnya. Setelah mereka hoboh dengan kejadian tadi, aku langsung menyelinap kearah Crystal agar aku bisa menangkapnya.

Aku sudah dibelakangnya. Aku langsung memukul belakang kepalanya dengan pistol tadi. Ia langsung pingsan dan aku bergegas membopong tubuhnya yang lumayan berat. Ini adalah situasi yang sangat bagus. Aku bisa menyeret tubuhnya dengan mudah dan tidak ada yang melihatnya.

Aku langsung membawanya ke gudang kantor. Gudang itu hanya berisi kursi dan meja bekas, komputer bekas, dan barang tak berguna lainnya. Aku mengambil pisau silet yang berada di saku bajuku lalu mengukir tulisan di kedua lengan dan pahanya yang mulus dan putih. Aku bisa melihat dagingnya yang merah dan segar. Aku melukiskan tulisan itu sampai membuat darah segarnya bercucuran keluar. Ini sangat mengasyikkan. Kini kulit mulusnya sudah kuberi tattoo yang sangat sempurna.

Setelah aku melaksanakan tugas keduaku. Aku keluar dari gudang dan membiarkan pintu gudang terbuka lebar agar ada yang bisa menolong wanita malang ini.

Sebelum keluar, mataku dengan liar melihat  sekeliling. Syukurlah lorong ini kosong. Aku keluar dengan rasa penuh kebanggaan dan kemenangan. Tugasku belum selesai, aku belum puas bermain.

TO BE CONTINUED...

FOTO DIATAS ADALAH SHANIA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOTO DIATAS ADALAH SHANIA

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT KALIAN♥

A Cursed Red DressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang