"Seokjin-ah, can i tell u now?"
"Ne, palliwa!"(iya, cepat)haahh...
Hembusan nafas kasar membuat Seokjin menoleh ke arah Calya.
Wajah sendu Calya membuat Seokjin ingin segera mendengar ungkapan sahabatnya tersebut."Apa aku salah jika memiliki perasaan pada sahabatku sendiri?
Apa aku salah dengan semua perasaan ini? Haruskah aku hapus semua perasaan ku padanya?"Raut wajah Seokjin kebingungan, ia tak mengerti apa yang di bicarakan oleh Calya. Namun Seokjin berusaha menjadi pendengar yang baik, ia ingin mendengar penjelasan Calya terlebih dulu.
"Aku..."
"Aku menyukai Jungkook"
Seokjin yang mendengar ungkapan tersebut pun kaget.
"Are you serious?" tanya jin kepada Calya untuk memastikan.
"Yes! And now i can't do anything except wait for him, and i don't now when this situation will ended" tutur Calya dengan raut wajah sendu.
Seokjin mencoba membenarkan posisi duduknya agar dapat melihat Calya lebih jelas.
"Cal?" panggil Seokjin.
"Jika kau menyukai seseorang itu wajar dan jangan salahkan hatimu yang telah menghadirkan rasa itu untukmu. Jangan pernah menyesal dengan keputusan hatimu, hatimu berhak memilih siapa yang pas untuk mendampinginya, dan jangan sia-siakan anugerah Tuhan itu. Dan kau juga harus berusaha untuk menghadirkan perasaan di hati Jungkook agar hatinya dapat memilih hatimu sebagai pelengkap warna di dalam sini" jelas Seokjin sambil memukul-mukul dadanya seolah mempraktekkan jawabannya.
"Tapi jelas Jungkook tidak menyukaiku, dan... " ucap Calya tanpa menyelesaikan kalimatnya dengan air muka sedih.
Raut wajah Seokjin berubah menjadi bingung karena Calya tidak menyelesaikan kalimat yang dia ucapkan.
"Dan apa?" tanya Seokjin.
"Sahabatku juga menyukainya, dia begitu bahagia bisa dekat dengan Jungkook." ucap Calya.
"Sahabatmu? nugunde?" (siapa) tanya Seokjin.
"Na-nadyne"jawab Calya sambil menundukkan kepalanya.
"Apa kau sedang bercanda?" tanya Seokjin sekali lagi.
Calya hanya menggelengkan kepalanya.
Dalam sekejap ucapan Calya membuat mereka bertukar posisi.
Seokjin dengan raut wajah kecewa dan Calya yang justru penasaran ada apa dengan Seokjin pun tak langsung mendesak mempertanyakan.
Calya menunggu sampai Seokjin membuka mulutnya dan menjelaskan.
"Aku menyukainya"
Sangat lirih tapi mampu ditangkap oleh daun telinga Calya dan dibawa masuk ke dalam otaknya untuk di cerna.
"Dangsineun Nadyne johae?" (kau menyukai Nadyne?)
"Sama sepertimu sepertinya" ujar Seokjin dengan suara lemah
"Lalu, apa aku harus melepaskannya? Apa aku harus menghilangkan perasaan ini Seokjin-ah"? tanya Calya dan dibalas dengan gelengan kepala cepat dari Seokjin.
"Darimana kau tahu bahwa Nadyne menyukai Jungkook?" sekarang Seokjin yg bertanya.
"Aku hanya menebak, mudah sekali ditebak dari raut wajahnya ketika berada di dekat Jungkook dan ketika mereka pergi bersama"
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER ENDED
Teen Fiction" It's never over for us, until the end of time we must remain a best friend, promise? " Perjanjian tak tertulis namun masih menempel di otak mereka masing-masing. Aku, kamu, bahkan author pun tak tahu sampai kapan persahabatan mereka. -jan 2017