5

33 3 0
                                    

...

Mobil BMW maroon terparkir di depan rumahku. Ben membukakan pintu mobil nya mempersilakan ku masuk

Setiap perjalanan mata ku tak lepas memandang wajahnya.

Apartemen Lautner

Ben membuka pintu mobil nya untuk ku...

Badan ku membeku seketika melihat gedung tinggi yang menjulang dan besar.

"apartemen ini milik ibu ku. Bukan aku pemiliknya. Aku tidak suka dengan sesuatu yang berlebihan" ucap Ben dengan nada rendah..

Aku tak bisa mengatakan apa pun. Karena aku tak pernah menginjak kan kaki ku di apartemen semegah ini. Ya karena kehidupan ku sederhana

...

Ben merangkul pinggang ku dengan tangan kirinya sambil melangkah memasuki gedung megah ini.

Di dalam semua tamu undangan berpakaian mewah dan elite. Termasuk Ben juga, iya mengenakan kemeja putih dan jass hitam.

Jenifer, Mr.San, Sila dan Alex semuanya disinih. Semua mata tertujuh pada ku dan Ben

Musik dansa di putar. Ben menganjak ku berdansa

 Ben menganjak ku berdansa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mata kami saling menatap. Dia sepertinya memiliki perasaan yang sama terhadap ku.

Matanya menghipnotis ku untuk mengenalnya lebih dalam. Ada kata yang tak terucap di bibir manisnya. Tangannya merangkul pinggang dan tangan ku erat, seakan dia tak mau kehilangan diri ku.
..

Sungguh aku pun sama sangat menginginkan mu Ben, kau adalah hidup ku. Ucap dalam benak ku

Aku benar benar larut dalam tatapannya...

Musik berhenti...

Ben menggandeng tangan ku menuju sekumpulan orang papan atas.

"Mr.Ben kau mendapatkan bidadari ini dari mana" ucap seseorang yang seumur dengan Ben sambil matanya tertujuh pada ku

"sempurna bukan? Dia gadisku" ucap Ben

Aku berjabatan tangan dengan mereka semua sambil memperkenalkan diri ku. "Elin Arne" ucap ku

....

Ben menarik tanganku keluar. Menuju taman yang begitu indah di dalam apartemen

"nona Elin mungkin ini begitu cepat. Tapi aku menginginkan dirimu. Aku membutuhkan mu untuk membuang-buang waktu ku" kata Ben sambil memeluk ku.

Aku kaget karena Ben memeluk ku dan menyatakan perasaannya. Aku melepaskan pelukannya. Aku tak ingin di anggap murahan. Tapi hati ku mengiyakan pernyataannya. Aku terdiam seketika

Bagaimana ini, di sisi lain aku baru merasakan patah hati karena mantan ku. Aku tidak ingin dia mencintai ku hanya kebetulan. Trauma masih ada di hatiku.

"aku juga memiliki perasaan itu terhadap mu tapi kau harus berjanji untuk tidak menyakitkan ku" kata ku memberikan kesempatan pada Ben

Dia memeluk ku. Aku menangis entah kenapa. Ia usap air mata ku dan mencium dahi ku

...

I live in your love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang