NADYNE P0V
Aku merasa Calya berubah.
Setiap aku mengatakan nama Jungkook, wajahnya berubah datar.
Molla!
Bukannya aku tidak peduli, tapi kurasa aku takut salah berbuat, jadi ku biarkan saja dia seperti itu. Dia itu sensitif, jadi aku takut akan menyakitinya kalau saja aku terlalu banyak berbuat.
Pagi ini, aku dan Jungkook akan mengambil gambar di Namsan Tower.
Aku membawa jaket yang Jungkook pinjamkan semalam.
Dengan memakan waktu 45 menit, aku pun tiba di Namsan Tower.
Aku mencari keberadaan Jungkook sambil mengambil gambar yang menurutku memiliki view yang bagus.
"Nadyne"
Aku pun menoleh dan Jungkook berdiri di depanku, aku tersenyum melihat keberadaannya.
"Jungkook-ssi!"
"Ayo, tujuan pertama kita adalah ke sana" ajak Jungkook sambil menunjuk tempat yang menyajikan pemandangan yang menurutku sangat indah.
"Woah, kajja!" Aku berjalan mendahului Jungkook.
.
.
.
.
.
Sekarang telah menunjukkan pukul 12.30, aku dan Jungkook pergi ke restoran untuk makan siang.
Setelah makan siang, Jungkook memutuskan agar kita segera pulang. Karena Jungkook tidak sabar untuk mencuci hasil jepretannya itu.
⌚️ 14.45 KST
Setelah sampai di appartement, aku langsung membersihkan badan dan mengganti baju.
Aku membutuhkan waktu 30 menit untuk melakukan itu semua.
Setelahnya aku langsung duduk di pinggir tempat tidur dan melihat hasil foto jepretanku.
Aku men-slide satu persatu, dan mendapati foto Aku, Gavriel, Calya, Vi dan Shadina sedang tersenyum di dalam foto itu.
Foto itu sudah diambil sejak kami masih duduk di bangku SMP kelas 3.
Aku sangat menyayangi mereka. Mereka adalah the real friend.
Mereka sangat mengerti aku, tapi aku merasa ada yang aneh disini. Bukan karena Gavriel, Shadina atau Vi. Tapi, karena Calya. Aku hanya mencoba menutupinya dengan positive thinking.
'
.
,
"
-
:
~
*
Aku sedang menikmati suasana senja di balkon kamarku.
Akhir-akhir ini aku dekat dengan Jungkook, ya karena kami memiliki kesamaan hobi. Yaitu, fotografi.
Kami jadi sering berjanjian di suatu tempat untuk mengambil gambar dengan view yang bagus.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER ENDED
Teen Fiction" It's never over for us, until the end of time we must remain a best friend, promise? " Perjanjian tak tertulis namun masih menempel di otak mereka masing-masing. Aku, kamu, bahkan author pun tak tahu sampai kapan persahabatan mereka. -jan 2017
