Kekasih masa lalu.

28 2 0
                                    

..

Kami melanjutkan perjalanan. Dan setelah beberapa jam kami sampai di kota paling kecil di london.

Wedding..

"ayo kita turun" Ucap Ben

Kita masuk di sana terlihat pasangan pengantin sedang berdiri di meja jamuan.

Semua tatapan orang di latar rumah dan seisi nya menatap aku dan Ben.

"ini acara pernikahan kan?" Tanya ku

"ya" Balas Ben singkat

"kenapa kau tidak memberitahu ku"

"memangnya kenapa?"

"karena gaun kita berlebihan Ben. Semua orang menatap kita"

"hiraukan mereka semua elin, ini pernikahan adik perempuanku "

"apa?... Adikmu? Kau punya adik?" Tanya ku sontak

Ben belum sempat menjawab tiba tiba pria parubaya memeluk ben.

"apa kabar mu nak?"

"aku baik yah"

"apa dia istri mu nak. Kenapa kau tak mengundang ku?"

"dia calon istri ku"

Jadi ini adalah ayah dari seorang Ben Lautner. Ucap ku dalam benak dan langsung mengenal kan diri ku

"aku Elin Arne tuan" Ucap ku

"aku lim Lautner ayah Ben. Jangan panggil aku tuan nak karena kau calon istri anak ku" Balas ayah Ben ramah

"baiklah tunggu disini sayang aku akan ke dalam sebentar menemui adikku dan suaminya" Ucap ben

Ben meninggal ku bersama ayah nya. Aku dan ayah Ben berbincang mengenai Ben sewaktu kecil.

Setelah beberapa menit aku menyusul ben kedalam.

Langkah ku terhenti tersontak melihat seseorang yang ku cinta sedang di peluk gadis lain. Jelas itu bukan adik perempuan nya yang malam ini menjadi pengantin.

Gadis itu memeluk ben seperti ben itu miliknya kekasih nya.

Aku berjalan mundur dengan tatapan yang masih tertuju pada mereka berdua.

Bruggh.. Tubuh ku menabrak seseorang yang entah siapa. Tiba tiba tubuh ku di balikan menghadap tubuh seseorang yang tak sengaja ku tabrak dengan tubuhku itu. Dia memeluk ku erat.

Pelukan nya aku bisa mengenali nya. Dia adalah Alex. Aku tak bisa melakukan dan berkata apa pun.

Air mata ku menetes, rasanya sesak jika mengetahui apalagi melihat orang yang kita sayangi sedang bersama gadis lain. Walaupun kita tak tau siapa gadis itu dan apa kebenarannya. Yang jelas apa pun kebenaran nya aku tak menyukai pria yang ku cinta bersama gadis lain. Bahkan jika itu pun masa lalu nya.

"jangan teteskan air mata mu elin" Ucap Alex di telinga ku

Alex membawa ku keluar. Aku mencoba menahan genangan air mata ku yang secera pelan menetes di pipi ku.

Alex terus menatapi ku

"elin yang ku kenal tak selemah seperti ini" Ucap Alex menatap ku
"kau tak akan mengerti alex. Betapa sesak nya orang yang kita cinta bersama orang lain" Ucapku lugas sembari meneteskan air mata..

"tenanglah elin mungkin kau salah mengartikan"

"aku tidak bisa setenang itu alex"

Alex mencoba menenangkan ku. Hanya Alex yang saat ini bisa menenangkan ku dengan sikap hangat nya dan kekonyolan nya yang selalu menggoda ku

"dasar gadis cengeng kau ini" Ucap Alex yang sambil mengacak acak rambut ku

"apa? Kau baru saja menenangkan ku dan sekarang mengejek ku" Ucapku kesal sambil melototi nya

"hey nona itu kebenaran nya bukan" Balas Alex

"awas kau tak akan ku bantu mengerjakan tugas lagi" Ancaman ku pada nya

Alex pov..

Setidaknya membuat dia tersenyum dan selalu menjahilin nya bisa memunculkan senyum di bibir nya lebih dari apa pun.

Aku tak ingin dia mengetahui rasa ku, jika itu hanya akan membuat senyum nya menjadi tatapan benci terhadap ku.

Elin pov

Entah mengapa saat aku seperti ini Alex selalu ada di samping ku. Sejujurnya aku merasakan sesuatu dari sikap nya terhadap ku.

Hanya saja aku takut salah mengartikan semua ini. Aku tak ingin kehilangan sosok sahabat seperti Alex. Jika suatu saat penilaian ku terhadap Alex benar, dia pasti tak mengiyakan nya dan akan menjauhi ku.

Aku begitu tau sikap Alex dan aku sangat mengenal nya.

...

I live in your love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang