L A R A - THREE

97 9 3
                                    


***

S

ejak kepergian Aranza semalam kerumah Yashinta sahabatnya itu tidak memberi kabar kepada Alana, setidaknya Alana hanya ingin mendapat kabar seperti biasanya dari Aranza atau hanya sekedar ucapan selamat istirahat.

06:00

Sejak tadi Alana menunggu kedatangan laki-laki itu kerumahnya seperti biasa.

Tiba-tiba Alana mendapat pesan line yang ternyata dari laki-laki yang sedang dia tunggu, Alana tersenyum puas dan langsung membuka nya.

Tapi senyuman itu langsung hilang ketika melihat apa yang Aranza kirimkan kepadanya.

Eza❤

Na maaf gue gabisa berangkat bareng lo, gue ada keperluan

Alana

Hmm oke, gue bisa bareng bokap kok Za

Pagi-pagi Aranza susah membuat hari Alana menjadi gelap.

Kemana laki-laki itu sampai tidak bisa berangkat bersama nya? Ah sudahlah mungkin dia ada tugas Alana akan menanyakannya nanti kepada laki-laki itu.

Alana berfikir bahwa Aranza sedikit berubah sejak semalam. Ada apa ini? Siapa yang salah disini? Apa Alana salah? Jelas-jelas dia tidak menunjukkan perasaan nya kepada Aramza tetapi kenapa Alana merasa cowok itu berubah? Seperti akan pergi menjauh perlahan-lahan.

Akhirnya Alana berangkat bersama ayahnya.

Pada saat Alana ingin turun dari mobil, Ayahnya menanyakan tentang Aranza yg membuat Alana tidak jadi turun.

"Tumben kamu bareng Ayah, Aran kemana emang?"

"Eza- eh maksudnya Aran ada keperluan Yah jadi dia dateng lebih pagi." jawab Ana

"Oh yasudah, Ayah berangkat ya kamu masuk sana." balas Ayah

"Iya Yah, hati-hati." Ana bersalaman dan memasuki sekolah

***


Alana dikagetkan dengan kedatangan Vano

"Woi Na." ucap Vano sambil menepuk bahu Ana

"Eh No, lo ngagetin tau gak."

"Gue yang kaget nih ngeliat lo berangkat sendiri, Aran kemana?" tanya Vano

"Kata nya sih dia ada keperluan." balas Ana

Vano hanya diam, lalu tidak lama kemudian Vano melanjutkan pembicaraannya.

"Oh itu yang dia maksud keperluan?" tunjuk Vano kearah motor yang baru masuk pekarangan sekolah menuju parkiran.

"Maksud lo No?" Ana belum menyadari yang dimaksud Vano

"Gue ganyangka dia rela ngebiarin sahabat nya berangkat sendiri padahal rumah kalian depan-depanan." kata Vano sambil tertawa meringis

Alana mengikuti arah yang sedang di maksud Vano

Ternyata Aranza baru sampai, Alana kira dia sudah dari tadi berada disekolah.

Alana kira juga Aranza berangkat sendiri, tapi tenyata... Perkiraan yang salah.

Tiba-tiba Vano dikagetkan dengan Alana yang tertawa garing.

"Hahahaha biarin aja No, mungkin Eza lagi bahagia." sahut Ana

"Sampe harus ngebiarin lo berangkat sendiri ya?" balas Vano

"Gue ga sendiri ko, gue bareng bokap hehe." jawab Ana memecahkan ketegangan

LARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang