***
Sudah dua hari Alana tidak sekolah dan sudah dua hari pula Alana menghidari laki-laki itu. Aranza.Jangan tanya kenapa karena Alana juga tidak tahu alasannya. Ia hanya ingin sendiri untuk saat ini menenangkan pikiranya.
Saat bel istirahat berbunyi Shinta langsung mengajak Aranza pergi ke kantin, menghiraukan Vano.
"Tunggu Vano dulu Shin." sela Eza disaat Shinta menariknya ke kantin
"Lo apa-apaan sih Shin, ke kantin cuma ngajak Aran." pekik Vano saat melihat Shinta yang mau meninggalkanya
"Vano, lo kan bisa nyusul." jawab Shinta
"Tapi kan gue temen lo dan Aran juga, gak etis aja kalo lo cuma ngajak Aran." Jelasnya
"Berasa ga dianggap." sambung Vano lagi
"Baper lo." jawab Shinta asal
"Yaudah ayo malah berantem." sahut Eza
*Kantin
"Gimana keadaan Ana, Ran?" tanya Vano kepada Eza
"Emm- gue belum tahu No." jawab Eza
Memang Aranza belum tahu bagaimana keadaan Alana, karena perempuan itu belum mau bertemu dengannya untuk saat ini.
Mungkin masih "sedikit" KECEWA. Ralat bukan sedikit tapi "banyak".
"Gimana sih lo Ran? dia kan sahabat lo." tanya Vano sedikit heran karena Aranza tidak tahu apa-apa tentang Alana.
"Ya gue belum tahu mau gimana dong? Walaupun dia sahabat gue juga gue gak bisa maksa kalo dia gamau diganggu." jawab Eza sedikit emosi
"Mangkanya lo sadar diri dong, sampe-sampe Ana gamau diganggu gitu." sahut Vano tak kalah emosi
Aranza hanya diam mendengar ucapan Vano.
Laki-laki itu tidak usah susah payah mengingatkan Aranza untuk sadar diri, karena Aranza sudah menyadari bahwa Ia bersalah. Baguslah.
"Kenapa lo sewot banget sih." balas Eza
"Sebagai teman yang baik gue khawatir sama keadaan Ana." jawab Vano menekankan kata "teman yang baik".
"Gak biasanya gue liat Ana sakit lama gini." sambung Vano lagi
Tidak lama Vano mengeluarkan kata-kata itu, Ia langsung berdiri meninggalkan kantin.
SKIP
Hari ini Aranza mencoba mengirimi pesan kepada Alana sebelum dia kerumah untuk menjemput perempuan itu.
Aranza berharap sahabatnya itu sudah kembali bersekolah hari ini.
Tapi tidak ada jawaban yang Aranza dapatkan. Ia memutuskan untuk langsung kerumah Alana.
"Alana udah baikkan kok Ran, tapi dia masih butuh istirahat hari ini." penjelasan Mamanya Alana membuat Aranza sedikit lega
"Ana masih gamau di ganggu tan?" tanya Eza
"Tante udah ngomong, tapi dia masih mau sendiri katanya." jawab Mama Alana
"Mungkin Ana masih kecewa sama saya tan." jawab Eza
Tidak heran karena Dhanty sudah mengetahui masalah yang dialami putrinya dan Aranza.
"Yasudah kamu berangkat sana nanti telat, nanti kamu kesini lagi aja ya." balas Dhanty
"Iya makasih tante." Eza pun bersalaman dan meninggalkan rumah Alana
Sesampainya disekolah Aranza langsung mendapat pertanyaan dari Vano.
KAMU SEDANG MEMBACA
LARA
Ficção AdolescenteKENAPA kau baru menyadari? Ketika aku mencoba untuk pergi dan melupakan perasaan ini. - Alana Mungkin memang salahku yang menyukaimu Za, tapi percayalah aku tidak bisa mengendalikan rasa ini. - Alana Maaf karena perasaanku, persahabatan kita tidak...