SEOKJIN P0V
Malam ini udara berhembus menusuk kulitku dengan lembutnya.
Udara malam ini memang sangat dingin, dan aku pun memutuskan untuk keluar apartement untuk memakan tteobokki dan dongtae jiggae di kedai shin ahjumma. Ya, kedai shin ahjumma memang tempat langganan ku dan teman-teman. Tempatnya selalu ramai pengunjung karena dongtae jiggae nya yang sangat lezat.
Di malam yang dingin ini pun, aku memutuskan pergi ke kedai shin ahjumma. Aku juga rindu ochatea buatannya. Ku rasa semua yang ia buat selalu lezat.
Aku pergi sendiri, karena yang Namjoon, Hoseok, Yoongi, Jimin maupun Taehyung tidak mau beranjak dari tempat tidurnya yang dilengkapi dengan penghangat ruangan apartement.
Ah Jungkook!
Semoga dia belum tidur.
Saat aku memasuki kamarnya, aku tidak melihatnya di tempat tidur.
Aku pun menyusuri kamarnya dan menemukannya sedang berdiri di balkon.
"Jungkook-ah" panggilku
"Nde?"
"Apakah kau mau ikut denganku makan di kedai shin ahjumma?"
"Ah, udara memang sangat dingin, dongtae jiggae dan ochatea buatan shin ahjumma mungkin akan menghangatkan tubuhku. Tapi, aku sangat malas keluar sekarang."
"Jadi kau tidak ikut?"
"Tidak, aku hanya ingin menikmati pemandangan disini."
"Yasudahlah aku pergi dulu, jangan terlalu lama di luar, kau bisa sakit nanti!"
"hmm"
Aku pun pergi sendiri ke kedai shin ahjumma, letaknya memang sangat dekat dengan appartement. Tapi, mungkin karena udara yang dingin membuat perjalanan ku ini semakin jauh.
Setelah sampai di kedai, aku langsung memesan menu andalanku.
30 menit aku selesai, dan segera pergi ke minimarket.
Aku berniat ke minimarket untuk membeli beberapa makanan ringan dan soda.
.
.
.
.
.
.
.Setelah keluar dari minimarket, aku memutuskan untuk pulang karena aku harus mempersiapkan untuk mata kuliahku esok.
Jalanan menuju appartement sudah sangat sepi, memang karena waktu sudah menunjukkan 11 malam.
Sekitar 500m menuju appartemen, aku medengar suara teriakkan perempuan yang tak terlalu jelas.
Aku langsung berusaha mencari dimana asal suara tersebut.
Aku menemukannya!!
Di sebuah gang kecil,
aku berusaha memperbesar langkahku menuju asal suara.
Di gang ini terdapat banyak sekali botol soju yang berserakan dan baunya alkoholnya amat sangat menyengat!
Semakin mendekat, aku semakin mendengar jelas suara perempuan tersebut.
Aku takut terjadi sesuatu pada perempuan itu.
Perlahan aku melihat segerombolan lelaki sedang memojokkan seorang perempuan di tembok yang tempatnya amat sangat sempit dan salah satu lelaki brengsek itu mencoba menyentuh perempuan tersebut, tapi perempuan tersebut berusaha keras melawannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER ENDED
Teen Fiction" It's never over for us, until the end of time we must remain a best friend, promise? " Perjanjian tak tertulis namun masih menempel di otak mereka masing-masing. Aku, kamu, bahkan author pun tak tahu sampai kapan persahabatan mereka. -jan 2017