L A R A - ONE

127 11 5
                                    

Sangat disayangkan, terkadang hati jatuh kepada orang yang tidak bisa dimiliki.

- R

***

Alana dikagetkan dengan bunyi hp nya pertanda ada line yang masuk, ternyata itu dari Aranza.

Eza❤

Na, gue udah dirumah lo nih buru

"Alana, Aran udah nungguin kamu nih." teriak Mama dari lantai bawah

"Iya Mah bilang Eza bentar."

Dari pertama Alana jadi sahabat Aranza, Alana memang memanggilnya dengan panggilan "Eza" entahlah ide yang muncul dari mana, padahal orang-orang memangil laki-laki itu "Aran".

*flashback on

"Gue heran deh kenapa lo dipanggil Aran, kan bagusan Eza gitu walaupun agak jauh sih dari nama lo haha." Alana

"Haha ya kan nama gue Aranza, gimana sih lo Na." jawab Eza

"Tapi gue gasuka, boleh ga kalo gue panggil lo Eza biar gampang gitu." pinta Alana

"Boleh ko, lo boleh panggil gue apa aja haha." balas Eza

"Bener ya awas kalo lo bohong."

"Iya Ana, Apasih yang enggak buat lo."

"Gombal lo." balas Alana dengan cepat

"Yeee malah dikatain gombal lagi, beneran deh cuma orang yang gue sayang yang boleh manggil gue nama lain." jawab Eza

Alana hanya membalas perkataan Aranza dengan senyuman, ia tersipu malu.

"Lo kan sahabat gue jadi gue sayang dong." sambung Eza

Seketika raut wajah Alana berubah sendu.

"Jadi mulai sekarang gue boleh manggil lo Eza kan?" tanya Alana dengan tidak sesemangat tadi

"Ya boleh dong."

*flashback off

Entah sejak kapan perasaan suka ini muncul, Alana sendiri tidak menyadari.

Sepertinya saat pertama kali mereka bertemu.

"Ayo Za nanti telat." sahut Alana sambil menuruni tangga

"Gue yang seharusnya bilang gitu." Eza

*SMA CENDRAWASIH

"Na gue duduk sama lo ya." pinta Eza

"Lo ga bosen apa Za? Dari kelas 10 loh kita."

"Ya gapapa kan bareng lo ini."

"Iya iya" sahut Alana

Ditengah perbincangan mereka berdua, tiba tiba ada seseorang yang menyapa.

"Hai" sapa orang yang duduk dibelakang Alana

"Eh, hai" sapa Alana

"Gue Yashinta Putri panggil aja Shinta, salam kenal ya."

"Oh iya gue Alana Dhicta, panggil aja Ana. Ini sahabat gue Aranza Pradipta."

"Hai." sapa Yashinta kepada Eza

"Hai Shinta, panggil aja Aran. Btw ko gue gapernah liat lo ya?" tanya Eza

"Iya gue jarang berbaur sih jadi sedikit yang kenal sama gue." ucap Shinta sambil tersenyum memandang Eza

Tiba-tiba kelas dikagetkan dengan sosok laki-laki yang muncul sambil menendang pintu

"Eh eh gue duduk dimana nih?" orang itu adalah Vano, ya dia
Giovano

"Lo apa apaan sih masuk kelas main marah-marah aja". Sahut cewe yang duduk didepan

"Ya elu apaan bukannya nyariin tempat duduk buat gue." balas Vano

"Yeee siapa elu"

"Woi Vano, sini dibelakang gue." sahut Eza

"Woi Ran sekelas lagi kita, masih duduk sama Ana aja lo bosen gue." ya Vano adalah teman Eza kelas 11

"Gue yang duduk bareng Ana kok lo yang bosen." sahut Eza

"Oh iya gue lupa haha." Vano memang begitu, lucu. Tapi Eza lebih lucu bagi Alana. Ah apa apaan ini.

"Eh gue gapapa nih duduk sama lo?" tanya Vano kepada Yashinta

"Ya mau gimana lagi gaada yang kosong kan." jawab Yashinta

"Lo baik deh, makasih ya." balas Vano

*Kantin

Mereka ber4 sedang asik nongkrong dikantin, tiba-tiba Alana dikagetkan dengan ucapan Eza.

"Shin gue boleh minta id line lo?"

"Oh iya boleh" balas Shinta dengan senang, ini yang dia tunggu dari tadi

Entah kenapa hati Ana sangat sakit mendengar ucapan Eza, seperti ada benda berat yang menimpa hatinya.

"Wah gercep nih lo Ran" sahut Vano

"Iri aja lo No, kita kan temen ya gak Shin?" Eza

"Iya lo gimana sih No." sahut Shinta

"Temen tapi demen, eh btw lo napa diem aja Na? Lo sakit?" tanya Vano kepada Alana

"Eh- engga kok gue lagi badmood aja." balas Alana dengan cepat

"Gue kira lo cemburu Na haha?" ledek Vano

"Cemburu kenapa Na?" tanya Eza

"Enggak ko siapa yang cemburu, Vano nih ngawur lo percaya lagi". Alana

"Kenapa harus disini Za? Kenapa harus didepan gue?" batin Alana

"Gue curiga sama Alana" batin Shinta

"Gue harus cari tau." sambung Yashinta lagi


Terima kasih masih betah baca cerita ini!!!

- Rianti Wulandari

LARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang