***
Saat ini Aranza senang karena bertemu dan mengobrol dengan Shinta. Agak dipaksakan senang lebih tepatnya, karena mengingat suatu hal yang sedang dia jalani.
Menghilangkan sebuah perasaan ke sahabatnya sendiri.
Tapi Aranza kembali teringat bahwa dia kesini bersama Alana.
Sial! Dia melupakan perempuan itu. Dia mengecek hp nya yang ternyata ada pesan dari Alana, kira-kira 30 menit yang lalu.
"Shin maaf ya gue harus duluan, gue harus nyamperin Ana." pinta Eza
"Bentar lagi kali Ran, kita kan lagi asik ngobrol, Ana masih ditoilet paling." dari tadi Shinta berusaha menahan Eza untuk pergi
"Gue gabisa Shin, gue udah kelamaan kasian Ana." ucap Eza
"Ana lagi Ana lagi." batin Shinta kesal
"Gue duluan Shin." pamit Eza
"Makasih ya Ran udah bantuin." balas Shinta dengan muka kesal
Tetapi setelah itu Shinta tersenyum puas karena berhasil mengganggu waktu Aranza dan Alana.
Aranza hanya mengangguk dan langsung pergi meninggalkan Shinta.
Saat Aranza tiba ditempat ia menunggu Alana tadi, ternyata tidak ada siapa-siapa. Alana juga sudah tidak ada ditoilet.
Aranza pun berfikir untuk menelpon Alana, tetapi tidak ada jawaban dari perempuan itu. Aranza susah melakukannya sebanyak 20 kali lebih.
Tiba-tiba handphone Aranza bergetar menandakan ada pesan line yang masuk. Aranza langsung cepat-cepat mengecek kalau saja itu dari Alana.
Ya ternyata benar dugaanya.
Alana D
Gue udah pulang Za, jangan nelfon lagi, gue capek.
Aranza menatap pesan itu dengan perasaan bersalah. Dia yang mengajak Alana pergi bersamanya tapi dia juga yang rela membiarkan Alana menunggu lama dan pulang sendirian.
Tanpa pikir panjang Aranza langsung berlari ke parkiran dan menjalankan motornya dengan kencang menuju rumah.
Aranza berhenti didepan rumah Alana lalu mengetuk pintunya sambil mengucapkan salam.
Terdengar jawaban dari dalam, tetapi bukan orang yang dia inginkan yang keluar, melainkan Mamanya Alana.
"Tante Ana nya udah pulang?" tanya Eza dengan sangat hati-hati
"Ana udah pulang Ran, tapi dia keliatan capek banget." jawab Mama Ana
"Sekarang Ana lagi ngapain tan? Aran boleh ketemu" tanya nya lagi
"Maaf banget ya Ran tapi Ana gamau diganggu katanya." kata-kata itulah yang diminta Alana kepada Mama nya jika Eza datang kerumah untuk menemui dirinya
"Oh yaudah Tante makasih ya." dengan raut muka yang tidak bisa terbaca Eza meninggalkan rumah Alana
Sesampainya dirumah Aranza, laki-laki itu memasuki kamarnya dan mengirimi pesan kepada Alana, tidak terhitung berapa banyak.
Dengan kata-kata yang sama.
Ana gue minta maaf banget.
Disisi lain Alana hanya memandangi hp nya yang banyak terdapat pesan masuk dari Aranza
Eza❤
Ana gue minta maaf banget
Alana hanya melihatnya tanpa niat untuk membalas.
Kenapa Alana semarah ini? Seakan akan akan Aranza adalah miliknya. Ya eza memang milik Alana sebagai "sahabat".
Siapa yang tidak marah? disuruh menunggu itupun lewat pesan, menunggu yang sangat lama. sendirian pula.
Siapa yang tidak marah? Alana tanya sekali lagi! Apalagi alasan disuruh menunggu itu karena dia sedang bertemu dan mengobrol dengan gebetannya.
Oh tuhan, kenapa cepat sekali kau ambil kebahagiaan Alana bersama Aranza.
Akhirnya Alana memutuskan untuk tidur. Alana tidak berbohong dia benar-benar merasa sangat capek hari ini.
Pagi ini Aranza datang menjemput Alana seperti biasa. Alana mengetahui itu, karena terdengar suara laki-laki itu dari kamarnya.
Alana sudah bilang kepada Mamanya bahwa ia tidak sekolah hari ini, kepalanya terasa sangat berat.
"Ana ga sekolah Ran, dia sakit." kata Mama Ana kepada Eza
"Ana sakit apa tante?" panik Eza
"Dia gapapa ko cuma kecapean aja."
"Oh yaudah deh tante kalau gitu Aran berangkat dulu. Nitip salam buat Ana." balas Eza sambil tersenyum dan pamitan
"Iya Ran, hati-hati ya."
Sebelum Aranza menjalankan motornya dia mengirimi pesan kepada Alana.
Eza❤
Cepet sembuh Na, maafin gue sekali lagi
Pesan itulah yang sedang dipandang oleh Alana sekarang.
Alana D
Makasih za
Hanya itu balasan yang Alana berikan.
Aranza tersenyum singkat dan langsung menjalankan motornya
Sesampainya Aranza disekolah, dia langsung duduk dibangku nya seorang diri, tanpa Alana. Aranza merasa sangat kesepian biasanya dia selalu bersama sahabatnya itu.
"Ran, ngelamun aja." ucapan Shinta yang tiba-tiba, membuat Aranza sedikit kaget
"Eh Shin enggak kok perasaan lo doang kali haha." elak Eza
"btw Ana kemana?" tanya Shinta
"Ana sakit dia gak sekolah." jawab Eza
"Gue boleh duduk sini gak? Sampe Ana sembuh." pinta Shinta
Aranza memikirkannya sejenak lalu mengiyakan permintaan Shinta.
"Makasih Ran." ucap Shinta sangat kesenangan
Shinta sangat gencar sekarang untuk mendapatkan Aranza. Apalagi sedang tidak ada Alana disisi Aranza.
Terima kasih masih betah baca cerita ini!!!
- Rianti Wulandari
KAMU SEDANG MEMBACA
LARA
Teen FictionKENAPA kau baru menyadari? Ketika aku mencoba untuk pergi dan melupakan perasaan ini. - Alana Mungkin memang salahku yang menyukaimu Za, tapi percayalah aku tidak bisa mengendalikan rasa ini. - Alana Maaf karena perasaanku, persahabatan kita tidak...